5. ERIK

10.2K 78 7
                                    

catatan penulis.

Lagu Single by NKOTB dan Pelan-pelan saja by Kotak tidak cocok waktu release-nya dengan setting waktu di chapter ini, tapi tetap dimasukkan, karena lagunya cocok dengan situasinya.

Banyuwangi 2004

Reuni SMAnya mundur menjadi awal tahun, ke Banyuwangi. Acara dimulai dengan naik KA Mutiara Timur dari stasiun Gubeng, Jumat malam, peserta dari kota lainpun memilih berangkat dari Surabaya.

Untunglah jumlah peserta yg naik KA mencapai jumlah satu gerbong, tidak perlu mengganggu penumpang lain. Sampai larut malam masih terdengar gelak tawa mereka. Tak ada yg menempati tempat duduk sesuai tiketnya, semua berpindah-pindah supaya puas melepas rindu satu sama lain.

Andy duduk di samping Liliana, mereka mengobrol sampai tengah malam, dan Liliana tidur dengan tersenyum. Wajah Andy biasa-biasa saja, tapi waktu SMA dia populer, banyak cewek yg mengejarnya. Liliana minder, merasa kalah cantik dengan teman lainnya, hanya bisa memendam perasaannya. Tapi Andy memang pintar menarik perhatian lawan jenis, cewek cantik manapun memanggilnya saat dia berbicara dengan Liliana, dia tak akan memperhatikannya sampai selesai urusannya dengan Liliana.

Rombongan sampai ke stasiun KA Banyuwangi pukul empat dini hari, disambut dengan udara dingin, matahari masih belum muncul. Panitia mengatur mereka masuk ke beberapa mobil elf sewaan, dan mereka terkantuk-kantuk di mobil menuju villa Solong.

Bangunan villa itu adalah rumah-rumah panggung dari kayu dan atapnya genteng rakyat, bukan genteng buatan pabrik yg flat kekinian, warnanya alami orange dari hasil bata merah dibakar, tidak dicat. Dindingnya kombinasi kayu dan gedek (anyaman bambu), tanpa AC. Udara di dalam villa tetap sejuk, angin menerobos masuk lewat celah-celah gedek. Jika menggunakan villa sesuai kapasitas yg sebenarnya, 2 orang per villa, jumlah villanya tidak cukup banyak untuk menampung semua peserta reuni, karena itu tajuk reuninya adalah 'kruntelan di Banyuwangi', setiap villa diisi 5 orang, ditambahkan 2 kasur di lantai, dan ranjang besar itu ditiduri 3 orang.

Villa Solong persis di tepi laut, banyak pohon kelapa ditanam di sekitar villa. Tak ada kolam renang. Kebanyakan tamu menginap bukan untuk berlama-lama di villa, hanya untuk transit ke Ijen, pulau Menjangan, Pulau Merah, dan tempat-tempat wisata lain di sekitar Banyuwangi.

Pembagian kamar sudah diemail, yg mengantuk langsung menuju kamar masing-masing dan melanjutkan tidur, lainnya menggeletakkan ransel atau kopernya begitu saja dan berkejaran menuju ke laut, cakrawala timur memerah oleh semburat fajar, mereka berjalan-jalan di pantai berpasir, membiarkan alunan ombak membelai kaki telanjang.

Liliana duduk di pasir melipat lutut, sepasang sepatunya digunakan sebagai alas duduk, memandang keindahan fajar merekah di kaki langit.

Ada yg mencolek pundak kirinya, Liliana menoleh, tak ada siapa-siapa, lalu menoleh ke kanan mendengar suara tertawa Erik yg menghempaskan pantatnya di samping Liliana.

"Ngelamun aja!"

"Bukan melamun, tapi menikmati fajar menyingsing." Bantah Liliana.

Ada kepiting kecil melintas di dekat kakinya, Liliana bangkit berdiri, tapi Erik mengambil satu sepatunya dan membawanya berlari menuju ke laut. Liliana cemberut, mengambil sepatu sebelahnya, dan berlari mengejar Erik.

"Ayo Cinderella," katanya menggoda, melambai-lambaikan sepatunya.

Andy berteriak, "Sayembara, sing isa mbalekno sepatune Liliana, lek lanang dipek bojo....."

"lek wedok, bojone dipek," Erik menimpali, semua tertawa.

Beberapa teman yg lain ikut mengejar Erik bersama Liliana, Erik menghindar, berlari ke laut, sedikit ke tengah, air sudah mencapai lututnya. Dikepung belasan orang, Erik malah berlari ke arah Liliana, tangan kanan Liliana terulur meraih sepatunya, Erik mempertahannya, menarik sepatu ke atas, Liliana tak siaga, kehilangan keseimbangan, terjungkal ke arah Erik, bersamaan dengan guyuran ombak yg tiba-tiba menggulung mereka. Berdua tercebur ke laut, Erik memeluknya, supaya Liliana tidak terbawa arus ke tengah.

LILIANAWhere stories live. Discover now