Hai hai, balik lagi dengan chocho di sini... ^-^
Karna masuku itu Chocho sempet hiatus jadi kali ini aku update dua chap sekaligus
Nikmati dalam cerita saya oka!!!^-^
***
Ayana pov
Aku melihat kejadian itu lagi, sudah tiga kali dalam seminggu ini dan aku masih saja tidak dapat berbuat apa-apa. Aku menggigit bibir bawah ku untuk menahan rasa sesak di dada ini, tapi ternyata hasilnya tetap sama, rasanya dada ku ini sangat dipenuhi dengan rasa kecewa, benci, jenkel, dan amarah, semuanya tercampur menjadi satu dan itu membuat ku merasa sesak. Aku berusaha menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata ku ini, tapi aku sudah tak bisa membendungnya lagi.
"Mengapa aku tak bisa berbuat apa-apa? Mengapa aku tak berguna?" ucap diri ku ditengah isak tangis ku yang mulai pecah.
Kini kaki ku pun sudah lemas tak kuat untuk menahan berat badan ku sendiri. Aku terduduk di balik pohon ini, menundukan kepala ku sambil meratapi hidup ku yang kacau ini. Aku benci dengan hidup ku yang seperti ini.
Author pov
Darah mengalir ke gorong-gorong, terbawa oleh air hujan yang mengalir. Darah itu berasal dari seorang wanita yang saat ini sudah terbujur kaku dengan luka tusukan yang berada di bagian perut.
"Maafkan aku sayang... aku tak bermaksud membunuhmu..." isak seorang pria yang berdiri di pinggir wanita itu.
Pria itu sepertinya menyesali perbuatannya, ia bahkan menangis dan langsung berlari dari tempat itu, entah kemana pria itu akan pergi. Sementara itu, Ayana sedang menangis tersedu-sedu, ia bersembunyi di balik pohon yang berada di seberang jalan dari tempat kejadian pembunuhan itu berlangsung.
"Kejadian itu terulang lagi... kematian itu terjadi lagi... mengapa aku tak bisa berbuat sesuatu saat aku sudah mengetahui bahwa seseorang sedang diincar oleh kematian...?!" isak Ayana dengan lirih namun dengan nada yang penuh kemarahan.
Ayana menundukan kepalanya sambil terus melampiaskan emosi yang ia pendam, ia ingin menyelamatkan wanita itu, tapi sayangnya ia tak sanggup untuk melawan laki-laki tersebut.
Tiba-tiba, ada begitu banyak langkah kaki mendekatinya, tetapi Ayana mengabaikannya, dia sangat terpukul saat ini, dia hampir tidak berpikir pria itu akan menikam kekasihnya sendiri.
"Hei... tak usah menangis... kau tak memiliki salah di sini..." sebuah suara dengan nada yang lembut dan sedikit berwibawa mengagetkan Ayana. Ayana mengangkat kepalanya dan melihat ada 3 orang perempuan dan seorang laki-laki di hadapannya.
Orang-orang itu sangat cantik dan tampan, ada seorang perempuan dengan rambut berwarna merah sepinggang dan di kuncir dua, ada dua perempuan dengan rambut berwarna ungu namun dengan potongan yang berbeda, yang satu berambut panjang sepinggang serta di gerai, dan yang satu lagi berambut pendek sebahu serta di gerai, yang berambut pendek menggunakan sebuah kacamata ber-frem ungu, sedangkan yang berambut panjang tidak menggunakan kacamata.
"Perkenalkan kami adalah Tenshi. Para pencegah takdir kematian" ucap salah satu dari mereka, tepatnya laki-laki tampan dengan rambut berwarna hijau.
Laki-laki itu tersenyum manis ke arah Ayana, ia mengulurkan tangannya ke arah Ayana sambil berkata "Siapa nama mu wahai gadis cantik?" ucap laki-laki itu dengan nada yang sopan.
Ayana menundukan wajahnya karna tersipu malu, ia berusaha menyembunyikan rona merah yang saat ini menghiasi wajahnya, tapi tak berselang lama kemudian.
Ayana mengangkat wajahnya kembali, lalu mengulurkan tangannya dan berkata, "Anu ... namaku .... A-yana ... Yama-yashi ..." kata Ayana dengan sedikit kebingungan dan senyum kecil di wajahnya.
Ayana pov
Mereka ber-empat masih memandangi ku hingga saat ini, kini aku masih berada di sekitar tempat kejadian itu terjadi.
"oke... Ayana-san maukah kamu ikut bersama kami?" ucap pria itu dengan nada yang penuh kegembiraan.
Aku terkejut atas pemintaannya itu, maksudku aku bingung atas permintaan dari mereka itu. Aku terus berdiam diri memandangi mereka ber-empat tanpa tau harus menjawab pertanyaan atau permintaan mereka itu atau tidak, aku pun tak paham maksud ucapan mereka yang barusan. Yang pasti aku tak mengerti apa yang harus ku lakukan sekarang, pria itu mendekati ku dan melambaikan tangannya di depan wajah ku.
"Hello Ayana-san... apa kau mendengar ucapan ku tadi...?" ucap pria itu dengan nada yang khawatir.
Aku tak bergerak sedikit pun saat ini dan tiba-tiba...
'bukkk' ada yang memukul pundak ku dan kini pandangan ku mulai kabur, aku melihat pria itu seperti sedang memarahi seseorang di belakangku, tapi aku tak tahu siapa orangnya. Dan perlahan-lahan mata ku mulai terasa berat dan semakin berat, sepertinya aku akan masuk ke alam mimpi dan entah kapan aku akan tebangun nanti, aku memandangi wajah pria itu sampai kesadaran ku hilang sepenuhnya dan diri ku pun terlelap tak sadarkan diri.
'Ternyata pria itu lumayan tampan.'
***
okay, sampai jumpa di chapter selanjutnya my readers!!!^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Tenshi [Slow Update]
FantasyCerita ini menceritakan seorang wanita yang memiliki kekuatan aneh untuk dapat melihat apakah seseorang sudah dekat dengan kematiannya atau belum dan pada suatu hari ketika wanita itu sudah lelah atas kekuatan itu, ada sekolompok orang yang terdiri...