Sedikit info saja soal orang alergi laki-laki adalah karangan semata jadi jangan heran bila membacanya.
Yap selamat membaca!!
"Kakakkk!"
Sabia terlihat malu-malu karena ada yang tau tentang penyakitnya itu.
Kakaknya yang melihat adiknya merona tertawa kecil dan mengelus elus kepala adiknya."Owh ya El,kenapa kau ada disini?"
"Akhh...ituuu emm anu gini!"El pun menceritakan apa yang terjadi pada Kila.
"Elll..kau mabukk!!!!"
Dengan nada yang halus namun penuh seringai menyeramkan."Akhh...anu Kak waktu malam tadi ak..."
"Syuuuttt!!"Kila menutup mulut El dengan telunjuknya,tanda agar dia tak perlu menjelaskan apa yang terjadi.Kila memandangi Adiknya dan El secara bergantian,kemudian menyilangkan tangannya dan salah satu tangan memijat keningnya memikirkan sesuatu.
"Sabiaaa..!!"
"Aa i..iya kak!"Sabia terkejut
"Boleh El tinggal disini?""APPPPAAAA!!!"
El dan Sabia menjawab serentak dengan nada yang tinggi,Kila terkejut dengan jawaban mereka.Kemudian Kila kembali keposisi menyilangkan tangannya.
"Sabia ...kamu tak bisa begini truskan?kamu harus sembuh dengan fobiamu itu"
"Tapi kakak tau Aku alergi..lagipula.." Sabia menggantung perkataanya.
"Lagipula..Aku ngga ingin sembuh!"
"SABIAA!!!"Kila menggentak adiknya itu dan kemudian memijat keningnya.Sabia yang tersentak,berlari menuju kamarnya dengan air mata yang mulai mengalir dipipi putihnya itu.
Kila frustasi melihat adiknya yang selalu seperti ini,dia hanya ingin adiknya hidup seperti orang normal lainnya yang tak takut dengan dunia luar,yang bebas bergerak kemanapun dan kapanpun yang dia inginkan."Kakk..kakak baik-baik saja?"
Tanya El berusaha memecah keheningan.
"Aakh..tak apa!"Kila berjalan ke arah sofa dan duduk disana,dia melambaikan tangan menyuruh El duduk dihadapannya,
Elpun mengikuti perintah Kila."El..bisakah kamu membantuku!"
"Maaf...Membantu apa kak!"
"Tolong sembuhkan Mysophobia yang dimiliki oleh Adikku..Sabia!!"
"Apa..aku?!"
"Ya kamu.."
"Caranya??Kilapun memberitahukan rencananya kepada El.
"Bagaimana?"
"Emmm..baiklah aku juga ingin membantunya!"
"Baguslahh..."kila bernafas lega.
----"""----Plecikan burung dipagi hari yang cerah membangunkan Sabia yang berat untuk membuka mata karena sembab.Sabia segera bergegas kekamar mandi membersihkan diri dan setelah dirasa semua selesai dia segera turun kebawah untuk sarapan pagi.
"Hari ini aku mau sarapan apa ya?"
Diapun bergegas kedapur untuk mencari tau bahan apa yang bisa ia masak.Namun dia terkejut ketika melihat meja makan telah terisi sarapan bergizi untuknya.Sabia juga baru menyadari bahwa rumahnya sudah bersih dan rapi.Diapun berjalan mendekati meja makan dan duduk disana.
"Akhh...kemarin aku tak memm..."
Sabia tersentak mengingat sesuatu."Cowo ituuu!!!"
Dia beranjak dari mejanya dan berlari melihati beberapa ruangan.
Dia terhenti dihalaman depan rumah."Owhh...pagi Sabia!"
Dia melambaikan tangannya pada Sabia,Sabia segera mendekatinya dengan muka menggerutu.
"Kenapa kamu disini!!"
"Emm..kakakmu yang menyuruhku jadi kamu ngga ada hak mengusirku"
"Kau..inii!!!"Sabia mengepalkan tangan geram,mau memukul El tapi tak jadi.Sabia pergi kedalam rumah dan mengecek kembali setiap ruangan,al hasil semua nihil kakaknya tidak ada,Dia keluar lagi menemui El.
"Mana kakakku?"Sabia meninggikan suaranya.
"Kak Kila sudah berangkat keluar negri tadi pagi!"
"Hah.. secepat itu dia pergi lagi!"
Sabia semakin menggerutu.
"Owh ya tadi Kak Kila menitipkan sebuah kado padaku juga emm..."
El merogoh sakunya mengambil sebuah amplop.
"Ini.."El mengulurkannya pada Sabia.
"Makasih.."sambil mengambil amplop ditangan El.
"Lalu mana kadonya?" Sambung Sabia.
"Ada dimeja tamu!"Sabia berlari keruang tamu.
Dan benar saja ada sebuah kotak disana.Sabiapun mebuka kotak itu, dilihat isinya sebuah jaket yang beberapa bulan lalu diinginkannya.
Sabiapun memeluknya erat.
Kemudian dia tak lupa juga membuka amplop merah muda itu,
Didalamnya berisi sebuah kalung dengan bandul berbentuk lonceng.
Tapi yang membuat dirinya heran adalah isi dari tengah-tengah bandul kalungnya."Emm..apa ini bentuknya mirip jam tapi bukan?"
Sabiapun kembali mengecek amplopnya dan menemukan sebuah surat.
Sabia bagaimana hadaihnya kamu suka?kakak harap kamu suka ya...
Kakak meberimu sebuah kalung pendeteksi penyakitmu..
Agar kamu dapat mudah mengetahui ketika kamu mulai bereaksi.
Benda seperti jarum ditengah bandul itu akan menunjukan ketinggian kamu bereaksi.Jarum itu akan menunjukan kamu bereaksi ketika jarum itu diwarna kuning dan bila diwarna biru kamu berada dalam kondisi normal.
Tapi yang perlu Kamu ingat jangan sampai jarum itu ada diwarna merah itu sangat penting.
itu saja dari kakakmu..
Kakak minta maaf kalo kakak melakukan kesalahan padamu.Salam sayang dari kakak cantikmu
Kak kila."Jadi ini kalung pendeteksi,sebaiknya aku pakai!"Sabia memakai kalungnya.
Sabia melihat El tiba-tiba masuk kedalam dan duduk didepannya.
Sabia menatapnya penuh curiga dan kelihatannya El menanggapinya biasa-biasa saja,Dia dengan santainya melepas sepatu bot, sarung tangan dan masker yang dia pakai diatas meja.Tentu saja Sabia terbelalak kaget."Apa yang kamu lakukann!!!"
Gentak Sabia penuh amarah.
"Tentu saja,mengajarimu!"
"Mengajariku?mengajari apa coba seperti ini?kamu hanya mengotori mejaku singkirkan itu?!"
"E'em tidak akan...pegang sepatu bot itu dalam 5 detik maka aku tak akan menyentuhmu dan membiarkanmu kesakitan menahan reaksi sakit"
"APAAAA....ta..tapi aku ngga mau itu menjijikannn!"Sabia merinding melihati sepatu itu.El menghembuskan nafas kesal, dia bangun dari duduknya dan mendekati Sabia,Sabia mencicil dan berdiri diatas sofa,El mengulurkan tangan mencoba menyentuh tangan Sabia dan Sabia menarik spontan tangannya,Sabia gemetar ketakutan.
"Aaaa...yyyy..baiklah akan ku pegang sepatu itu selama 5 detik tapi jangan sentuh akuu!!"
Ucap Sabia dengan menutupi tubuhnya,El yang melihat Sabia seperti itu merinding karena Sabia berpose seperti mau diapakan olehnya.Sabiapun duduk setelah dirasa El menjaga jarak dengannya dia mulai mengulurkan tangannya dengan penuh rasa jiji yang amat teramat,dia memegangnya Elpun menghitung sampai lima detik dan setelahnya Sabia langsung melepas pegangannya dan hendak pergi mencuci tangan,namun alhasil El menghadangnya Sabia tak bisa berkutik El pun maju dan terus maju sampai Sabia menempel kedinding, El menaruh tangannya disebelah kanan dan kiri Sabia.
"Kamu ngga boleh mencuci tanganmu sampai 1 menit!"
Ucap El tegas Dan Sabia hanya menganggukan kepala mengerti.
-selesai-
Sedikit info.
Mysophobia adalah ketakutan berlebihan dan tidak masuk akal terhadap kontaminasi bakteri, kotoran, debu, kuman, dan risiko infeksi penyakit. Mysphobia juga dikenal dengan fobia kuman atau fobia kotor. Seseorang yang memiliki fobia kuman akan menghalalkan segala macam cara untuk menghindari paparan bakteri.
Yap ...
Tunggu kelanjutannnya ya
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KEBERSIHAN atau KEBERSIHAN CINTA
Romansa.Aku harus tinggal sendiri demi kenyamananku.Segala dilingkunganku harus terlihat bersih dan rapi untuk menjaga agar seseorang yang kuharapkan kembali dan memujiku yang sekarang ini.Sampai akhirnya aku sensitif bukan hanya tentang kebersihan tapi ju...