A

46 12 7
                                    

     Hari ini, hari terkahir Ghea di sekolahnya. Tepat hari ini, hari setelah hari perpisahan sekolah. Ghea sudah tidak menjadi siswi SMP lagi, dia akan segera menjadi siswi SMA. Di hari terakhirnya ini, ia habiskan dengan bersama teman teman dan adik perempuannya, Ghany. Ghea, Ghany, dan teman teman Ghea berkumpul dilapangan sekolah. Mereka berfoto foto dan akhirnya mereka makan di kantin sekolah untuk terkahir kalinya sebelum mereka masuk ke sekolah baru mereka.

"Ghe, lo SMA mau satu sekolah sama si kyung?" Tanya Ghany. Ghany memang adiknya Ghea, tapi jarang memanggil kakanya itu dengan sebutan 'kakak'. Ghany bilang persetan dengan sopan santun, dia kakak gue, temen gue, sahabat gue. Peduli apa dia sama panggilan dari gue? .

"Lo gabisa apa manggil kakak lo make embel embel 'Kak' atau apa gitu?" Sahut Sena, salah satu temen Ghea.

"Suka suka gue, Ghea aja gak komplain gue panggil gak make embel embel 'Kak'. " Bales Ghany santai.

"Bawel lo berdua. Iye gue mau masuk SMA si kyung, biar bisa berangkat bareng. Hemat ongkos bre," Bales Ghea santai sembari menyeruput es teh manisnya.

Akhirnya, mereka sudah selesai makan dan keluar dari lingkungan sekolah. Sena dan dua temen Ghea berpamitan pulang. Tinggal Ghea dan Ghany.

"Ghe, kalo lo gak disini nanti gue istirahat bareng siapa? :(" Ghany-sembari memeluk lengan Ghea- , dia memang seperti itu jika tidak ada orang lain. Dia manja, tapi jika dia didepan banyak orang dia akan sok cuek, dan cool.

"Makannya, cari temen. Udah ah gue mau telfon mas kyung dulu, lo mau balik jalan kaki emang?" Balas Ghea sedikit bergeser dari sebelah Ghany dan melepas pelukan dilengannya.

15 menit menunggu, Kyung datang. Dia membawa motor maticnya, dan itu membuat Ghea dan Ghany saling bertatapan satu sama lain, mereka kebingungan. Kalau Kyung hanya membawa motor, berarti diantara Ghea dan Ghany harus ada yang naik ojek.

"Tunggu temen gue, biar si Ghany bareng dia." Ucap Kyung seolah olah ia dapat membaca pikiran sang adik. Tidak lama kemudian, Lay-temen kyung-  datang.

"Widih, yang udah mau jadi anak SMA. Apakabar lo ghe?" Tanya Lay sembari turun dari motor lalu merangkulkan tanggannya di pundak Ghea.

"Itu tangan turunin bisa gak?" Ketus Ghany. Enggak, Ghany gak suka sama Lay, dia cuma sensitif kalo liat adegan seperti itu. Maklumkan saja, dia memang tidak pernah mendapatkan perlakuan manis dari laki laki selain Kyung. Padahal kalau diliat liat, Ghany lebih manis dari Ghea. Tapi karena Ghany lebih sering bersinis ria daripada tersenyum, jadi ya seperti itu.

"Ampun nyai," Canda Lay. Lay sudah cukup dekat dengan ke-dua adik Kyung, makannya Ghea biasa saja saat pundaknya di rangkul oleh Lay. Lay dan Kyung berteman karena mereka satu tempat les, dan ternyata mereka juga satu SMA.

"Ghe, jadi dekel gue nih?" Lay mengangkat sebelah alisnya, dan tersenyum tipis.

"Biasa aja dong Lay, emang kenapa? Gak boleh?" Balas Ghea sedikit sinis.

"Diem deh lo ber-dua! Mau balik gak?" Sela Kyung tiba-tiba menengahi Lay dan Ghea. "Udah deh, Ghany bareng gue. Lo sama Lay." Sambung Kyung sembari menunjuk Ghea dengan dagunya. Akhirnya Kyung dan Ghany jalan lebih dulu.

💎💎💎

Sesampainya dirumah, Ghea langsung menuju ke kamarnya. Dia menaruh tasnya diatas kasur. Saat ingin mengganti baju, handphone Ghea bunyi, menandakan ada pesan masuk.

 Saat ingin mengganti baju, handphone Ghea bunyi, menandakan ada pesan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uncertain -KJD (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang