Mungkin, sore itu adalah salah satu hal yang tidak mungkin terbuang dari memori otakku.
Benar. Itu adalah pertemuan 'mendadak' ku, setelah belasan tahun aku tidak bersua dengannya.
Saat ini, aku amat sangat terpana melihatnya. Sampai membuatku berulang kali mengucek mataku. Berharap ini benar-benar kenyataan, bukan imajinasi liarku yang biasanya lupa aku kandangkan.
Perlahan tapi pasti, sosoknya semakin jelas ketika aku mendekatinya. Aku tidak mau sosok itu tahu kalau aku ada di dekatnya. Aku harus memastikan bahwa itu benar-benar dia.
Terlambat! Orang itu langsung menoleh, mengetahui keberadaanku yang ada di sampingnya.
Ya Tuhan! Itu benar-benar dia! Aku ingin memeluknya dan menangis sekencang-kencangnya!
"Sorry, but who...who are you? Are we have met before?"
Sebentar.
Mataku langsung membulat. Bukan itu tanggapan yang aku minta! Jerit batinku.
Tidak, aku tidak boleh egois. Aku tidak boleh memaksakan keinginanku pada orang yang setelah sekian lama baru berjumpa.
Aku meniup tanganku, berharap memberikan efek hangat. Juga untuk mencairkan suasana.
"Asna. Namaku Tarasna Staensels," aku berdeham sejenak.
"Kita sudah lama tidak berjumpa, ya? Benar, Rahadian Attara?"
Mungkin Ia sedikit terkejut karena ada orang yang 'baru' bertemu dengannya menyebutkan namanya secara lengkap. Ia menatapku dalam-dalam.
"Asna? Asna Staensels?"
Benar, itu adalah dia. Masih lengkap dengan tatapan matanya yang teduh. Teduh sejak awal.
※※
Hay, hay!
Welkam tu mai fiksyen storiy! Yeay!
Betewe, aku baru punya ide ini sekitar 3 jam yang lalu. Ide mentah. Terus, aku inisiatif buat bikin sinopsisnya 2 jam lebih 41 menit yang lalu.
Eh, dan sebelnya, sinopsis itu gak ke save. T_T
Coba aja kalo posisi nulisku agak enakan, aku bakal teriak, "Gshhegsnegsjwkosgdbxj!" Saking keselnya.
Bayangin aja, rasanya itu sama kayak kalo kalian udah dibuat nge fly, down, fly, down, fly, down, fly, down lagi, fly lagi, down lagi, fly lagi, sampe kagak keitung, sama doi. Eh, doi malah dengan santainya ngomong, "." Huhuhuhuw 😣😩. Eh, kok malah jadi curhat colongan gini. Yaudala, gapapa lah ya. Ehe'!
Eh, eh. Aku mau curcol lagi nih.
(Paan?)
Anu... itu...
(Apaan sih?)
Anu...Nggak.
Nggak.
Gak jadi.
Ehehe 😙. Uhuy!
Enggak, enggak, becanda. Entar malah kalian jadi pada baper, kan aku ini orangnya selalu nge baper in orang lain. Ahahahah! 🐵🐵
Betewe, aku nulis fiction ini di hape. Sambil duduk, tapi. Tapi sikonnya gak mendukung. Entah kenapa, mood gue tiba-tiba aja mendung (Halah, si author malah jadi demen curhat colongan gini 😒). Tapi langsung cerah setelah aku makan es krim :3.
Yak!
Akhir kata, jangan lupa follow IG ku: za.araaz
Dan jangan lupa bikin aku seneng dengan voment kalian!
Bie, bie!
ZA.ARA
Bumi, 27 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Attarasna
Teen FictionSemua berawal ketika gue datang terlambat waktu seleksi olimpiade biologi. Satu-satunya kursi yang tersisa ada di samping, "Attara. Panggil Atta aja," katanya sok akrab. Seharusnya, gue jawab, "Gak tanya!" Tapi, tanpa sadar gue tersenyum, "Gue Asna...