Pagi ini, pukul 5.50 Ghea sedang menunggu Lay diruang tamu. Sudah 10 menit Ghea menunggu, dan akhirnya ia mendapat pesan dari nomor tidak dikenal.
08xx-xxx-xx
Ghe, ini sehun. Lo berangkat bareng gue, Lay mau jemput gacoannya. Tunggu ya, gue udah sampe lampu merah depan komplek lo.
Oke.
Benar, Sehun menjemput Ghea. Sehun menjemput dengan motor sport nya dan ia nampak sangat keren.
"Ghe, ini." Sehun memberi helm ke Ghea bermaksud agar Ghea mengenakannya.
"E-eh iya," Ghea lalu memakai helm tersebut dan Sehun mulai melajukan motornya. Karena jarak sekolah dan rumah Ghea tidak terlalu jauh, mereka hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk sampai di sekolah. Sesampainya, belum banyak siswa ataupun siswi yang datang. Sehun dan Ghea berjalan ke lorong sekolah, dan duduk diantara kursi kursi yang tersedia di lorong sekolah.
"Ghe, masuk mana? Ipa atau Ips?" Tanya Sehun membuka obrolan.
"Bahasa hun." Bales Ghea tersenyum. Yang bertanya malah me-longo ( melihat Ghea dengan membuka mulut lebar ), seakan akan dia tidak percaya dengan jawaban Ghea. "Lo kenapa hun? Sampe nganga ( kurang lebih sama seperti melongo ) gitu." Ghea yang kebingungan dengan ekspresi Sehun.
"Gak nyangka cuy, kirain masuk IPA." Jawab Sehun sembari tertawa. Ghea yang melihat Sehun tertawa pun reflek ikutan tertawa, sepertinya tawa Sehun menular.
Tidak lama kemudian, sekolah sudah cukup ramai oleh siswa siswi angkatan baru. Ghea dan Sehun pun berbaris ke lapangan sekolah. Ghea baris dibarisan Bahasa sedangkan Sehun baris dibarisan IPA. Setelah barisan cukup rapih, ketua Osis memulai pidato penyambutannya. Kurang lebih setengah jam dia berpidato, membahas lingkungan sekolah dan lain lain yang berkaitan dengan sekolah. Setelah selesai berpidato, anak anak angkatan baru dipisah lagi berdasarkan kelasnya. Ghea berbaris dibarisan anak anak kelas X-2 Bahasa yang berarti Ghea masuk di kelas X-2. Sedangkan Sehun berbaris dibarisan anak anak kelas X-4 IPA.
Ghea dan teman temannya sudah duduk rapih didalam kelas. Satu persatu anak memperkenalkan diri, dan disaat anak ke 6 mau memperkenalkan diri-
"Assalamualaikum semua," Lay masuk ke kelas Ghea dengan santai dan tersenyum ke murid murid baru. Ada beberapa anak perempuan yang histeris saat melihat Lay, mungkin Lay tampan?
"Maaf semuanya, ini si manusia idiot kurang asupan kayaknya. Saya urus dia dulu." Sela Doni Osis kelas Ghea. Doni menarik tangan kiri Lay namun Lay menepisnya.
"Pala lo idiot! Depan murid baru udah ngasal aja ngomongnya." Lay membersihkan tangannya yang di pegang Doni seolah olah Doni itu menjijikan.
"Gue tukeran sama Eca, yakan Ca?" Tanya Lay ke Eca. Eca hanya tersenyum kikuk, mungkin efek nervous disenyumin sama Lay?
"I-iya Lay, yaudah saya pindah ke Kelas IPA dulu. Duluan semua." Bales Eca lalu meninggalkan kelas.
"Lo ngapain pindah kesini sih Lay? Di IPA gak ada yang cakep? Apa gimana dah." Vanka-yang sedari tadi terduduk diatas meja guru, berjalan kearah Lay-
"Yeuh kalo ngomong asal, gue mau jagain pacar gue." Balas Lay santai. Vanka, dan Doni terdiam lalu tertawa.
"Kece banget nih, baru masuk MOS udah dapet gacoan aja lo." Ejek Doni tak percaya sama omongan Lay. Lagian, pacar Lay siapa?
"Gak percaya lo? Nih paca-" Belum selesai ngomong, Vanka menyela omongan Lay.
"Buat kalian semua, adik adik tercinta. Kalo si manusia kerdus ini nge chat kalian, harap langsung blokir ya. Suka modus doang, udah dibaperin terus ditinggalin." Selaan Vanka membuat para murid baru tertawa, bahkan Doni sampai memukul mukul meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain -KJD (Hiatus)
Teen FictionBisakah? Aku dan kamu menjadi kita? Bisakah? Aku dan kamu menjadi sepasang manusia yang tak terpisahkan? Aku rasa tidak bisa.