First Impression

45 3 0
                                    


Masa putih abu-abu sudah terlewat dengan begitu baik. Walaupun kenangannya hanya biasa saja. Berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. Kini saatnya masuk dunia luar yang sesungguhnya...

Seperti pada umumnya, dunia perguruan tinggi di kehidupan nyata dengan yang di acara ftv ataupun drama-drama korea berbeda hampir 180 derajat. Dan itulah yang sedang kualami saat ini, sebagai mahasiswi baru di sebuah perguruan tinggi swasta...

Perkenalkan, namaku Fatimah Azzahra atau biasa dipanggil Fatim. Aku kelahiran tahun 1997. Dan berasal dari Kota Bandung, yang berkuliah di Kota Solo. Salah satu alasan kenapa aku memilik kuliah di luar kota yaitu ingin belajar mandiri dan mencari pengalaman baru.

(Awal perkuliahan)

Senang, khawatir, sedih semuanya campur menjadi satu tatkala berpamitan dengan Ayah dan Ibu. Karena sejak kecil hingga saat ini selalu di sisi mereka. Namun, mulai beberapa menit kemudian akan terpisah oleh ratusan bahkan ribuan kilometer. Inginku menangis tapi apalah dayaku, aku tak ingin membuat mereka khawatir maka ku urungkan. Hanya mata berbinar yang ku tunjukkan ke mereka. Aku sengaja tidak ingin di temani oleh mereka ketika berangkat ke Solo.

(Beberapa jam kemudian)

Stasiun Balapan...
Pertama kali, ku injakkan kakiku di Kota Budaya ini. Terasa suasana nyaman dan ramah tamah dari warganya. Tanpa pikir panjang, langsung ku pesan grab untuk menuju tempat kos yang sebelumnya sudah ku booking. Setelah menembus macetnya pusat kota (walau gak semacet Bandung), akhirnya sampai juga di kost. Segera ku bongkar isi koper dan tas, dan ku tata semua isi baju dan semua peralatan lainnya. Tanpa sadar, ku tertidur dengan pulasnya hingga menjelang waktu isya'. Alhamdulillahnya, saat ini aku sedang ada tamu special, jadi tak perlu khawatir ketinggalan waktu sholat.

Setelah ku kumpulkan semua energy, akhirnya ku putuskan untuk mandi dan segera pergi keluar untuk membeli makan malam. Karena baru pertama kali ke Kota Solo, maka ku putuskan untuk jalan kaki di sekitar kampus untuk membeli makanan sekalian air minum. Awalnya memang sedikit ragu untuk keluar sendiri plus di kota lain, tapi mau tidak mau harus ku jalani karena aku sudah memilih untuk kuliah di sini. Daaaannn, setelah muter-muter kek gangsingan ku putuskan beli Ayam Geprek (hihihi). Aku pengen nyoba ayam geprek di sini sama yang di Bandung apakah sama.

(Pagi harinya, Hari Pertama jadi Mahasiswi dan masa-masa Ospek)

Ospek di masa putih abu-abu dengan di bangku kuliah ini benar-benar berbeda. Kalau di masa putih abu-abu masih bisa di maklumi, tapi di bangku kuliah ini sungguh luaaarrr biasaaahhhh. Dimulai dari jam 6 pagi sampai menjelang magrib dengan seabrek barang bawaan yang beraneka ragam dan tak lupa dengan tes mental dari kating (kaka tingkat). Walaupun tes mental identik dengan wajah garang dari kating, suara lantang, dll. Berbeda dengan kampusku ini, ospek kali ini tes mental semacam itu tidak berlaku sama sekali.

Mulailah para Maba (mahasiswa baru) berbaris sesuai dengan kelompoknya. Begitupun dengan aku, dan tetap aku merasa grogi karena ini merupakan first impression aku berada jauh dari orang tua, budaya dan norma yang berbeda, serta lingkungan baru. Tiba-tiba dari arah samping ada seorang perempuan berjilbab cukup besar/syar'i, dengan pipi chubby, mata yang besar, dan wajah yang bersahabat mengajak berkenalan denganku. Tanpa pikir pajang, ku jabat uluran tangannya untuk berkenalan. Namanya Aisya, dia asli Solo dan kelahiran 1996. Sejak perkenalan itu, aku dan Aisya selama masa ospek selalu bersama dan kebetulan kami juga satu kelompok.

Saatnya perkenalan dari Kating pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) satu persatu-satu. Sampai saatnya, ada 1 kating cowok yang memperkenalkan dirinya. "Assalamualaikum, siapa di sini yang berasal dari Sukoharjo?" ucapnya. Kemudian sorak sorai dari sesama maba berteriak "Aku mas", "Aku kak", dll. Dia pun melanjutkan perkenalannya "Maaf, sayangnya saya dari Surabaya" ujarnya dengan senyum tipis yang menurutku sangat manis. Tanpa ku sadari, seperti aku mulai terkagum olehnya. Entah karena apa, hanya saja begitu nyaman tutur katanya.

Waktu istirahat pun tiba, tiba-tiba dia datan menghampiriku sambil berkata "Kamu Fatim, bukan?". Seketika aku diam seribu bahasa dan ku balas "hmm iya mas"....

(Beberapa minggu sebelum Ospek)

Setelah dinyatakan lolos tes dan di terima menjadi calon mahasiswi jurusan Pendidikan, langsung ku memberikan kabar ke orang tua yang ada di Bandung. Betapa bahagianya mereka mendengar kabar itu. Hari selanjutnya, aku di kirimi uang untuk melakukan daftar ulang dan mengurus segala keperluan untuk jadi mahasiswi di perguruan tinggi tersebut. Semuanya ku lakukan sendiri dengan tujuan belajar mandiri sejak awal dan sebisa mungkin tidak merepotkan orang banyak. Lumayan menguras tenaga dan pikiran mengurus semuanya dalam 1 hari, Alhamdulillah nya kelar juga dalam satu waktu. Hari selanjutnya, ku coba untuk jalan-jalan keliling kampus dan pasti mampir ke Jurusan yang akan menjadi tempatku mengukir kenangan. Tak lupa, ku juga mendaftar untuk mengikuti kegiatan Ospek dari Universitas dan yang diadakan oleh Fakultasku.

Cukup sudah hampir 4 hari ku mengurus segalanya. Dan, saatnya pulang ke Bandung untuk beberes segala keperluanku untuk merantau di tanah Jawa. Layaknya remaja yang sehabis mendaftar di Perguruan Tinggi, aku mem-posting list yang harus di bawa saat ospek hari pertama di akun sosmed-ku, yaitu twitter. Iyaa, jaman putih abu-abu masih menjadikan twitter sebagai salah satu medsos yang di gandrungi banyak kalangan. Termasuk aku (heheh). Beberapa waktu kemudian, ada 1 komen masuk di foto yang ku upload. Ternyata dia juga termasuk mahasiswi baru yang satu jurusan denganku. Tanpa pikir panjang, kami pun mulai bertukar nomor Hp dan saling berkomunikasi.

Suatu hari, si Putri (teman dari twitter) memberi tauku kalau dia sedikit bingung sama list yang harus di bawa saat ospek hari pertama, kemudian dia minta tolong aku buat tanya ke kating yang jadi panitia ospek. Lalu ku jawab "aku kan ndak punya kontaknya kating sama sekali, putri". Dia pun menjawab, "nih, ku kirim kontaknya Kak Hamid. Dia salah satu kating yang jadi panitia juga tapi aku gak berani tanya, soal nya galak" . "Yaudah, sini coba ku tanyakan nanti (sambil batin: kenapa takut coba, lagian kan cuma tanya aja)" jawabku. Malamnya, ku coba nge-chatt kating yang di maksut Putri. "Assalamualaikum, kak. Ini saya mahasiswi baru. Ini bener nomornya Kak Hamid yang jadi panitia ospek?. Saya mau menanyakan perihal list barang yang harus di bawa waktu ospek hari pertama" begitu lah kurang lebih pertanyaan yang ku ajukan. Selang beberapa menit, dia pun jawab "Waalaikumusalam, iyaaa. Ada apa?"

Waktu perkenalan oleh kating dan tibalah Kak Hamid memperkenalkan dirinya. Entah kenapa seakan aku langsung jadi Secret admirer nya.

(Waktu istirahat sholat Ashar)

Tiba-tiba Kak Hamid menuju mejaku dan si Putri. Lalu bilang "Kamu Fatim,bukan?". Auto kaget dan ku jawab singkat "Hmm, iya kak"

Maaf yaa, kalau ceritanya masih rada aneh hihihi. Lagi pertama kali nulis nih. Mohon masukan dari teman-teman semuanya yaaaa ^^

Bawa dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang