Hari begitu cepat berlalu, hari ini sudah hari sabtu. Karin, Laila, Elang dan Galih kini lebih sering duduk di kantin bersama. Karin, Laila dan Elang tampak dekat sekali, mungkin lebih tepatnya Laila dan Elang, mereka suka bersenda gurau saat di kantin, kecuali Galih.
Mungkin sesekali Galih ikut tersenyum, sesekali pula Galih ikut menanggapi percakapan mereka walau hanya satu dua kata, ia lebih suka fokus pada makanannya.
"oke sekarang warna kesukaan." Ucap Elang.
"aku suka warna salem, terkesan lebih apa ya? Natural dan anggun." Ucap Laila.
"ya itu juga bagus untuk warna kulitmu jika kamu memakai baju warna salem, aku lebih suka warna hijau tentara, terskesan keren dan gagah." Ucap Elang sambil melipat kedua tangannya di dada membayangkan ia memakai baju dengan warna hijau tentara.
Karin dan Laila tertawa reyah saat melihat ekspresi Elang yang sangat percaya diri, sementara itu Galih melihat temannya itu dengan ekor matanya lantas tersenyum sambil menggeleng
"kalau kamu suka warna apa?" tanya Elang pada Karin.
"aku suka warna maroon." Ucap Karin.
Elang dan Laila menatap Karin tidak mengerti, "hmm, maroon kalian tahu? Seperti warna merah tapi warna merah tua sekali."
"aku tidak suka." Ucap Galih tiba-tiba.
"apa yang kamu tidak suka hey?" tanya Elang sambil menepuk bahu Galih.
"warna kesukaannya." Ucap Galih dengan raut wajah datar yang lebih mengekspresikan perasaan tidak suka.
"lalu kamu suka warna apa?" tanya Karin mencoba untuk ramah.
"biru." Singkat Galih.
"aku suka, apalagi warna navy, cocok dengan warna kulitmu." Ucap Karin lagi.
Semuanya menatap Karin menunggu penjelasan.
"umm.. kalian tahu... navy warna biru tua sekali." Jelas Karin.
"sepertinya Karin mengusai perbahasaan yang baik yaa." Ucap Elang lantas tertawa renyah diikuti Laila dan Karin yang hanya terkekeh.
Galih seperti biasanya, datar.
Hening, mereka berempat fokus pada makanan masing-masing sebelum akhirnya Karin teringat sesuatu.
"bagaimana acara belajar bersama kita? Hari senin kelasku ada pelajaran sejarah." Ucap Karin.
"Kami pun, oh ya kami juga belum mengerjakannya bagaimana jika besok? Besok libur." Saran Elang.
Semua mengangguk kecuali Galih yang masih sibuk dengan makanannya.
"bagaimana jika kita belajar bersama di perpustakaan kota? Di lantai atas ada ruang belajar dengan kaca yang sangat luas, kita bisa menikmati pemandangan kota sambil belajar."
"aku lebih suka melihat rintik air hujan."
Kepala mereka semua langsung mendongak mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Karin dan Galih hampir bersamaan. Karin melirik Galih yang juga meliriknya namun terkesan manatap Karin tajam.
"oke baik, mengapa kalian menyukai hujan?"
"karena suara air hujan yang jatuh sangat menenangkan." Ucap Karin cepat pada Elang, ia tidak ingin keduluan oleh Galih atau secara bersamaan mengungkapkan alasannya menyukai hujan.
Galih sedikit terkejut namun kembali menetralkan dirinya, sejujurnya ia memiliki alasannya yang sama menyukai hujan, namun jika itu menjadi alasan Karin menyukai hujan, ia harus segera menemukan alasan baru.
YOU ARE READING
Potret
Teen Fiction"suatu hari nanti kita akan bertemu, entah aku dengan reinkarnasimu atau bertemu dengan masa depanmu. Yang jelas, aku menunggu itu." -Karin Arkanaya "Hay Karin, hari ini aku kembali mencarimu, mencari-cari barangkali ada kenangan tertinggal dalam o...