3 •Malam•

751 25 0
                                    

Happy Reading♡

Malam harinya Kara keluar dari kamar menuju lantai bawah karena ia akan pergi , tapi saat melewati ruang keluarga ia melihat papanya yang tengah asik bercengkerama dengan seorang wanita yang tak ia ketahui. Karena males berantem untuk kesekian kalinya Kara melanjutkan langkahnya tapi baru saja kakinya beranjak menuju pintu , papanya sudah memangil membuat langkah Kara terhenti.

"Kara mau kemana kamu , ini sudah malam" ujar papanya tanpa berdiri atau sekedar menghampiri nya. Kara memutar badanya agar dapat melihat jelas apa yang sedang di lakukan papanya , saat pandangan nya bertemu dengan seorang wanita yang di bawa papanya tadi , ia dapat melihat jika wanita tersebut tersenyum padanya , tapi sayang tak ada niatan daei diri Kara untuk membalas senyuman tersebut.

"Keluar" jawabnya acuh , saat akan berbalik lagi Omongan Papanya yang bernama Thomas membuat ia tak jadi memutar tubuhnya dan malah melirik wanita yang dinketahui bernama Anita tersebut.

"Kenalin dia Anita , calon mama baru kamu" Kara menatap Anita dari ujung kaki sampai ujung kepala , Anita berperawakan tinggi , tubuhnya kurus lansing , kulit putih , hidung mancung , bibir tipis , mata sipit , dan berpakaian muslimah. Thomas yang paham betul dengan sikab Kara mulai menjelaskan walaupun ia tau Kara tidak akan peduli juga pada akhirnya.

"Anita berkerja sebagai seorang disayner , dia punya dua butik muslimah dan satu butik pakaian pria dan wanita pada umumnya" Kara menganggukan kepalanya , kemudian berbalik badan dan meninggalkan mereka begitu saja.

"Seterah papa , aku nggak peduli" jawaban yang sudah di prediksi oleh Thomas. Anita hanya memandang Kara dengan tatapan terluka , entah lah apa yang terjadi tapi firasatnya mengatakan kalau Kara tidak akan menerimanya .

"Nggak usah di pikirin oke , mas akan bicara lagi sama dia" jawab Thomas meyakinkan Anita.

"Aku nggak masalah Kara setuju atau tidak karena itu jalan hidup kamu , tapi aku nggak bisa ngeliat tatapan datarnya" jawab Anita apa adanya , sejujurnya ia takut saat mengucapkan hal tersebut.

"Tidak apa apa , Kita lanjutin aja memilih milih undangan" jawab thomas kembali duduk di sofa semula di ikuti Anita yang sudah tidak konsentrasi.

++++++××××××+++++

"Jadi sebelumnya lo tinggal

di Bali , trus kenapa pindah" tanya Luvita pada Kara yang tengah asik menikmati kopi ekspresonya. Kara mengangguk lagi , "bokab di tugasin kesini , dan gue juga udah nggak di terima lagi di Bali" dengan gampang nya Kara mengatakan ia sudah tak di terima lagi di kota kelahirannya , walaupun ia bukan orang Bali tapi ia lahir dan besar disana.

"Berapa lama lo di Rehabilitasi" tanya Luvita terlihat kepo dengan masalah teman barunya ini. Kara hanya tertawa ringan , ia yakin nggak yakin kalau Luvita pasti cocok menjadi seorang polisi , karna ia sangat pintar mengintrogasi.

"Kepo lo aaahh , mending sekarang lo ajak gue ke tempat yang bisa bikin seneng" jawabnya memindahkan topik. Luvita memdengus sebal karna ia masih penasaran dengan sosok perempuan di depannya ini , apa segitigu brenseknya Kara waktu di Bali sampai ia suah tak di terima lagi di sana.

"Lomaunya kemana ?" Tanya Luvita yang paham betul maksud pertanyaan kara barusan , karna bagaimana pun juga Luvita sering ke sana bersama teman teman atau
Tomi , pacarnya.

"Dimana gue bisa melampiaskan amarah lewat balapan" jawab Kara sambil mengedipkan sebelah matanya pada Luvita , Luvita cuman mencibir sebagai jawabannya.

++++×××××+++++

"Jadi anak baru itu anak dari pengusaha terkenal Thomas grup yang lagi naik daun saat ini" ucapan terakhir Aseb saat membaca biodata Kara yang di ambilnya dari Internet dan ruang Tata usaha , tadi siang.

"Dia pernah makek Narkoba satu tahun belakangan ini , baru keluar dan langsung pindah ke Jakarta , karna bokabnya sudah sangat lelah menghadapi pergaulannya di sana" . Penjelasan terakhir dari Thomas membuat Bara paham mengapa cewek tersebut tidak takut sedikit pun padanya. Saat ini mereka tengah berkumpul di area balap mobil liar yang ada di daerah tempat kekuasaan mereka. Bara sedari tadi hanya diam membuat teman temannya saling sikut kenapa Bara sampai pengen tau banget tentang Kara Canola Thomas.

"Lu suka sama dia ?" Tanya Ucub membuat Bara langsung menatapnya tajam , karna tau ia salah bertanya ucub langsung kiceb dan menutup mulutnya sebagai jawaban ia salah.

"Tomi lo ikut gue , kita beraksi" Gino menarik pelan jaket Tomi untuk mengajaknya menjauh karna acara akan segara di mulai , tepat pukul 10.30 malam . Hanya ada Bara , Aseb , ucub yang berada di sana , sementara buyuang tengah asik berseda gurau dengan para gadis yang tengah duduk berkumpul untuk melihat balapan.

"Cub lo bisa pergi nggak , gue mau ngomong hal penting berdua sama Bara" ujar aseb , ucub yang paham pun berdiri setelah memukul pelan bahu Aseb sebagai jawabannya.

Bara melirik Aseb yang sepertinya ada hal penting yang akan ia sampaikan tapi teman temannya tak boleh tau kecuali Bara. Bara menatuhkan Kunci mobil yang sedari tadi di main mainkan ke arah Aseb yang tetap tak bersuara.

"Gue mau mintak tolong sama lo , lo mau nggak nolongin gue" Bara memandang Aseb bingung , karna nggak biasanya aseb berbicara seperti itu jika mintak tolong.

"Gue mau nginap di rumah lo dulu beberapa hari ini , gue kabur karna nyokab gue mau nikah lagi" jawabnya dengan sendu. Abinya Aseb sudah meningal beberapa tahun yang lalu , ia hanya hidup bersama uminya yang berkerja paruh waktu tapi tak pernah melupakan keluarga , berbeda dengan momy nya yang mungkin lupa jika mereka punya anak.

"Kenapa lo kabur" tanya Bara mulai serius , tapi yang pasti Bara akan sangat Marah saat ia tau teman temanya menyakiti atau berbicara kasar Pada Ibu mereka yang selalu ada di dekat mereka , bukan seperti Bara momynya hanya mementingkan pekerjaan dan perkerjaan.

"Gue nggak bisa ngeliat nyokab bersanding sama cowok lain , bantin gue nggak iklas ngeliat itu semua" jawab aseb mengusap Rambutnya frustrasi. Bara hanya tersenyum sinis sebagai jawabannya , andai Bara bisa memilih ia mau bertukar posisi dengan aseb kalau ia bisa merasakan bagaimana punya seorang momy yang selalu ada di saat ia membutuhkan.

"Lo harusnya seneng karena nyokab lo nggak terburuk dan berlaru larut dengan kesedihannya" Jawab Bara , Aseb melihat Bara yang juga melihatnya , Bara Dirgantara pusaka , mungkin orang orang menganggapnya cowok brengsek tapi bagi sahabat sahabatnya ia adalah malaikat yang selalu menolong mereka.

"Gue beruntung punya sahabat sebaik lo Bar " jawab aseb berkaca kaca , Bara cuman mendesis sebagai balasan atas ucapan terimakasih aseb . "Acaranya mau di mulai , gue udah lama nggak olah raga" Bara berdiri dan melanjutkan langkahnya kerarah penonton yang sudah mulai bersiap siap.

"Gue beruntung punya sahabat sebaik lo , gue nggak akan buat lo kecewa karna punya sahabat seperti gue" aseb juga berdiri dan mulai mengikuti langkah Bara yang tak jauh darinya.

Tbc

Oke gais cerita gue kali ini berbeda sama yang lain , kalau yang lain banyak adegan romantis yang bikin gelly , kalau disini gue mau ngambil tema yang berbeda , banyak kata kata kasar atau kata umpatan lainnya.

Jangan lupa Vote dan komen.

Kara Dan BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang