I. Everything Start From Here

70 4 0
                                    

Dinginnya malam menampakan kesedihan diwajah Xiao Mei, gadis yang baru saja menginjak dua puluh tahun itu berlari menyusuri hutan Ming yang gelap. Tangannya berusaha mendekap bayi mungil yang tetap tenang dalam kehangatan tubuh Xiao Mei. Xiao Mei tidak mampu menahan lagi rasa sedihnya setelah melahirkan seorang anak manusia yang dia yakini tidak akan pernah diterima di Wild Yin.

Krrrrr....

Perutnya pun ikut menyalahkannya, dia tidak tahan lagi jika terus dibiarkan kosong. Xiao Mei memperlambat langkahnya sambil meremas perutnya yang kian lama kian menjadi.

"Apa yang harus ku lakukan?" Desisnya hampir tak terdengar.

Xiao Mei duduk dibawah pohon besar sambil sesekali menatap bayi mungil kemerahan yang baru dilahirkannya beberapa minggu yang lalu. Perempuan itu menyesal tidak dapat menyediakan apa yang seharusnya bayinya dapat. Tak dapat dipungkiri, dia pun juga menyesali kelakuannya, seharusnya bayi ini tidak menderita jika dia mendengarkan ibunya, tetapi Xiao Mei telah menjadi tuli. Bagaimanapun, hatinya telah jatuh ke dalam tangan pemuda manusia yang telah menolongnya pada saat terjebak di hutan Ming. Butiran air perlahan jatuh dari dagu indahnya, Xiao Mei sungguh menyesali kehidupannya.

Sekarang Xiao Mei harus pergi ketempat dimana manusia seharusnya berada, ia tidak akan membiarkan bayinya menjadi korban dari kejamnya kehidupan Wild Yin.

"Aku terpaksa harus melakukannya, maafkan aku anakku, kau harus menunggu sebentar, aku akan datang secepatnya."

Xiao Mei membuka hanfu bagian atasnya, lalu menyusui bayi itu hingga dirasanya sudah cukup. Setidaknya anaknya tidak akan menangis kelaparan ketika dia pergi untuk mencari makanan untuk mengisi perutnya yang kosong. Tak lupa Xiao Mei mengambil kalung dengan liontin giok hijau jade---ibunya dulu memberikan itu sebagai pelindung dari bahaya. Xiao Mei mengalungkannya ke leher anaknya, lalu mengecup dahi mungil anaknya. Sayang sekali, Xiao Mei belum memberikan nama kepada anak kesayangannya itu, dia berencana memberikannya setelah bertemu dengan Ju Shang--suaminya, nanti.

"Wild Goddes, aku mohon kau menjaga anakku."

Xiao Mei menaruh anaknya dibawah pohon tempatnya duduk lalu berlari kencang, bunyi retakan tulang terdengar begitu cepat dan menggantikan tubuhnya kedalam sebuah wujud serigala betina dengan bulu abu-abu pudar yang lembut. Kepalanya menoleh kebelakang beberapa saat dengan telinga berkedut, lalu melanjutkan langkahnya tanpa keraguan.

***

Suara gemersik pohon dan angin malam telah melelapkan bayi mungil milik Xiao Mei.

Di sisilain seorang pria tua berjanggut dengan baju tabib kerajaan, Tabib Yang, sedang berusaha dengan keras mencari-cari tumbuhan yang dia butuhkan. Kaisar telah menunggunya dengan sebuah sumpah jika ia tidak dapat menyembuhkan Permaisuri Li Wei, maka kepala dan badannya dapat dipastikan tidak dapat menyatu lebih lama lagi.

"Aish, kaisar benar-benar kejam, bahkan aku yang sudah tua ini harus dijadikan korban atas ketidak mampuannya mengurus Permaisuri. Ia memiliki banya selir dan gundik, tentu saja Permaisuri tidak dapat diurusnya dengan baik."

Yang menatap sekelilingnya sambil sesekali berdecak karena belum menemukan juga apa yang di carinya.

"Untung saja aku sudah berumur, kalaupun aku tidak dapat menemukan tumbuhan itu dan menyembuhkan permaisuri, aku masih bisa menerimanya dengan lapang dada."

Yang berjalan menyusuri beberapa pohon besar yang sudah bertahun-tahun tumbuh di Hutan Ming. Memang akhir-akhir ini tumbuhan obat mulai sulit ditemukan, entahlah apa yang terjadi tetapi semua tanaman di Kekaisaran Ming Estate mulai mengering secara perlahan, padahal musim kemarau belum juga tiba.

Wild Goddess's Xiao WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang