F

16 7 6
                                    

     Sudah 3 bulan Ghea sekolah disana, dan hubungannya dengan Chen pun masih biasa biasa saja. Ghea tidak mau mendekati Chen lebih dulu, gengsi katanya.

Sekarang, jam pelajaran terakhir. Ghea sudah ada janji dengan Sehun untuk menonton sebuah film di bioskop. Sekitar 10 menit lagi bel pulang sekolah berbunyi, tetapi sang guru malah keluar lebih dulu. Ghea dan teman temannya hanya diberi tugas merangkum dan untungnya materi yang dikasih untuk dirangkum sudah ia rangkum dirumah, jadi sekarang ia hanya memainkan handphone nya dan sesekali menatap Tifanny yang sibuk dengan pulpen dan buku tulisnya.

Sehun

Jadi gak ?

Ada notif dari line, dan muncul nama Sehun beserta pesan yang ia kirimkan. Tidak menunggu waktu lama, Ghea membalas pesan itu.

Sehun

Jadi kok, abis ini langsung?

Iya langsung aja. Bawa hoodie gak?

Gatau, tapi di mobil ada kayaknya.

Kalo gada, balik aja dulu ganti baju.
Yaudah balik bareng gue ya?

Saat ingin membalas chat Sehun, tiba tiba Chen dan 2 temannya masuk kedalam kelas Ghea dan tentu saja Chen menjadi fokus Ghea.

"Assalamulaikum, saya Chen. Ketua Club Vokal sekolah membutuhkan paling enggak 1 sampai 2 orang untuk menjadi penerus kami." Jelas Chen tersenyum dan salah satu tanggan nya dimasukan kedalam kantong celana nya. Cool batin Ghea.

"Ada yang berniat?" Tanya salah satu dari mereka ber tiga.

"Itu Ghea aja kak Ghea, suaranya bagus." Seru salah seorang teman sekelas Ghea, dan tiba tiba satu kelas langsung menunjuk Ghea.

"Oh iya njir, gue lupa disini ada Ghea. Tau gitu mah gue langsung Chat lo aja gausah promosi sana sini." Chen tertawa, tawanya manis sekali. Andai semut dapat merasakan betapa manisnya senyum itu, sudah pasti mereka akan mengerubuni Chen.

"Lo gak keberatan kan Ghe buat masuk Club Vokal?" Tanya Chen. Ghea hanya mengangguk dan nama Ghea dicatat oleh salah seorang teman Chen.

"Yang lain??" Tanya si penyatat.

"Gak ada? Oke Ghea ya." Balas Chen. "Terimakasih atas perhatiannya, bye semua." Chen keluar dari kelas Ghea sembari tertawa ringan.

Ghea tersenyum saat Chen sudah keluar kelas, dan Tifanny menggodanya.

"Udah senyumnya? Cape gak tuh bibirnya?" Ledek Tifanny.

"Apaan sih lo!" Kesal Ghea.

"Aciee, pepet teroos Ghe." Timpa Abyan.

Oke, hanya Tifanny dan Abyan yang tahu kalau Ghea suka dengan Chen. Kenapa? Karena mereka ber dua adalah sahabat Ghea, orang yang paling bisa Ghea percaya dari 36 siswa dikelas ini.

Bel sekolah berbunyi, Ghea berdoa lalu berniat keluar kelas guna mencari Sehun. Namun yang dicarinya sudah lebih dulu menangkring diambang pintu kelas Ghea.

"Ghea, dijemput cowo lo tuh." Tereak salah satu teman Ghea.

Entah gosip darimana, sudah menyebar berita Sehun berpacaran dengan Ghea. Dan mereka tidak keberatan dengan gosip tersebut. A-ah tidak! Ghea yang tidak keberatan karena dia memang cuek orangnya, sedangkan Sehun sendiri senang di gosipkan seperti itu. Sehun tidak menyukai Ghea, tapi dengan adanya gosip itu beberapa anak yang ingin mendekati Sehun makin lama makin berkurang dan hal itu membuat Sehun senang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uncertain -KJD (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang