chapter 2

2.8K 386 62
                                    

HURT






Happy reading

Tet...Tet..Tet...

Suara bel istirahat berbunyi tanda jam istirahat pertama dimulai , Minhyung tampak tersenyum kecil dengan selembar kertas di tangannya.

Ia tersenyum puas karna telah berhasil menyelesaikan tes kimianya di ujian tengah semester ini dengan hasil memuaskan , tidak seperti semester kemarin nilainya anjlok karna tidak dapat mengikuti ujian.

karna ulah siapa lagi kalau bukan Na jaemin.

Ia dikurung selama hampir semalaman di gudang sekolah , kalau tidak ada petugas kebersihan yang menolongnya.Belum lagi ia harus mendapat teguran dari Kim seongsaenim ke esokan harinya dan harus menerima hukuman mendapat nilai 0 di ujian semester kemarin , membuat ia harus belajar ekstra di semester ini jika tidak ingin beasiswanya di cabut.

Dan itu akan menjadi mimpi buruk baginya dan sang mama , karna mama adalah sumber semangat dan kekuatannya untuk menghadapi semua perlakuan buruk di sekolah.

"Waktu sudah habis...Silahkan kumpulkan kertas jawaban kalian."
ujar Kim saem dengan suara tegasnya.

Dengan menundukkan kepalanya minhyung berjalan dari kursinya di pojok paling belakang kelas yang letaknya dekat dengan jendela.

Dengan tangan yang gemetar minhyung membawa lembar jawabnya ke meja Kim seongsaenin.

"Kau tidak apa-apa?"
Suara khawatir Kim saem terdengar , karna melihat wajah minhyung yang sedikit pucat.

"tidak apa-apa Kim saem."
jawab minhyung dengan suara pelan.

Dengan langkah pelan minhyung berjalan kembali ke kursinya , tak jarang terdengar bisik-bisik murid yang berjalan di sampingnya , ada pula yang dengan sengaja menyenggol tubuhnya membuatnya berjalan sedikit oleng.

"Dasar menjijikkan..."

"Menjauhlah bitch.."

"Minggirlah jelek..."

"Kampungan..."

Itulah kiranya bisik-bisakan yang selalu Minhyung dengar setiap harinya , apalagi sejak hari itu semakin banyaklah bisikan mencemooh dan menghina itu terdengar.

Meskipun banyak yang tidak menyukainya di sekolah ini namun ia beruntung masih mempunyai seorang teman Zhong Chenle namanya , Seorang anak bangsawan di china , satu-satunya orang yang mau berteman dengannya tanpa takut akan di bully oleh mereka , selain itu Chenle adalah tipe anak ceria , sederhana dan mudah begaul , statusnya sebagai anak bangsawan membuat siswa lain takut untuk macam - macam dengannya.

Sesekali chenle datang ke kelas minhyung untuk sekedar mengobrol atau meminta bantuan pelajaran yang senang hati akan Minhyung bantu , tapi karna tingkat dan kelas mereka berbeda membuat keduanya jarang mengobrol , seperti saat ini.

"Pasti chenle sedang sibuk menyelesaikan tugas matematikanya hari ini."

Batin Minhyung

Ia duduk sambil memandang kosong jendela disampingnya

Melihat rintik hujan mulai reda dan awan hitam berangsur menghilang , ia terseyum kecil saat samar - samar melihat pelangi muncul di langit.

Hatinya menghangat seketika saat suara sang mama muncul di benaknya , teringat nasihat sang mama.

"Setiap badai pasti berlalu ,

Setiap luka pasti ada obatnya ,

Begitupula dengan kesabaran pasti akan berbuah indah."

HURT [MinMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang