"Sayang, bangun. Please help me preparing the snacks." Seunghoon masih tak bereaksi apapun.
"Heyyy bangun. Siapa kemaren yang bilang mau ikut field trip Aubrey." Karena gregetan aku pun memukul pantatnya. Responnya pun hanya melenguh pelan.
Eunggghhh...
"Bangun nggak? Aku siram air nih."
"Kejam banget sih. Dibangunin pake sayang kek. Dikasih morning kiss kek." Tiba-tiba tangannya menggenggam tangan kiriku yang memang berada di jangkauannya.
"Apa nih? Jangan macem-macem deh. Buruan bangun."
"My morning kiss please." Ia tiba-tiba sudah terduduk dan memonyongkan bibirnya.
"Apaan. Nggak ada. Nanti kalo kamu udah memenuhi semua tanggung jawab kamu."
"Bener ya. Awas kalo bohong. Aku bangunin anak-anak dulu deh. Habis itu bantu kamu. Cowok dua itu kan harus berangkat pagi-pagi bareng kita juga."
Appa Lee baru pertama kali ikut riweuh nyiapin anaknya field trip. Ini kenampakannya di pagi hari setelah susah banget dibangunin.

Disuruh mandi pake alasan ngecek kerjaan dulu. Padahal pagi-pagi buta gini siapa juga yang mau kirim email.

"Uri adeul... ireonaaaaa..." Hoony tidak pernah santai urusan membangunkan anak-anak
Sok-sokan ngebangunin Nev sama Brooklyn pake nunjuk-nunjuk jam baru. Padahal itu jam juga gretongan. Hasil dari brand yang hire Winner.
"Appa, leave me alone. Nanti aku berangkat pake school bus aja." Jawab si sulung dengan malas
"Nado." Si anak tengah nggak mau kalah
"Bener ya? Awas kalo nanti marah-marah setelah Eomma-Appa pergi."
"Uri saranghaneun Appa, could you please close the door?" Cuma si sulung yang berani mengusir Appanya. Tapi tetap dengan cara yang halus.
Hoony keluar dari kamar anak-anaknya dengan menghela nafas berat. Susah sekali membuat kedua anak laki-laki itu mematuhi perintahnya.
Kedua anak laki-laki itu pasti tidur larut karena main game bersama. Jika mereka tidak tidur di kamar masing-masing sudah dipastikan itu karena main game. Atau Nev membantu Brooklyn mengerjakan tugas sekolahnya.
Sebenernya kedua adeul itu tidak terlalu rebellious seperti kelihatannya. Mereka mengenal dan memahami betul bagaimana Appanya. Bagaimana harus bersikap pada laki-laki yang menjadi inspirasi mereka itu. Mereka tahu betul kapan harus patuh dan kapan bisa sedikit melanggar apa yang diperintahkan oleh Appa.

Tanpa diberi instruksi lebih dulu, Hoon bergegas menuju kamar Aubrey untuk membangunkannya.
Tak berapa lama kemudian terdengar kecipak air dan gelak tawa mereka. Sudah dipastikan kondisi kamar mandi di kamar Aubrey akan seperti kapal pecah setelahnya. Mainan berhamburan dan air terciprat kemana-mana. Tapi biarlah, selama Aubrey merasa bahagia dengan momen yang jarang terjadi ini.

Selagi aku menyiapkan sarapan untuk Nev dan Brooklyn, Hoon membuat smoothie strawberry kesukaan kami semua.

Minum smoothie tapi masih absent minded

Memasak scramble egg favoritnya.

Habis di hire Adidas juga. Minta difotoin biar semakin laku.
Kami pun berangkat ke sekolah Aubrey pagi-pagi sekali. Meninggalkan Nev dan Brooklyn yang masih bermalas-malasan berangkat sekolah.