Dinding ibarat seperti pelindung yang kuat dan meruntuhkan, sama seperti Suami melindungin dan menjagai keluarga semampu yang ia bisa, Suami akan gugur ketika sang kholid telah memanggilnya.
Menanti demi seseorang itu rasanya pahit, walau dunia yang ia jalani begitu manis dan penuh kasih sayang yang melimpah, karna kopi tak semanis gula.
"Nathan lo udah ngerjain PR Kimia belum" Kata Arga yang baru saja datang dan langsung menerjang tempat duduk Nathan.
"Udah" Jawab Nathan dingin dan singkat.
"Gua pinjem dong" Kata Arga, dengan ekspresi sedihnya, namun Nathan memandangnya seperti orang jijik.Nathan langsung menatap ke belakang, melihat sahabatnya yang asik menyalin jawaban yang ada di bukunya, Nathan menggeleng-gelengkan kepalanya dan berganti menatap Arga dengan ekspresi yang belum di ubah sama sekali.
"Lo mau minjem atau nyalin hah" Ucap Nathan Tegas dan dingin. Arga hanya cengengesan tidak karuan dan itu membuat Nathan tambah bingung, kenapa dia di temukan dengan teman-teman super dupel aneh ini, dari planet manakah ia berasal.
"Dua-duanya than, kalo milih salah satu, ntar lo ga minjemin bukunya" Kata Arga
"Buku gua ada di belakang, ntar sebelum bel masuk, itu buku udah harus di tangan gua" Jelas Nathan dingin"Ah she up" Jawab Arga dengan tawa iblisnya, Nathan hanya bisa pasrah lembar jawaban sudah ia promosikan kepada teman-temannya, seharusnya ia tidak mau, tapi sebelum ia masuk kekelas ia sempat di ancam oleh Qino dan kawan-kawan membuat Nathan tidak tega melihatnya, akhirnya Nathan putuskan untuk memberikannya, itung-itung sedekah ilmu pagi-pagi.
🐬🐬🐬🐬
"PAAAAKKKK.....BENNNNTARRR JAANGAN DI TUTUP GERBAAANGNYAAA" Teriak Amel dari kejauhan, yang melihat pak satpam menutup gerbang sekolahnya. Namun pak satpam tidak menggubris teriakan Amel, ia malah asik menutup dan mengunci gerbang utama sekolahnya itu.
"Aaaaaaa bapak saya udah bilang jangan di tutup, kok di tutup sih" Protes Amel yang sudah sampai di depan gerbang yang tertutup rapih, tidak ada cela atau peluang untuk Amel masuk.
"Maaf neng, ini udah jam 07.15 neng telat 15 menit, jadi neng harus tunggu 15 menit lagi untuk masuk ke dalam" Jelas pak Satpam dengan tegas."Tapi pak, saya ada ulangan harian di jam pertama ini, saya telat karna mobil saya mogok di jalan pak, makanya saya kesini jalan." Kata Amel memperjelaskan kejadian yang sebenarnya.
"Maaf neng, aturan harus di jalani, apapun itu alasannya, dan sekarang neng telat harus menerima hukuman yang telah di buat," Kata pak Satpam tegas.
"Tolong lah pak, kasih saya kesempatan untuk masuk ke dalam," Lirik Amel dengan ekspresi sok sedih yang ia tampakkan.
"Ga bisa neng," Kata Pak Satpam mantap."Ada apa pak" Ucap seseorang yang tentunya murid SMA 3
"Ini Ra, neng Amel terlambat dan maksa untuk di bukakan gerbangnya, seharusnya bapak tidak tega, tapi aturan harus di jalankan, bukan untuk di langgar." Kata Pak Satpam menjelaskan semuanya yang terjadi pada ketua osis."Sudah pak, masukan dia, setelah itu saya kasih dia hadiah." Kata Raho
"Woy lo jangan bacot aja, gue ga butuh hadiah dari lo, buruan buka, gue ada ulangan nih" Kata Amel Dramatis.
"Lo bisa lebih sopan gak, gua udah berbaik hati nolong lo" Kata Raho ngegas."Bodo ga peduli sekarang bukain ga" Kata Amel keuhkeuh, pak satpam langsung membuka gerbang itu, Amel langsung masuk dan berterima kasih kepada pak satpam tapi, sebelum ia melanjutkan langkahnya lagi, ada tangan kekar yang menahan langkahnya.
"Eeettt mau kemana" Kata Raho
"Jangan megang napa, lo modusin gue ya" Kata Amel menyelidik. Raho langsung menarik kembali tangannya dari pundak Amel."Lo jangan bikin suasana makin rumit, sekarang lo ikut gua" Kata Raho tegas dan dingin.
"Apa perlu, lebih penting urusan gue dari pada ikut lo, GA GUNA" Kata Amel lalu ia menekankan akhiran katanya dan langsung memalingkan wajahnya ke arah lain."Lo ikut gua atau gua tarok lo ke ruang BK" Kata Raho Sinis
"Apa peduli gue sama tawaran lo, gue bilang gue ada ulangan bego" Kata Amel kesal."Di sini ada aturan, lo ga usah ngelak mau kabur segala, buruan ikut gua" Kata Raho lalu menarik tangan Amel tanpa mempedulikan cacian yang keluar dari mulut Amel.
"Gue ini manusia perlakukan gue seperti manusia bukan hewan anjing" Kata Amel kesal di perlakukan seperti binatang liar.
"Jaga cara bicara lo" Teriak Raho, membuat Amel diam seketika dan menurut apa kata Raho, di tengah perjalanan menuju ruang osis Amel sempat melihat Xio sedang olahraga di lapangan bersama teman satu kelasnya, Amel langsung berteriak memanggil nama kakaknya itu.
"Ka Xio bantu Amel" Jerit Amel menggelegar di seluruh lapangan basket itu, membuat pemilik nama pun menoleh dan menatap heran ke arah Amel.
"Xio lo di panggil tuh" Saut Fidral yang mendengar Amel memanggil nama Xio.
"Iya gua tau, tapi kenapa dia sama ketua osis" Kata Xio bingung."Yaudah sono temui dulu, sapa tau penting" Kata Zile kepada Xio.
"Yaudah gue tinggal," Kata Xio dan melempar bola basket kepada ZileAkhirnya Xio menghampiri Amel dan juga Raho yang sadari tadi Amel terus mendumel terhadap ketua osis itu.
"Ada apa mel" Tanya Xio heran dan juga bingung, kenapa Amel tidak masuk ke kelasnya, padahal ini jam pelajaran pertama, dan kenapa bisa Amel bersama Raho ketua Osis itu."Ka tolongin Amel, masa Amel di geret kayak hewan peliharan sama ini orang" Rengek Amel kepada Xio, Xio tambah tidak mengerti dengan semua ini, lalu ia fokuskan menatap tajam ke arah Raho.
"Lo apain adek gue, sampai dia belum masuk ke kelasnya hah" Kata Xio dingin terhadap Raho adek kelasnya dan juga ketua osis di sekolah ini.
Amel hanya tersenyum tanpa dosa, ia senang sekali orang yang membuatnya kesal pagi ini, di omeli oleh kakak tersayangnya itu, berasa di lindungi banget. Roha menatap Amel yang menertawainya, bukan membalas melainkan Raho menceritakan kejadian sebelumnya dan membuat situasi berbalik kepada Amel. Dan sekarang Amellah yang di tatap tajam oleh Xio tanpa ekspresi apapun.
"Amel kamu salah, kamu harus nurut apa yang Raho perintahkan, kamu harus mendapat hukuman dari kesalahanmu sendiri." Kata Xio menasihati Amel.
"Kok jadi Amel yang di salahin, tadi mobil Bunda mogok kak, jadi Amel telat dateng ke sekolah, ketsos itu bisanya SOK TAU" Kata Amel menekankan akhiran katanya dengan menatap tajam ke arah Raho.
"Amel bicara lebih sopan kepada orang, jika kamu ingin di hargai balik" Kata Xio memperingati
"Au ah gelap, dari pada bikin konser debat mending Amel masuk ke kelas, ngerjain ulangan dari pada dengerin kalian yang unfaedah" Kata Amel dan berlenggang pergi begitu saja, dan pura-pura tidak mendengar umpatan yang di lontarkan Raho terhadap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Air Mataku
Roman pour Adolescents"Aku membencimu" kata Suara lembut itu "Bencilah aku sesukamu" Kata Suara berat itu Hanya ada isak tangis dari seorang gadis yang memenuhi ruangan tersebut, tidak ada ucapan yang ingin keduanya ucapkan, mereka memilih diam dan hanyut ke dalam masala...