Tidak ada balasan, tidak pula terbaca, sebenarnya ini adalah hal biasa, tapi tetap saja sesuatu yang dirasakan hatinya terasa sesak.
Doyoung hanya menghela nafas, dia melihat beberapa teman dikelas nya menghilang dibalik pintu keluar, teman yang mengajaknya hanya dibalas dengan senyuman, sekali lagi dia memang harus perlu sendiri.
Dia kembali menatap ponselnya, tapi pesannya tidak terbaca.
Hingga akhirnya dia memutus kan untuk menghubunginya, hanya saja beberapa kali dia mencoba, pria yang dihubungi olehnya tidak mengangkatnya.
Sampai akhirnya dia mengangkat tubuhnya, membawa ponselnya dan keluar dari kelasnya untuk menuju lantai dua dimana seseorang yang dihubungi berada.
Dia melewati beberapa orang yang menyapanya, hanya saja dia terlalu enggan untuk membalas.
Doyoung tidaklah sebaik itu untuk membalas semua sapaan seseorang yang tidak dikenalnya.
Kepalanya sedikit terangkat, tingkat kepercayaan diri yang tinggi tanpa harus memandang seseorang yang menatapnya dan mencoba untuk tersenyum dan meminta sedikit perhatian darinya.
"Apa kau melihat Jaehyun? " Doyoung bertanya pada seorang pria yang pernah dilihatnya bersama Jaehyun.
Pria itu terdiam sesaat hingga akhirnya menunjuk kelasnya tanpa mampu untuk berbicara.
Tidak tersenyum, Doyoung hanya mengangguk dan kemudian menuju dimana Jaehyun berada, meninggalkan seorang pria yang kini sedang menyentuh dadanya.
'Doyoung terlalu cantik' pikirnya.
Langkah Doyoung terhenti, dia mendengar suara dan tawa Jaehyun dari luar, pria itu terlihat bahagia membicarakan sesuatu hal tentang temannya yang berkali-kali mendapat penolakan Cinta.
Doyoung menghentikan langkahnya, melihat lewat jendela wajah tampan Jaehyun ketika tertawa bahagia hingga dimple itu terlihat dari pipinya.
Wajah putih Jaehyun terlihat sedikit memerah akibat terlalu banyak tertawa, dan Doyoung tidak bisa untuk tidak memalingkan wajah dari pria yang sejak dulu dikaguminya.
Sampai akhirnya Jaehyun melihat kedatangannya, dan pria itu langsung menghentikan tawanya.
"Sebentar, kalian lanjutkan lah"Teman-teman Jaehyun menatap arah kemana Jaehyun pergi, sedikit terkejut karena melihat kemana arah Jaehyun melangkah.
'Itu Doyoung' pikir mereka.
Jaehyun berhenti didepan Doyoung, Doyoung masih berdiri dijendela hingga membuat teman-teman Jaehyun bisa melihat pertemuan mereka, meski kemungkinan tidak bisa mendengar percakapan mereka, karena terhalang kaca.
"Ada apa?"
"Aku mengirim pesan pada mu"
"Ponselku tertinggal di loker"
Doyoung mengangguk, hatinya sedikit lega karena alasan Jaehyun 'setidaknya Jaehyun tidak mengabaikan pesan dan panggilan darinya karena sengaja'
"Mama menginginkan kita menjemputnya dibandara, mama sudah meminta ijin kepada kepala sekolah"
"Kapan? "
"Sekarang"
Jaehyun mengangguk, dia memang tidak terlalu menyukai Doyoung, tapi dia menyayangi dan menghormati kedua orang tua gadis yang menjadi tunangannya itu. "Tunggu aku diparkiran"
"Baiklah" Doyoung pergi setelahnya untuk mengambil tas yang ditinggalnya dikelas dan kemudian ke parkiran sesuai arahan Jaehyun.
Jaehyun melihat kepergian Doyoung dan setelahnya dia kembali masuk kedalam kelasnya dan kemudian dia langsung mendapati raut wajah penasaran keempat temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIFT (END)
AléatoireDoyoung yang bertunangan dengan Jaehyun, seorang pria yang umurnya setahun lebih muda darinya. 🔞 WARNING! 🔞