1. Sosok Wanita Menyeramkan

800 90 83
                                    

Seorang gadis mungil berwajah suram baru saja turun dari mobil dan berjalan memasuki gerbang sekolah. Tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Sekujur bulu kuduk meremang. Lia merasa seperti ada yang mengintainya. Sayup-sayup terdengar suara rintihan dan teriakan. Sorot matanya terus meneliti daerah di sekitarnya hingga dia menemukan seorang wanita bergaun putih tengah berdiri menatap tajam padanya.

Mata merah dan sekujur tubuhnya berlumuran darah. Adrenalin Lia memompa begitu cepat dan sekujur tubuhnya telah membeku. Keringat dingin itu mulai mengucur dari pelipisnya. Dia tak percaya apa yang baru saja dilihatnya. Apakah dia sedang berhalusinasi? Lia mencubit tangannya sendiri. Alhasil itu bukan halusinasi, tetapi sebuah kenyataan.

Lia lantas menutup matanya dan berteriak begitu keras. Semua murid SMA Kairo Sakakibara kini tengah memperhatikan dirinya. Mereka melemparkan tatapan aneh terhadap gadis blasteran Jepang-Indonesia yang diperkirakan berusia tujuh belas tahun.

Seseorang menepuk pelan bahu kiri Lia dan membuatnya tersentak. Perlahan-lahan dia mulai membuka kedua matanya. Kini berdiri seorang pria tampan bertubuh tinggi sekitar 176 cm yang diperkirakan seumuran dengan Lia. Mata Lia bertemu dengan mata pria yang sangat meneduhkan. Mereka berdua saling menatap dan akhirnya Lia yang memilih untuk memutuskan kontak mata.


“Kamu tidak apa-apa?” Pria itu membuka suara.

“Em, iya. Aku tidak apa-apa,” ujarnya cuek. 

Sorot matanya masih meneliti tempat wanita itu berdiri. Namun, anehnya wanita menyeramkan itu tidak terlihat lagi.

Apakah dia bukan manusia? batin Lia.

👻👻👻


Kring!

Bel masuk telah berbunyi. Semua murid berbondong-bondong masuk ke dalam ruang kelas. Kemudian, datang sekelompok pria. Mereka itu kakak kelas yang akan mengarahkan siswa-siswi baru untuk pengenalan lingkungan terkait kegiatan Masa Orientasi Pendekatan Daerah.

“Hm, baik. Udah ada yang kenal gue sebelumnya?” tanya salah seorang pria yang bernama Tomy.

“Ya, mana ada. Orang muka lo kek bangkai gitu,” ujar Jody menyeringai.

Wajah Tomy telah berubah menjadi merah seperti tomat. Adrenalinnya berpacu begitu cepat. Dia merasa telah dipermalukan di depan adik-adik kelasnya. Emosi mulai meluap dan sepertinya sebentar lagi gunung akan meletus. Tomy mengepalkan tangannya.

“Huh, maksud lo apa hah? Ngejek orang seperti itu?” tanya Tomy dengan penuh penekanan.

“Nggak, bercanda aja itu. Emang nggak boleh?” Jody menyeringai. Dia semakin ingin  memancing kemarahan Tomy keluar agar nanti image-nya hancur di mata para adik-adik kelas.

Rahang Tomy mengeras. Raut mukanya berubah menjadi sangat menyeramkan. Tatapan mata tajam seakan-akan siap menerkam siapa saja.

Thump! Tomy memukul meja dengan keras.

“Ah, ngajak berantam?” Wajah Tomy sudah mengeras seakan-akan ingin berperang.

“Udah! Jangan ribut!” tegas seorang pria yang baru memasuki kelas.

Semua kini terdiam dengan tatapan tajam dari pria tadi. Gavin, pria berparas tampan yang mempunyai postur tubuh gagah perkasa. Dia merupakan ketua OSIS SMA Kairo Sakakibara.

Kairo Sakakibara [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang