Beyond the Hope Part 3

5 2 0
                                    

Kita sudah sampai dirumah. Namun kali ini tidak seperti biasanya. Ntah kenapa ayah dan ibu belakangan ini saling cuek. Seperti ada masalah diantara mereka. Kehangatan dirumah makin hari hilang. Semuanya berubah menjadi kebisingan antara ayah dan ibu. Mereka saling bentak. Aku tidak tahu apa yang menjadi masalah antara mereka berdua.

"Baiklah, kalau kamu mau pergi maka kamu harus memberikan semua uang mu untukku!" Bentak ibu pada ayah. Dalam hati aku sangat terpukul mendengar kata kata itu. Mungkin beberapa hari lagi mereka akan berpisah.

"Kamu kenapa sih ? Jadi cewek kok matre banget. Masih kurang cukup duitnya ? Matre banget kamu!" Bentak ayah pada ibu. Aku hanya bisa diam mendengar mereka berkelahi dari kamarku. Karena posisinya berdekatan maka suara mereka terdengar jelas. Tatapanku kosong, hatiku sakit, ntah bagaimana aku ke depan nya kalau mereka berdua sampai pisah. Rumahku yang dulunya istanaku sekarang berubah menjadi neraka. Tiap kali aku pulang ayah dan ibu selalu saja seperti itu.

Keesokan harinya....

"Aku pamit dulu ya mah, pah, assalamualaikum." Aku bergegas untuk berangkat sekolah karena sudah pagi. Aku lihat jam menunjukan pukul 07:00. Sudah dipastikan aku terlambat. Karena peraturan di sekolah ku pukul 06.30 harus sudah sampai di sekolah dan melaksanakan doa pagi. Apa boleh buat. Demi menghindari absen aku harus berangkat.

"Wa'alaikumsalam." Jawab mereka berdua. Kali ini aku berangkat dengan temanku. Setelah kejadian kemarin aku berubah. Menjadi seorang eks(introvet). Semua itu karena aku terus memikirkan bagaimana nasib aku dan keluargaku jika semuanya harus berpisah. Aku tinggal hanya bertiga dengan orang tua ku dirumah. Lalu kepada siapa aku harus memilih nanti ?

"Buruan bro, di depan udah ada anak osis yang jaga tuh. Auto dihukum kita." Aku melihat dari kejauhan sudah ada petugas osis dan kepala sekolah di depan gerbang. Mungkin kali ini aku akan dihukum berdiri dilapangan berdua dengan temanku.

"Waduh iya bro, ngomong ngomong ane pinjem duit dua rebu lah. Besok ane ganti kalau inget oke ?" Peraturan di sekolah ku kalau terlambat harus bayar denda sebesar 2000 ke penjaga osis di gerbang.

"Ah menyusahkan saja, baiklah gass kuy muehehe." Jawabku sembari mencairkan suasana.

"Skuyy." Jawab temanku.

Kita berdua sampai di depan gerbang. Aku lihat tidak ada yang terlambat hari ini. Hanya kita berdua saja. Greget sekali.

"Kelas berapa kak?" Tanya petugas osis yang jaga.

"Aku kelas ****, temanku juga sama". Jawabku dengan ngos ngos an karena dari parkiran kita berlari lari ria menuju gerbang.

"Namanya kak?" Tanya petugas osis itu lagi.

"Namaku Yoga dan ini temanku Yogi. kami berdua Yoga Yogi muehehehe." Jawabku dengan girang.

"Baiklah karena kalian terlambat kalian harus bayar denda sebesar 2000 rupiah." Pinta petugas osis itu. Aku langsung memberikan nya tanpa basa basi. Dan langsung berdiri di tengah lapangan karena terlambat bersama temanku.

Beberapa saat sudah berlalu. Tiba tiba saat sedang jam pelajaran dimulai namaku dipanggil untuk menuju ke ruang BK. Ntah kenapa aku dipanggil. Padahal aku murid yang baik dan tidak sombong. Setelah sampai disana ternyata ada orang tua ku. Mereka bilang aku harus izin untuk keperluan keluarga. Firasatku tidak enak. Ada apa gerangan ?

---------------------------------------------------------

Gimana nih ? Lanjut atau ngga ?

Beyond the HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang