Jujur saja, nilai Bahasa Indonesiaku standar atau bahkan bisa dibilang rendah, jadi maaf pabila ada kalimat-kalimat yang tidak sesuai atau bahkan kurang sopan.
Sungguh, aku bukanlah perempuan yang lihai merangkai kata saat berhadapan dengan lelaki yang mencuri separuh hatinya. Maka, izinkan aku menuliskan sajak ini sebagai ganti kata yang belum siap aku katakan secara langsung.
.....
Selusin irama alam aku genggam.
Lekat.Penuh sampai Pekat.Asa-asa masih membumbung tinggi disela payung keajaiban.
Garis tipis, senyum lengkung terurai manis.
.......
Teruntuk lelaki yang dia kata menjatuhkan hatinya kepadaku...
Jatuhlah kamu padaku dengan semestinya. Sayangi aku dengan sepenuhnya. Perjuangkan dan pertahankanlah aku dengan sewajarnya. Tidak perlu dipaksa, tak usah tergesa-gesa.
Karena jujur saja, masih ada luka yang perlu aku rapihkan. Ada hati yang masih perlu aku tata ulang.
Karena aku tidak mau kamu kecewa, saat dimana kamu menempati hatiku, ternyata isi hatiku kacau oleh luka yang lalu.
Aku ingin berbenah, hanya untuk menyambut hadirmu. Untuk kamu.
......
Sifatmu yang sederhana.
Tutur katamu yang menyejukkan.
Dan tatapanmu yang menentramkan.
Tanpa pelak aku tidak menyanggahnya.
Dengan alasan itu mungkin tidak salahkan,
jika aku menilai kamu adalah seorang manusia yang terlampau sangat istimewa?Bertemu denganmu, lalu semakin mengenalmu seiring berputarnya waktu membuatku memahami bahwa aku belajar sesuatu dari semua ini,
karena aku percaya jika tidak akan pernah ada pertemuan yang sia-sia.
Dari sini aku belajar lagi bagaimana caranya percaya kepada orang lain,
belajar lagi bagaimana caranya memberi tanpa berharap,
aku belajar lagi bagaimana berhadapan dengan harapan yang perlahan tersenyum kecil,
dan aku belajar bagaimana caranya untuk menyayangi sepenuhnya tanpa harus memiliki sebuah 'status'.
Karena kau membuatku percaya, jika cinta sejati tak harus berarti saling memiliki raga dan 'status public', hanya diperlukan kepercayaan dan rasa nyaman, bagiku itu sudah cukup.
Biarlah rakyat berkomentar jika kedekatan kita ini mengambang tanpa kepastian,
tak perlu kau dengar,
tak perlu kau balas,
mereka tidak tau jika yang saling memiliki diantara kita bukanlah raga, dan bukanlah Status resmi. Namun hati, jelas jika hati yang kitalah yang saling memiliki, apa itu terdengar jelas dan membuatmu mengerti? Aku harap begitu.Ya Allah, Aku menyimpan harap Kepada-Mu.
Jikalau memang dia adalah takdirku, jatuhkanlah aku sejatuh-jatuhnya kepada dirinya.
Dan kalau memang aku bagian darinya,
jatuhkan hatinya, sejatuh-jatuhnya kepadaku.Biarlah, jika aku tidak selalu ada disisinya, karena ada Allah yang selalu aku titipi dirinya dimanapun langkahnya tertuju.
Dan semoga Allah kelak benar-benar mempertemukan aku dan dirinya atas Kehendak dan Kuasa-Nya.
Aaamiin💜
-Yunrzha-
Singaparna, April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Harian
PuisiIni tentang jurnalku. tentang aku, tentang dia, dan tentang hidupku.