TUMBAL BAYI

14.2K 389 61
                                    

Kelahiran yang dinanti sepasang suami istri keluarga Pak Riko, adalah hal yang paling dinanti saat ini.  Bagaimana tidak sudah tiga puluh tahun mereka mendambakan seorang anak. Inilah akhirnya dan tiba saatnya mewariskan yang mereka miliki selama ini.

Suara tangisan bayi memenuhi isi rumah itu. Sang ayah yang sedari tadi mondar-mandir tidak karuan, akhirnya ia menghentikan langkah kakinya dan segera memandang pintu kamar yang terkunci dari dalam itu dengan penuh haru. Namun keharuan itu berganti jadi sambaran petir yang menusuk hati dan menghilangkan semua harapan selama ini.

Seorang dukun beranak keluar dengan berteriak ketakutan.  "Kuyang! Kuyang! Anakmu dibawa kuyaang!"

"Ti-tidak! Kamu bohong, 'kan Bu?  Tidak mungkin anakku hilang?"  Riko masih berusaha menenangkan pikirannya.

"Tu-tuan!"  Dukun beranak itu menuding di pojok ruangan.

Riko segera memandang arahannya dan betapa terkejutnya ia. Ada seorang wanita dengan kepala serta usus yang bergelantungan dibawanya melayang. Kuyang itu menatap sekilas mereka berdua, kemudian segera melayang menembus dinding.

Uwe... uwe .... Suara bayi mengagetkan mereka berdua dari keterpanaannya.

Riko dan dukun beranak itu segera berlari ke dapur dan mendapati bayi itu tergeletak di meja makan. Tubuhnya bersih tidak berdarah sama sekali. Diduga kuat Kuyang itu menjilatnya hingga bersih dan anehnya bayi itu dibiarkan hidup begitu saja. Riko segera menggendong anaknya untuk menemui istrinya yang sedang beristirahat di kamar dan menidurkannya di samping ibunya. Keanehan terjadi tiba-tiba saja bayinya bisa membuka matanya dan bercahaya merah menyala.

TITISAN PUTRI KUYANG(revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang