-6- H-1

289 18 11
                                    

Aku anggap kalian tau cara menghargai karya orang lain😊
————————————————————

15:00
"Noona, besok harus bangun pagi-pagi sekali?"

"Tadi saat mau kemari, Jisung lihat cowoknya noona. Seram"

"Tadi Jisung juga dapat teman baru, nama dia aneh, Chonlo, Colo, aishh sulit. Katanya Jisung akan jadi saudaranya setelah acara selesai besok. Emang bisa noona?"

Disinilah Nina, bersama adik sepupunya yang dari tadi mengoceh tak henti, aksen Indonesianya yang masih kaku membuat Nina menahan gemas sedari tadi.

Park Jisung, sepupu terkecil Nina yang berasal dari Korea, umurnya masih 8 tahun, kenapa kemari? tentu saja semua keluarga besar diundang dalam pernikahan Nina dan Jaemin esok, tetapi berhubung keluarga Jisung baru tiba tadi siang, jadi mereka sekalian saja menginap di hotel ini.

Sebenarnya kamar Nina berada di lantai yang berbeda dengan kamar Jisung, tetapi karena orangtuanya sedang bertemu dengan yang lain, Jisung nekat menuju kamar Nina sendirian yang pasti harus menggunakan lift. Jelas tadi Nina khawatir, bagaimana jika bocah itu tersesat salah lantai?

Tok tok tok

"Bukain dek" terdengar samar suara milik Jungwoo dari depan pintu, ia tak memiliki kartu kamar Nina, jadi tentu tidak bisa langsung masuk seenaknya seperti di rumah sendiri.

Setelah Nina membukakan pintu untuknya, dengan enaknya Jungwoo langsung masuk dan berbaring di kasur, "Hahhh, kipas portable kamu mana? minjem dong—loh, icung kok disini?"

"JHI-SONG, bukan icung!" Teriak Jisung, bau-bau keributan sudah tercium dan pasti pada akhirnya bocah itu akan mengadu pada Nina seperti biasanya.

"Lagian kamu manggil aku wowo, aku manggil kamu icung lah. Adil"

"Ga suka, jelek namanya"

Bukan Jungwoo kalau tak membuat anak itu merajuk, entah ada rasa kegemasan dan kepuasan tersendiri baginya jika mendengar Jisung marah apalagi menangis.

"Biarin, park icung idung mancung" godanya lagi.

Jisung menggerutu, "NOONA LIHAT TUH!"

Akhirnya Nina angkat bicara "Berisik banget, Jangan ganggu Jisung bisa ga? Nih kipasnya dah sana keluar" merasa menang, Jisung menjulurkan lidahnya ke arah Jungwoo.

"Cih ngaduan. Sebentar duh dek, capek banget pen meninggal" Nina tak mengurbis sang kakak, lebih baik ia lanjut menonton kartun favorit Jisung yang sedang mereka tonton di layar hp nya.

Hotel ini menyediakan fasilitas gym dan spa, jadi sudah terlihat kakaknya basah kuyup seperti ini karena apa.

"Habis nge gym pasti kan?" Tanya Nina.

Jungwoo hanya mengangguk sambil memejamkan matanya, bahkan suhu ac kamar Nina tak bisa ia rasakan sekarang.

"Rame-rame tadi sama si kembar juga" yang dimaksud 'si kembar' tentu bukan lain Renjun dan calon suaminya itu, ah Nina menjadi salah tingkah sendiri.

ᴀʀʀᴀɴɢᴇᴅ ᴍᴀʀʀɪᴀɢᴇ | ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang