"Aku membencimu" kata Suara lembut itu
"Bencilah aku sesukamu" Jawab Suara berat ituHanya ada isak tangis dari seorang gadis yang memenuhi ruangan tersebut, tidak ada ucapan yang ingin keduanya ucapkan, mereka memilih diam dan hanyut ke dalam masalah mereka saat ini, hanya ada sakit, penyesalan yang memenuhi seluruh jiwa mereka.
"Aku ingin mengubah semuanya" Kata Atta ( Nathan )
"Percuma, semua sudah terjadi, andai waktu itu kau mendengar apa yang aku bilang, pasti ini semua tidak akan pernah terjadi" Jawab Amel masih dengan isak tangis yang menyelimuti dirinya.
💌💌💌💌
Pelangi emang indah untuk pertama kali, ia muncul bukan hal yang mudah untuk melihat sebuah keindahan, butuh proses untuk membentuk lengkungan indah warna-warni itu, tetapi itu semua hanya bersifat sementara dan akan pergi sesuai yang ia ingin.
Pagi ini pagi yang unik menurut gadis berkaca mata besar, dengan kulit putih pucat dan rambut coklat susu yang ia gerai pagi ini, menampakkan wajah manis dan cantik dari pesona yang ia tampakkan, gadis keturunan cina itu, tanpak menyambut paginya, setiap hari.
Nadzhia Ameliana Tirja adalah anak dari seorang pengusaha besar yang ada di Cina, ia menetap di indonesia karna keinginan Bunda yang bernama Jia Xiolena Tirja karna cintanya terhadap negaranya dan Ayahnya bernama Zeno Chasco Tirja, ia mempunyai dua kakak laki-laki yang bernama Afgan Zhileyo Tirja dan Xio Fandra Tirja.
"Pagi semuanya" Sapa Amel
"Pagi" Jawab mereka kompak
"Bun, Amel berangkat sama Bunda ya?" Minta Amel di sela sarapan paginya
"Enggak sama kakak" Kata Xio bingung"Enggak kak, Amel mau sama bunda" Tolak Amel dan ia kembali menyuap nasinya
"Baiklah nak, nanti bunda anter kamu, sekarang habiskan sarapanmu" Kata Jia, dan di jawab oleh anggukan saja dari Amel"Yah, nanti Xio pulang malam" Kata Xio
"Ada apa, tumben sekali" Jawab Zeno
"Iya yah, ntar ada eskul di sekolah" Kata Xio"Bukannya sampai sore kan kak, kenapa sampai malam" Sela Amel
"Ya karna, di pilih buat pertandingan Basket minggu depan," Kata Xio jujur"Boleh kan yah" Katanya lagi
Terdengar helaan nafas dari ayah dan ia menatap lekat wajah putranya
"Baiklah, ayah izinkan""Beneran yah"
"Iya nak" Katanya dan mengusap kepala anaknya penuh sayang.
"Kak af, nanti jemput Amel ya?"
"Iya sayang, nanti kakak usahain pulang dari kerja ya"
"Makasih kak, sayang deh"
"Kakak lebih sayang Amel"
💌💌💌💌
"Ehh, tu Amel dateng" Kata Sena
"Eh iya, lama gue tunggu" Gerutu Civa
"Pada nunggu gue ya" Ledek Amel yang sudah memasuki ruang kelasnya"Anjir lu"
"Pede amat"
"Gak"
"Ngarep"
"Eh iya! gue lupa, bawa filenya buat presentasi nanti" Kata Amel Santai dan ia duduk di bangkunya
"Gila lu, gue tunggu lu dari tadi, nyatanya lu kagak bawa" Kata Civa"Heemm mau gimana lagi, kalo lupa" Elak Amel
"Gimana sih lu, nanti bu gurmi marah gimana? Apalagi itu guru, guru killer mel" Kata Civa ngegas"Santai, gampang soal itu"
"Santai gimana mel"
"Anjir lo, kayak sekolah milik bokap lo aja"
Amel menghela nafasnya melihat teman-temannya ini,
"Lu kagak cek grup hah?" kata Amel acuh
"Emang ada apa di grup" Tanya Civa
"Hooh! Gak penting juga"Tambah Cakra
"Kagak punya paket" Kata Sena"Kenapa yak!! Gue punya temen lelet banget, kayak siput ke kecejur selokan" Kata Amel geregetan di buatnya
"Yeah...tinggal kasih tau aja, apa susahnya sih" Kata Jago"Bukannya gue gak mau bilang, lo nya aja yang males" Ejek Amel
"Anjir!! Itu mulut pedes banget" Kata Nada
"Cabe dong gue" Jawab Amel"Noh bener, Cabenya XI IPA 5" Kekeh Sena,
Sena langsung mendapat jitakan di kepalanya, karna ucapannya barusan."Duh mel, lu kok main tangan sih, sakit tau"
"Siapa suruh ngatain gue cabe"
"Canda kalik mel"
"Bodo gak ngurus gue"
Setelah itu bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran pertama akan di mulai, dan guru mapel akan segera masuk ke kelas.
Assalamualaikum.... Readeas setia author ini cerita ke tiga author semoga suka ya!!!
Jangan lupa vote dan comennya ya readeas
Sayang deh😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Air Mataku
Teen Fiction"Aku membencimu" kata Suara lembut itu "Bencilah aku sesukamu" Kata Suara berat itu Hanya ada isak tangis dari seorang gadis yang memenuhi ruangan tersebut, tidak ada ucapan yang ingin keduanya ucapkan, mereka memilih diam dan hanyut ke dalam masala...