Liam POV
2 bulan berlalu, dan si fans bawel masih saja melakukan kegiatannya yang membuatku risih dan terganggu itu. Ugh.
Aku sangat penasaran, siapa sih dia sebenarnya?
Tangan Zayn membuyarkan lamunanku, "Woy! Ngelamun aja siang-siang"
"Hmm.. Aku penasaran dengan si fans bawel. Kira-kira dia siapa ya?" Tanyaku. Zayn, Harry, Louis, dan Niall mengangkat bahu mereka.
Drrt.. Drrt..
Oh fuck. Dia lagi.
From : Unknown Number
Apakah kau baru saja menyebutku fans bawel? Teganya kau:(
Lagi-lagi aku berdecak sebal. Keempat sahabatku sudah tau kalau aku sebal seperti ini, pasti kerjaan si fans bawel/maniak itu.
"Again?" Tanya Harry. Aku mengangguk, "Jujur saja, aku risih"
"Akwu adwa idwe!" Ujar Niall tiba-tiba, dengan mulut penuh keripik kentang. Sungguh menjijikan.
Louis yang mual dengan aksi Niall barusan angkat bicara, "NIALL! TELAN MAKANANMU BARU BICARA!"
"Aye aye captain Lou" Ia menelan keripik kentangnya, "Jadi begini......"
Niall memberi tau semua rencananya.
Dan ternyata, rencananya cukup bagus! Tak kusangka, bocah yang tukang makan ini pintar juga!
"Good idea, Nialler"
***
To : Unknown Number
Hey, Maniak. Apa kau mengerti PR Matematika yang baru saja diberikan oleh Miss Laura?
SENT!
Aku tersenyum puas. Ini adalah bagian dari rencanaku, hahaha.
Drrt.. Drrt
From : Unknown Number
Tentu saja aku mengerti. Kenapa, Li?
Xx
Aku membalas pesannya.
To : Unknown Number
Bisa bantu kerjakan PR ku?
SENT!
Drrt.. Drrt..
From : Unknown Number
Bukankah sudah kubilang bahwa aku belum siap membongkar identitasku, Li? Aku sungguh belum siap!
Xx
Aku segera membalasnya.
To : Unknown Number
Mmm, baiklah. Begini saja. Kau ambil buku matematikaku di aula sekarang. Kau malu kan bertemu denganku?
SENT!
Drrt.. Drrt..
From : Unknown Number
Baiklah.
Xx
Yes! Dia mau menurutiku!
Ya, rencananya simple tapi bagus. Aku menyuruh si maniak ke aula dan aku akan memergokinya.
Jahat?
Kejam?
Licik?
Terserah.
Persetan dengan itu semua. Aku risih!
