-3- Him

297 22 5
                                    


15:45
"Bentar lagi bentar" pinta Nina pada Jungwoo yang mengusik tidur siangnya kali ini.

"Ayo ish dek mau pergi masa lupa sih?" Jungwoo tak menyerah begitu saja, ia mencoba menarik sampai habis selimut yang digunakan Nina lalu ikut tidur di samping adiknya sambil memeluknya erat-erat.

Akhirnya Nina menjadi frustasi sendiri dan langsung bangun dari tidurnya untuk mendorong sang Kakak yang menurutnya menyebalkan.

"Idih marah—ADUH HEH!" Marah Jungwoo karena lehernya terkena bantal yang dilempar adiknya barusan. Nina tak mempedulikan itu lalu masuk ke kamar mandi dan duduk di kelosetnya yang tertutup untuk mengumpulkan sebagian nyawanya yang masih tertinggal tadi.

Ah iya, ia baru ingat bahwa malam ini keluarganya akan makan malam bersama keluarga 'Na'.

Nina jadi merinding sendiri hanya memikirkan satu marga itu.

Tok tok tok

"Dek, bajunya udah disiapin di atas kasur. Jangan marah lagi dong, nanti mirip kekeyi loh"

Kim Jungwoo, pembawa peti Ghana masih mantau loh.

"BISA DIEM GA!?"

"CANDA SAYANG" Jungwoo menempelkan jarinya yang membentuk hati di pintu kaca buram kamar mandi lalu Nina membalasnya dari dalam dengan menempelkan jari tengahnya.

-

18:20
Mereka sudah menunggu di ruangan vip restoran kepemilikan Jungwoo, keluarganya sengaja datang lebih cepat 10 menit dari jam perjanjiannya.

"Permisi" Nina bisa melihat ada wanita dan pria seumuran dengan orangtuanya memasuki ruangan tersebut.

Di belakangnya di ikuti 2 pria yang juga ikut menyapa orangtuanya bahkan salah satunya ada yang menyapa Jungwoo. Bisa disimpulkan Jungwoo juga mengenalnya.

Nina tak mengenal orang-orang yang disambut hangat keluarganya itu dan hanya bisa tersenyum pada semuanya sebelum mama menginstruksinya untuk berdiri dan menyapa mereka.

"Nina ya Allah Cantik ya sekarang. Inget tante ga?" Nina tersenyum canggung dan menoleh polos ke mamanya mengisyaratkan untuk menolongnya dari suasana tersebut.

Mama dan papa hanya tertawa melihat reaksi bingung Nina, dan ia menjadi merasa tak enak karena tidak mengingat bahkan mengenal wanita tersebut.

"Ah, udah lupa pasti dia Yoona. Jaemin sama Renjun gimana? Inget tante ga?" Dua insan pemilik nama itu langsung gelagapan setelah mama memanggil namanya.

"Inget dong tante, kan Renjun dulu pernah main ke rumah tante" jawab oknum yang bernama Renjun tersebut.

"Nana pasti lupa ini mah tan, kalo diajak ke rumah tante pasti drop terus. Curiga kakak, kamu setting jadwal kambuhnya dulu" lanjut Renjun.

"Enak aja, mana bisa"

Dulu Jaemin memang divonis memiliki pneumonia yang mudah kambuh, tetapi seiring berjalannya perawatan dan operasi, akhirnya Jaemin bisa dinyatakan bebas dari penyakit yang sudah menggerogoti paru-parunya selama 8 tahun tersebut.

"Yang penting sekarang Jaemin sehat terus kan? Hebat loh Jaemin, tante dikirim foto kamu waktu sumpah dokter rasa bangganya bisa nular" ujar mama.

"Makasih tante" jawab Jaemin dengan senyum lebarnya.

"Padahal inget banget pas bayi lagi tante gendong, kok tiba-tiba basah. Ehh dipipisin" lanjut mama yang bikin suasana makan malam itu penuh tawa, yang di omongi hanya melebarkan mata dan memukul Renjun karena menurutnya tawa kembarannya itu yang paling keras.

Tak sengaja pandangan mata Jaemin dan Nina bertemu, mereka hanya saling melempar senyum ramah walau di dalam hatinya terdapat rasa cemas karena poin utama pertemuan keluarga ini bukan hanya sekedar makan malam biasa.

"Jadi ini—masing-masing sudah benar-benar setuju?" ucap Siwon yang ber notebene kepala keluarga Na itu melirik Nina dan Jaemin.

Hening.

Baik Nina maupun Jaemin menghentikan aktivitas makannya. Mereka tak memiliki nafsu makan lagi ketika pertanyaan itu dilontarkan.

"Nana?" ucap Bundanya sambil mengelus kepala putra bungsunya yang membisu.

"Permisi" Nina meninggalkan ruangan, ada sedikit rasa penyesalan ia menyetujui semua ini. Sebut saja Nina sedang dalam fase labil.

"Nina.." Nina tidak mengurbis panggilan sendu mamanya dan tetap berjalan meninggalkan ruangan tersebut lalu tak lama disusul oleh Jungwoo.

"Kak Wen, Nina ke taman belakang?" Tanya Jungwoo ke salah satu karyawannya untuk memastikan, karena jika Nina memiliki suasana hati yang buruk ia tau kemana tujuan adiknya tersebut.

"Iya, sambil nangis juga. Kenapa dia wo?" Jungwoo hanya tersenyum nanar dan menggeleng pelan untuk membalas pertanyaan Wendy.

"Ah i see" Wendy langsung paham dan tersenyum saat melihat kaca gelap ruang vip sekilas. Wendy memang sudah menganggap Jungwoo sebagai adik kandungnya sendiri begitupun sebaliknya.

"Go to her, asap"

Saat Jungwoo ingin menuju taman belakang, tiba-tiba ada tangan yang menahannya.

"Jaemin?"

"Biar Jaemin aja kak yang samperin" ujar Jaemin.

"Kamu yakin?—ah bukan gitu maksudnya, kakak takut aja dia masih...tau kan?" lanjut Jungwoo.

Jaemin mengangguk dan mendekatkan mulutnya pada telinga Jungwoo "Jaemin udah setuju, kak Jungwoo jangan khawatir" lalu meninggalkan Jungwoo yang mematung disana.

Nina mengayunkan kasar ayunan yang ia duduki guna melampiaskan kesedihannya. Sampai-sampai ia tak sadar di ayunan lain sampingnya, sudah ada seorang laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya.

"Kamu!?" Nina buru-buru menghentikan kegiatannya dan menatap Jaemin dengan wajah heran.

Jaemin tersenyum sambil mengangguk, lalu mengulurkan pergelangan tangannya guna memperkenalkan diri.

"Na Jaemin"

"Kim Nina" Nina membalas jabatan tangan Jaemin dengan ragu.

Hening kembali.

Terdengar helaan nafas berat milik Jaemin. "Aku udah setuju" spontan Jaemin yang membuat Nina tertawa sarkastik, "Bahkan kita baru aja ketemu dan kamu langsung bilang setuju?"

"Terus? nolak semua ini demi ego dan pertemanan orangtua kita jadi canggung nantinya?" Balas Jaemin dengan menaikan kedua alisnya.

"Kamu, ga punya keinginan menikah sama orang yang bener-bener naruh hati ke kamu?" Pertanyaan Nina membuat Jaemin menghela nafas lagi. Tentu saja ia mau, tapi sayangnya Jaemin adalah anak yang berbakti. Keinginan keluarganya lebih utama dibanding dunianya.

"Kamu percaya kalimat 'hidup lama dengan seseorang akan menumbuhkan rasa cinta' ?"
Ujar Jaemin yang membuat Nina terdiam kebingungan.

"Ga salah kan kita coba?"

————————————————————
Aku nulis apaan😟
-bks🐞

ᴀʀʀᴀɴɢᴇᴅ ᴍᴀʀʀɪᴀɢᴇ | ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang