#4

0 0 0
                                    


Sepulang sekolah, Dian harus kembali sakit hati dengan menyaksikan Dio yang membonceng Aida keluar dari kawasan sekolah. Ditambah dengan rumor-rumor kedekatan keduanya yang semakin membuat nyeri di ulu hati nya.

"Apan si lebay banget gue yaampun". Gumam Dian merutuki perasaannya. Sekarang Dian tengah terduduk di halte bus yang tak jauh dari sekolahnya.

Tak berselang lama sebuah motor Ninja merah berhenti tepat di depan Dian.
Pengendara pun membuka helm full facenya.

"Leo?!". Gumam Dian setelah melihat wajah didepannya.

"Nungguin siapa Yan?". Tanya Leo.

"Eh ? ngomong sama gue?". Tanya Dian heran pasalnya baru kali ini ia berinteraksi dengan Leo.

"Ya iya emang ada orang lain?". Jawab Leo.

"Oh hahaa tumben aja. Ini gue lagi nunggu bus".

"Bareng aja, panas nih"

"Eh nggak usah"

"Ck mumpung searah sekalian"

"Yaudah deh"

Leo pun membantu Dian menaiki motornya kemudian kembali memakai helm dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

"Rumah lo dimana nih?". Tanya Leo

"Lah, lo bilang kita searah. Gue kira lo tau"

"Hehe nggak, biar cepet aja tadi mah". Kekeh Leo

"Hahhaa dasar lo. Belok kiri ada perempatan lurus terus ke kiri lagi". Jelas Dian

"Oh, beneran searah ternyata".

15 menit kemudian keduanya sampai di kediaman Dian.

"Thanks ya".

"Santai aja. Eh Yan gue perhatiin lo liatin si Dio terus yah?". Tanya Leo

"Hah apaan si, enggak. Yaudah gue masuk dulu deh ya".

"Yaudah"

"Sekali lagi thanks". Ucap Dian sebelum masuk ke rumahnya, tak lama Leo pun kembali melajukkan motornya.

~

Pagi ini Dian berjalan lemas menuju kelasnya. Hingga tanpa disadari kakinya menginjak kaki orang lain yang tengah duduk di depan kelas.

"Akh". Ringis orang yang terkena injakkan.

"Eh sorry yaampun, gue gak liat suer". Sial pagi-pagi sudah akan kena amukan orang, batin Dian.

"Gila lo, tu mata di taro dimana sih?!". Kesal orang tersebut yang ternyata adalah Dio.

Mampus, rutuk Dian dalam hati.

"Iya maaf aduh gimana dong"

"Ya gimana orang udah diinjek, udah sana lo pergi aja". Kesal Dio

"Galak bener si ish". Dian pun kembali melanjutkan jalannya dengan kekesalan yang bertambah.

"Napa tu muka ? Udah kaya nahan berak aja ". Kekeh Erik yang baru saja datang dengan Leo disampingnya.

"Kena injek gajah". Jawab Dio cuek

"E buset gajah siapa yang lepas Yo? Wah gila berita viral nih". Heboh Erik yang mendapat toyoran dari Leo.

"Seneng banget sih lo noyor pala orang ganteng?". Kesal Erik sambil mengusap kepalanya.

Leo dan Erik pun duduk di samping Dio.

"Sial banget tuh kaki". Canda Leo

"Tau, setiap ketemu tu cewek bawaannya sial terus". Jawab Dio yang masih dilanda kekesalan pada kejadian tadi.

"Sapa sih ?". Tanya Erik penasaran.

"Itu loh anak IPA 2 yang kemaren numpahin bakso ke baju gue".

"Oh si Dian, tapi manis loh tuh cewek". Ucap Erik sambil menerawang mengingt-ingat wajah Dian.

"Ceburin gula dulu baru manis". Timpal Dio

"Sadis bener lo". Leo menanggapi.
"Tapi Yo kayanya si Dian suka deh sama lo". Lanjut Leo

"Ya biarin aja, itu hak dia". Jawab Dio santai.

"mau di respon kagak Yo ? Kalo nggak buat gue aja". Timpal Erik menaik turunkan alisnya.

"Selera si Dian tuh tinggi, buktinya dia suka sama gue". Ucap Dio percaya diri.

Oh ayolah, ini bukan Dio yang para gadis kenal. Tapi inilah Dio yang sebenarnya, dengan menghilangkan sifat coolnya di depan para sahabat serta keluarganya.

"Iyain, orang ganteng mah bebas". Kesal Erik sebelum memasuki kelas karena bel masuk baru saja berbunyi.

~

"eh yan yan, itu bukannya Dio yah ?"
Seru Ana saat matanya tak sengaja menangkap sosok Dio dengan seorang gadis yang sayangnya memblakangi Ana, di sebuah lorong di dekat toilet putri, yang memang tempatnya jarang dikunjungi.

Dian pun mengikuti arah pandang Ana, dan seketika tubuhnya terasa kaku, matanya tidak bisa berkedip dan mulai terasa panas.

Buru-buru Dian mengembalikan kesadarannya. "Iya kali, udah yu. Laper nih, nanti keburu masuk". Dian pun menarik tangan Ana paksa untuk segera menuju kantin.

Dikantin, Dian dan Ana segera menghampiri Lian yang tengah menikmati baksonya.

"Ke toiletnya lama banget sih". Protes Lian

"Tadi abis nge_"

"Abis pup". Serobot Dian cepat, karena tidak ingin membicarakan hal itu.

"Ih Dian jorok, gue kan lagi makan".

"Iya, maap ya Lian sayang"

Dari arah samping, terlihat Dio yang menghampiri ketiga sahabatnya,dengan wajah lesu yang sedikit kentara.

"Udah Yan jangan diliatin terus". Seru Ana mengalihkan perhatian Dian.
"Udah lanjut makan aja". Lanjutnya.

Tak jauh dari kursi Dian dan kawan-kawan, terlihat geng Dio yang telah lengkap.

"Gimana bro, lancar ?". Serobot Efan ditujukan untuk Dio yang baru saja duduk di samping Erik.

"Hus orang baru duduk udah direcokin lo, biarin dia rileks dulu". Timpal Erik

"Namanya juga orang penasaran. Jadi, gimana Yo dapet kagak ?". Kekeh Efan dengan pertanyaannya.

"Gantung". Jawab Dio singkat, diikuti wajah ketiga sahabatnya yang berubah lesu.

"Metode lo salah kali". Heran Leo

"Emang nembak cewek pake metode apaan. Setau gue, yang penting cakep, tajir, udah pasti di terima". Sebenarnya ucapan Efan itu masuk akal, dan Dio memiliki keduanya. Jadilah mereka terheran-heran.

"Jual mahal kali tuh cewek. Mentang-mentang cakep". Timpal Erik

"Em gue punya solusi buat lo". Leo membisikan beberapa solusi kepada Dio, membuat Erik serta Efan ikut menimbrung. Dan jadilah mereka manggut-manggut tidak jelas.

"Coba aja Yo". Titah Efan, karena menurutnya ini solusi yang lumayan bagus.

Sedangkan Dio hanya mengedikan bahu dan merebut bakso milik Erik.

"Bangke". Umpat Erik meratapi baksonya yang telah raib.



Next_
😅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang