my favorit human being

31 1 0
                                    

berkatmu, semua perasaan hancurku bisa aku sembuhkan. terimakasih, aku sungguh beruntung bisa dipertemukan dengan sosok sepertimu. semoga sehat selalu.

__________________


maret 2019, setelah sekian lama aku terjerat dalam satu nama, kini aku berhasil menggeser namanya, seseorang yang sempat memporak poranda perasaanku, mencabik-cabik seluruh jiwa ragaku. walau rasanya tak sama dengan saat bersama dirinya, bahkan beda jauh. tapi aku ingin mencoba menghapus bayangan-bayangnya yang selalu membuatku gelisah dimalam hari.

mungkin dia tak akan sama dengan dirimu, tapi setiap insan punya cara tersendiri bukan? ya, jelas!

dia seorang pria jangkung denga perawakan yang ideal. kebetulan kulitnya sedikit putih juga alisnya yang tebal bak disulam alis. tidak bisa dipungkiri senyumnya selalu manis tanpa pemanis. dihadapanku, dengan senyum yang masih melengkung, dia memperkenalkan dirinya. sebatas formalitas, dia memberitahukan idetitasnya walau tidak ku tanyai. aku yang geming hanya tersenyum kaku, sambil sesekali mengalihkan pandangan dari hadapannya.

ah... setelah hari itu aku masih ingat betul. dia dengan tampangnya yang memang seperti itu, menyanyikan lagu cinta luar biasa dihadapanku sewaktu aku melintasi jalur menuju ruang kelas. yang kebetulan dia sedang nongkrong dikoridor sekolah bersama teman laki-lakinya, aku tersipu malu sambil mengambil langkah untuk meninggalkan tempat itu. dalam hati rasanya senang bukan main.

saat itu aku menjadi perempuan yang hipokrit. dihadapannya aku selalu dingin, padahal dalam hati ingin rasanya menyapa sambil tersenyum manis. lalu, ketika berpapasan aku selalu saja berlagak tidak menyadari keberadaannya, padahal dari jauh saja sudah gampang aku kenali.

katanya, "kamu kenapa sih, kalau kita bersemuka selalu saja menghindari kontak mata?"

aku yang ditanyai cuma diam, tidak tahu juga harus dijawab apa. pasalnya aku sendiri pun tidak tahu kenapa aku seperti itu. katanya lagi, "nanti jangan kaya gitu lagi, aku gak suka."

kira-kira seperti itulah aku saat itu. rasanya aku hanya ingin mengolok-olok orang sepertiku yang seperti pengecut.

EMPIRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang