"Oi, Dazai!"
Teriak Ranpo untuk yang kesekian kalinya, kali ini sambil menendang lengan Dazai.
Laki-laki bermantel cokelat muda itu terbangun dari tidur yang terasa seakan bertahun-tahun lamanya.
Dazai tersentak dan kepalanya menyundul kolong sofa.
Selama ini dia tertidur di kolong sofa.
"Jangan bilang kau ada disini dari semalam," kata Kunikida dari meja kerjanya.
Dazai perlahan merayap keluar dari kolong sofa sambil memegangi kepalanya yang sakit.
Semua anggota agensi yang berada di ruangan itu melihat ke arah Dazai, yang saat itu sedang terdiam seperti berusaha mengingat sesuatu.
"...Odasaku.." bisiknya.
"Apa katamu?" tanya Kunikida.
Dazai hendak menjelaskan sesuatu, tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.
"Kau tahu," kata Ranpo, "Kurasa lebih baik kau keluar sebentar untuk menghirup udara segar"
Dazai terdiam sejenak melihat ke arah Ranpo, kemudian tersenyum.
"Ya, Ranpo-san, kurasa itu ide yang baik" katanya.
Kemudian Dazai bergegas meninggalkan gedung agensi untuk berjalan-jalan di sekitar Yokohama, sekadar melihat kucing di jalanan atau burung-burung yang beterbangan di langit.
Dan sampailah dia di sebuah jembatan,
Tempat bertemunya Ranpo dengan Oda dahulu, tapi Dazai tak tahu soal itu.
Dia terdiam, menatap perairan dengan tenang. Padahal dalam dirinya, ada sesuatu yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang, dia sedang melawan keinginan untuk bunuh diri yang memberontak bagai banteng yang mengamuk.
Bangunkan aku dari dunia yang busuk dalam mimpi ini.
"P-permisi..." kata seseorang dengan suara yang amat lirih, seakan tangisan bisa meledak kapan saja dari orang itu.
Dazai menoleh ke sumber suara itu.
Seorang anak kecil berambut pirang berdiri di sampingnya, matanya berkaca-kaca.
"Kenapa? Kenapa kamu nangis?" tanya Dazai dengan suara lembut yang bahkan dia sendiri terkejut karenanya.
"Kenapa kamu tidak menangis?" Anak kecil itu menanya balik.
Bingung, Dazai mencoba untuk menebak apa yang dimaksud anak kecil itu. Tapi dengan suasana hati yang gusar, dia gagal menebaknya.
"Kenapa aku harus menangis?" tanya Dazai.
"Mau kah kuperlihatkan?" tanya anak kecil itu yang membuat Dazai merinding.
"Nama kekuatanku: Innocent Spirits!" kata anak itu, kemudian datang cahaya dalam sekejap, seperti cahaya kamera.
"Wah, aku pernah dengar tentang kekuatan itu! Kalau tidak salah, kemampuanmu itu bisa-"
Dazai diam terpaku, ucapannya terputus, tatapannya membeku.
Dia menyadari ada yang mengelus lembut rambutnya.
Waktu seakan terhenti, Dazai belum siap untuk melihat orang yang mengelus rambutnya, tapi dia sudah tahu siapa orang itu.
Tentu dia tahu, dia sangat tahu,
karena orang itu adalah temannya.
"Kamu telah melakukan yang baik, aku bangga" kata orang itu dengan suara yang lembut, seakan suara itu datang dari surga, membuat sekujur tubuh Dazai gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER BEAST - Bungou Stray Dogs Fanfiction
Fiksi Penggemar"Apa yang terjadi setelah BEAST ?" [Ini cuma fiksi buatan aku, semua chara milik Asagiri-sensei dan Harukawa-sensei] Enjoy, semoga sukaaa.. Jangan lupa VOTE dan KOMEN!!! -23/4/19 BACA VERSI REWRITENYA AJA GAN, BAHASANYA LEBIH ENAK DIBACA DARIPADA VE...