-- seminggu setelah jihoon tersadar dari kecelakaan yang dialaminya --
"kamcagiya! Ih apa-apaan sih? Dingin bego!"
"ye asal ngomong nih bocah ngatain gue bego,,, gue anak akselerasi ya... Sunbae lo nih..." ujar woojin menepuk-nepuk dadanya congkak ke arah gadis yang seumuran dengannya itu..
"cih heran gue bisa-bisanya jisung oppa nyetting'in lo buat masuk kelas tingkat dua gitu."
"eits jangan salah. Lo sendiri juga tau kan, kita bener-bener di tes kemampuan akademiknya pas masuk ke sekolah itu..."
"ish yaudah iya" jihoon tak bisa mengelak.
Dia, dan woojin, meskipun masuk ke sekolah itu karena mengemban misi, tapi mereka benar-benar harus mengikuti tes masuk. Jihoon sebenarnya juga berniat masuk ke kelas yang sama dengan Woong agar lebih mudah memantau gadis itu, tapi hasilnya ia harus masuk ke tingkat pertama di sekolah itu.
"emang ya gue nih emang woaaah, udah ganteng, berprestasi pula" woojin makin makin...
"tolong nih lo pengen bikin gue muntah?"
"hahahaha" woojin terkekeh. Ia memang suka menggoda jihoon seperti itu.
"nih" woojin menyodorkan sekotak susu strawberry dingin kepada jihoon, sembari memposisikan diri duduk di sebelah jihoon.
"makasih"
"tau aja lo gue disini..."
"dibilang kecerdasan gue tuh diatas rata-rata"
"gak nyambung anjir"
"kkkk...
lo... lo masih mikirin berita itu? " jihoon mengangguk
"gak tau kenapa gue ngerasa sakit banget, gue kayak gak berguna gini, jin."
"gue paham tapi gak semestinya lo ngerasa gitu?"
"........"
"jihoon ah~ itu semua di luar kuasa lo..."
Woojin tau apa yang dirasakan temannya itu. Itu bukan hanya persoalan berpuluh keluarga yang kini kehilangan rumah dan lahan mereka secara paksa. Tetapi lebih dari itu, jihoon sudah pasti teringat dengan kejadian yang menimpa dirinya dan keluarganya 5 tahun yang lalu. Yang membuatnya harus kehilangan masa kecilnya yang indah, terlebih lagi, dia harus kehilangan mendiang kakaknya saat itu, tepat di depan matanya sendiri ....
"bahkan sampe sekarang gue belum berhasil ngedapetin bukti buat kematian kakak gue " hati woojin pun turut ngilu mendengarnya...
"jihoon ah~ bersabarlah..."
"lo gak ngerti"
/gue ngerti hoon/
"yaudah sekarang lo balik ke kamar lo. Udah larut malam. Kalo ketahuan perawat ada pasien tabrak lari keliaran jam segini di rooftop rumah sakit kayak gini, bisa diiket lo ntar "
" yee lu kate gue pasien rumah sakit jiwa.."
"hahahahaa...emg lu kan rada-rada."
"awwchh" sebuah geplakan mendarat di kepala woojin...
"lo tuh ya, tangan sebelah aja udah bisa nge'kdrt'in gue kek gini."
"rasain!"
"ish...cewek gak ada alus-alusnya lo!" jihoon melempar tatapan mata galak.
Suasan kini kembali hening... Mereka sibuk dengan susu di tangan mereka masing-masing sembari memandang langit yang memang nampak cerah malam itu.
"jin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner in Love
Fiksi Penggemarpark jihoon dan park woojin, dua agen muda yang ditugasi melindungi seorang gadis bernama Jeon Woong 🐦🐰 "jin.." "hmmm?" "menurut lo suatu saat gue bener-bener bisa kasih keadilan buat kakak gue?" "Pasti!" jawab woojin yakin "sampe semua berhasil...