Ke SuperMarket Yu(Episode 4)

14 1 0
                                    

Beri suara kalian ya...
Bila sudah terimakasih banyak

Happy reading...

Hari yang begitu panas ini,membuat seorang Sabia lemas dan tidur bermalas-malasan.

"Aaaauuu...."

Sabia merasa jidatnya dipukul cukup keras oleh sebuah benda yang keras pula,dibukanya mata yang malas itu melihat El yang membawa kayu kecil seperti satpam.

"Pergi ke supermarket yuk!"
Ajak El dengan santainya.
"ngga mau,panas dan tentu saja diluar banyak kuman dan bakteri yang menunggu santapan tubuh yang mereka ingin mangsa!"ucap Sabia malas.
"Cepat bangun atau aku sentuh kamu!"El mengancam.

Sabia langsung terbangun dan berdiri tegak layaknya anak buah menunggu perintah dari sang kapten.
El hanya tersenyum kecil dan kemudian berjalan keluar diikuti Sabia yang manyun dan melangkah dengan sebalnya.Didepan gerbang El terlihat celingukan mencari sebuah kendaraan,El pun memberhentikan sebuah bis dan bersiap masuk.
Sabia hanya terdiam takut dengan kondisinya nanti bila harus berkontak fisik dengan laki-laki,ditambah tentu saja bis adalah hal yang termasuk dalam kategori kotor dan udaranya pengap berpolusi dan penuh kuman.El yang melihat Sabia dengan raut muka yang khawatir menggenggam tangan Sabia,tentunya dengan tangan yang berbalut sarung tangan.

"Percayalah..ngga akan terjadi apa-apa lagian aku lihat penumpangnya sedikit!"

Ntah kenapa Sabia mengikuti tarikan El dengan pasrah.Didalam bis El mendudukkan Sabia dikursi dan El berdiri dihadapannya,terlihat seorang anak kecil sedang memakan es cream berada disamping Sabia,Sabia terlihat tak nyaman dengan itu El yang melihat Sabia seperti itu terkekeh kecil.

"Kenapa kamu tertawa?"ucap Sabia.
"Hanya lucu saja,kalau kamu jiji dengan anak kecil yang memakan es cream belepotan seperti itu"
"Tentu saja jiji...lihat saja dia sangat kotor"ucapnya dengan nada berbisik.
"Haha..lucunya kamu,kamu mengatakan dia menjijikan sedangkan kamu apakah saat kecil tak pernah makan es cream seperti itu,haha.."El tertawa geli mendengarnya.

Sabia yang mendengar kata-kata itu terbelalak dan menundukan kepalanya murung.Sabia mengingat sebuah kenangan saat dia masih kecil.
  Dahulu.. Sabia sangat suka dengan makanan ringan,cake dan yang lainnya,tapi setelah kejadian itu Sabia belum pernah makan lagi makanan seperti sejenis itu sampai sekarang,ntah kenapa ada suara kecil didalam tubuhnya yang mengatakan bahwa dia rindu dengan makanan seperti itu.
El yang menyadari raut wajah Sabia berhenti tertawa dan terdiam

"Duh salah ngomong!" ucap El dalam hati.

Sabia yang sedang merenungi kenangan pahit itu terkejut ketika merasa sensasi dingin dipunggungnya, anak itu menumpahkan es creamnya pada baju Sabia,Sabia terlihat kesal dan mencoba berdiri untuk melihat noda es nya,namun keseimbangan tubuhnya tak setabil dan dia hampir terjatuh namun El menopang tubuhnya.Sabia hanya terbelalak kaget begitu juga El yang masih dalam posisi seperti berpelukan itu.
Buru-buru Sabia terduduk menundukan kepala,diikuti dengan El yang melepas tangannya dan terlihat salah tingkah dengan mengusap usap kepalanya.
Sabia yang sepertinya mengingat sesuatu segera meraba-raba lehernya dan melihat kalungnya, jarum itu menunjukan diwarna biru. Sabia senang mengetahui dirinya baik-baik saja.

Tak lama kemudian mereka sampai disebuah supermarket.Mereka masuk kedalam dan membeli beberapa bahan untuk keperluan masing masing.Setelah mereka selesai mereka segera pulang kerumah.Sabia yang kelelahan langsung terduduk disofa mengambil remot dan menyalakan televisi kemudian melempar remot kesofa dengan malas sedangkan El membereskan bahan belanjaan tadi.El yang sudah selesai membereskan Semuanya menyusul Sabia duduk disofa.El melihati Sabia dan kemudian tersenyum geli, Sabia yang menyadari itu mengernyitkan keningnya bingung.

"Kenapa tertawa?!"Sabia menyelidik
"Akhh...tidak hihi"
"Apaaa Elll.."Sabia semakin penasaran.
"Jangan kaget ya...oky!"
Sabia yang mendengar itu memasang muka polosnya yang tak tau apapun.
"Hihi..kamu ngga ingat ada noda es cream dibajumu!"
Sabia terbelalak kaget dan..
"Aaaaaa....aku lupaaa!!"

Sabia menjambak jambak rambutnya dan segera berdiri,belum dirinya melangkah Sabia mendapat hantaman keras dikepalanya yang membuatnya terduduk kembali.
Sabia mengusap usap kepalanya.

"Kenapa kamu melempariku dengan rempott sihh!!"Sabia kesal dengan kelakuan El.
"Hey aku hanya ingin memberi taumu,apakah kamu tak sadar bahwa kamu biasa-biasa saja dan bahkan tidak merasa terganggu dengan noda itu saat disupermaket tadi siang!"Ucap El tegas.

Sabia yang baru tersadar dengan hal itu menundukan kepala tak percaya.
Sabia membenarkan kata-kata El, Dia tak takut bahkan merasa frustasi dengan noda itu.Ntah apa yang Sabia pikirkan tapi dia hanya bisa melontarkan satu kata pada El.

"Te...terimakasih banyak!"Sabia gagap.

El yang mendengar kata itu merona salah tingkah didepan Sabia.Ntah juga apa yang difikirkan El,dia melontarkan kalimat.

"Ma..makasih saja tidak cukup tau!"
El tertular gagap.
"Maksudnya?"Sabia mengernyitkan keningnya itu bingung.
"I...iya kamu harus memasakkanku makanan lezatt!"ucap El dengan menuding dapur dan menundukan mukanya yang memerah.
Sabia terkekeh melihat El yang malu malu kucing."Baiklah..tuan pengatur!"ucap Sabia dengan beranjak dari duduknya menuju dapur.

Beberapa menit kemudian terlihat Sabia membawa kepiting yang dimasak dengan saus pedas yang terlihat meleleh,sungguh membuat liur menetes.El pun menyapa makanan itu dengan tatapan penuh mangsa,Sabia yang menaruhnya dimeja sedikit tersentak ketika El tiba-tiba mengambil makanan itu dengan cepatnnya.El terlihat seperti kucing yang tengah kelaparan,tak peduli siapapun yang ada disampingnya dia akan tetap makan dengan lahap.El yang memandangi Sabia yang terlihat lapar,tiba-tiba menjejali mulut Sabia dengan kepiting,tentu saja Sabia terkejut dengan itu.

"Tak usah malu-malu makanlah bersamaku"ucap El dengan gampangnya.
"Aku tak mau itu sudah bekasmu!"ucap Sabia dengan memalingkan wajah

El melirik dengan kesal tentunya, karena Sabia tak menyadari telah menelan makanan yang bahkan disuapkan dari tangan El padanya.

"Baiklah aku tantang kamu saja, bagaimana!?"tawar El.
"Tantang!"
"Ya ...siapa yang menang mereka boleh menyuruh apapun kepada yang kalah selama sebulan dan ngga boleh menolak apapun itu, bagaimana!?"

Sabia terlihat berfikir secara matang dan pada akhirnya dia menemukan sebuah jawabannya.

"Ayukkk!!"

-selesai-

Makasih...
Jangan lupa vote ok.

Jadilah pembaca yang bijak dengan menghargai kerja keras orang lain😁



CINTA KEBERSIHAN atau KEBERSIHAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang