Selamat membaca!!
Sabia yang masih memandangi sipemabuk ragu-ragu untuk membuka pintu.Dia takut kalo dia orang jahat atau teroris dan semacamnya,dia benar-benar ragu sampai akhirnya dia mendengar orang itu mengatakan sesuatu.
"Ayah..kapan kamu menganggapku pintar kapan ayah menganggapku bisa segala hal ayahh..."
Duaaarrr...
Sabia tersentak kaget karena orang itu memukul pintunya."Ya ampun..harus gimana??lapor polisi akh..ngga ngga ntar dia masuk penjara gara-gara aku..tolongin ngga ya?kalo dia tiba-tiba membunuhku gimana akhh..udah deh urusan itu nanti ntar kalo dia mati disini kan seremm!!!"
Sabiapun perlahan-lahan membuka pintu.Ia sempat kaget karena orang itu terjatuh didepannya.Sabia merasa jiji untuk memegangnya akhirnya ia masuk kedalam dan mengambil sarung tangan lagi dan menduble sarung tangannya.
Tapi sebelum mau menyeretnya kedalam dia tersentak kaget,dia lemas dan terjatuh.Dia mundur perlahan lahan."Di..dia laki-laki!!harusnya aku tak membawanya masuk,harus gimana ini aku ngga bisa pegang dia ngga mungkin buat pindahin dia keluar owhh..tidak tidak tidakk...!!"
Dia menjambak jambak kepalanya sampai akhirnya matanya tertuju pada tangan si laki-laki itu.
"Berdarah..dia terluka..gimana ini!!"
Sabiapun menarik dan menghembuskan nafas,dia kembali kedalam dan menggunakan pakaian yang panjang,intinya menggunakan segala hal yang bisa mencegah tubuhya bersentuhan langsung dengan laki-laki itu.
Akhirnya ia membawa laki-laki itu dan menidurkannya dikardus yang sudah ia susun rapih. Sabia mengambil kotak p3k dan mencoba mengobati luka laki-laki itu.Setelah selesai Sabia melihati tubuh laki-laki itu dan berhenti disatu titik."Tidak tidak tidakkkk...sepatunya kotor sekalii!!"
Sabia melepas sarung tangannya dan memakai sarung tangan baru, melepas sepatu yang kotor itu dan membawanya kebekalang mencucinya sampai bersih dan mengeringkannya setelahnya ia taruh sepatu itu didalam plastik.
Malam itu Sabia sangat sibuk, karena dia harus membersihkan darah yang menempel dilantai dan juga bekas keluaran dari mulut sipemabuk itu.Karena kelelahan Sabia tertidur disofa.
Pagi pun tiba,dan.."Emm..dimana ini?hah sarung dan kardus?"
Pria itu terbangun dari tidurnya,dia melihat sekeliling dan melihat ini bukan rumahnya.Parahnya,dirinya semalaman tidur dikardus yang disusun dilantai.Lalu dia tertuju pada sebuah rambut panjang disofa.
"A..apa itu!??"
Pria itu terkejut,namun ia memberanikan diri untuk memegangnya,tiba-tiba sipemilik rambut itu yang tak lain Sabia, terbangun dan menengok kearahnya pria itu kaget ketika gadis itu terlihat mimisan.Sabia berlari gontai kesebuah ruangan diikuti oleh pria itu,pria itu melihat Sabia mengambil obat dari dalam laci dan meminumnya.Sabia terlihat lemas dan pucat,dia mencoba menghentikan mimisannya dengan mendongak keatas.
Pria itu terlihat ingin menolong Sabia tapi Sabia menyuruhnya untuk berhenti melangkah dan diam ditempat dengan isyarat tangannya."Lebih baik kamu pergi dari sini!"
Kata sabia yang masih lemas terduduk dilantai dengan bersandar didinding.
"Tapi kamu gimana?"
"Tak apa aku baik-baik saja..akan lebih baik kalo kamu pergi dari sini sekarang!!"
"Tidak aku harus membantumu!"
"Aku bilang PERGI DARI SINII!
aku mohon!".Pria itu terlihat terbengong sesaat kemudian pergi dari ruangan itu.
Dia mengambil sepatunya yang terbungkus plastik dan hendak beranjak pergi,namun dia terhenti ketika melihat sebuah foto,dia memandangi foto itu untuk 2 menit lebih kemudian ia keluar dari rumah itu.
Disisi lain Sabia tengah merasa lebih baik,ia kemudian berdiri dan berjalan gontai kekamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KEBERSIHAN atau KEBERSIHAN CINTA
Romance.Aku harus tinggal sendiri demi kenyamananku.Segala dilingkunganku harus terlihat bersih dan rapi untuk menjaga agar seseorang yang kuharapkan kembali dan memujiku yang sekarang ini.Sampai akhirnya aku sensitif bukan hanya tentang kebersihan tapi ju...