Menjadi Terhebat

11 0 0
                                    

“ Aku memiliki diriku yang hebat, yang mampu melewati semua tantangan dan halangan dalam hidupku, yang bertahan sampai sekarang dan bahagia dengan apa yang aku punya ” Wulandani

“Kamu tidak sendiri jadi
jangan merasa sendiri.” Bumi P.

Kuliah? Mahasiswa? Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)?. Menurutku Kuliah itu tak seindah di ftv. Kuliah tidak hanya berangkat dengan pakaian yang modis, haha-hihi bersama teman di kantin, bukan hanya melulu tentang roman picisan, tapi tentang bagaimana kita bertanggung jawab menjadi mahasiswa. Mahasiswa? Menjadi mahasiwa itu tidak seindah yang dibayangkan oleh anak SMA. Mahasiswa dikejar deadline tugas, padahal sudah dikredit jauh-jauh hari saja masih berasa numpuk. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)? suatu wadah kreativitas kemahasiswaan di luar kelas untuk mengembangkan minat, bakat, dan keahlian tertentu. Melalui UKM mahasiswa dapat belajar menjadi pemimpin, pengurus dll. UKM bisa dibilang penting atau tidak terlalu penting, tapi bagiku penting untuk mencari sebuah pengalaman karena sewaktu SMA aku hanya sekolah-pulang dan UKM yang menjadi pilihanku adalah Pramuka.
*****
Masa Orientasi Pramuka Pandega (MOPP) baru saja usai dilaksanakan, selama dua hari satu malam. Yang penuh dengan drama yang mengerikan bagi peserta MOPP, karena diklat yang penuh dengan pressing, penuh dengan tantangan hanya untuk melewati satu pos. Padahal masih ada beberapa pos yang harus diselesaikan. Atau parahnya dikerjai merayu kakak senior yang cuek bebek, sok cool. Renungan malam dengan betapa di sendang? Ya se-ekstrem itu, tapi aku senang, senang dengan pilihanku. Aku ikut pramuka bukan berarti aku bisa pramuka, tapi karena aku ingin belajar lebih dalam lagi tentang pramuka. Hari ini adalah hari terakhir MOPP dilaksanakan, hari terakhir yang berkesan bagiku dan peseta MOPP lainnya. Bahagia karena telah menyelesaikan tugasnya dan tinggal outbond yang berisikan permainan yang melatih solidaritas antar kelompok.
“Hei!!” panggil seseorang dengan memegang pundakku. Aku pun menoleh kearah belakang menatapnya seorang cowok jakung dengan kulit sawo matang dan hidung mancung yang merebut botol minum dari tanganku. “Hah” Aku hanya cengo, tak habis pikir kok ada  orang yang main ambil barang milik orang lain tanpa izin pemiliknya. Setelah selesai minum tanpa mengucap kata terima kasih, dia hanya cengengesan mengembalikan botol minumku. Lalu pergi menuju kelompoknya berkumpul. “Kamu kenapa Kana kok diam sambil ngelihat segitunya kearah Bumi?” Tanya Sasa, teman sekelompokku. “Bumi? Oh jadi namanya Bumi” balasku. “Astaga Kana, kamu ga tahu kalau itu Bumi?, kamu itu gimana sih Na,. sudah sering latihan bersama tapi kamu masih belum kenal?”. Aku hanya mengangkat pundak tanda tak mau tahu. “heemmm” gerutu Sasa  atas sikapku.
Tak lama terdengar panggilan dari kakak dewan racana, “Tes-tes satu dua tiga, pangilan untuk semua peserta MOPP untuk berkumpul di sumber suara”. Aku bersama Sasa pun menuju ke tempat untuk berkumpulnya para peserta MOPP. “Ya, sudah cukupkan istirahatnya kan? Kita mulai untuk memeriksa teka-teki yang telah kalian bawah kemarin.” Ucap salah satu kakak dewan racana yang bernama Kiki. “Siap kak”. “Pertama buah pacaran?” “apel kak”. “Ya ada yang bawa mangga loh hahah” balas Kak Kiki sambil tertawa. “Yang Kedua minuman kelas atas?, jawabannya adalah teh pucuk, tapi ada kelompok yang bawa sprite ini.”. “ Yang ketiga, snack hewani?, kok ga ada yang bawa malah bawa kacang kulit lagi” Tanya kak Kiki. Tak lama kemudian kak Fifi berbicara dengan kak Kiki “Kak, ini ada yang bawa Nabati”. “Oh ya, siapa yang bawa nabati?” Tanya kak Kiki. “Kak katanya cluenya kemarin hewani kok jadi nabati” protes salah satu peserta. “Oh maaf kemarin salah kak” jawab kak Awan. “Siapa yang bawah nabati silahkan maju!”. “Aku kak” aku Bumi. “kenapa kamu bisa terpikir membawa nabati?” Tanya kak Kiki kepada Bumi. “Itu kemarin sewaktu aku berangkat, di meja ada snacknya adik. Aku bawa saja lumayan buat di makan di mobil.” Jawab Bumi dengan cengengesan, sontak membuat teman-teman menyorakinya “Huuuuuu”.
Setelah itu Bumi maju untuk mengambil hadiah, namun sayang dia malah dapat sebuah tantangan dari kak Kiki. “ Kak Bumi ya?, berhubung tadi kamu sendiri yang benar dalam teka-teki sekarang kamu dapat hadiah.” “Mana hadiahnya kak?” Tanya Bumi. “Sekarang kamu pilih satu teman cewek dan bawa kedepan.” Balas kak Kiki. Tanpa berkata, Bumi hanya tersenyum dan mulai menghampiri teman-teman. Dia berputar mengelilingi teman-teman barisanku. Tak lama dia berdiri dan tersenyum disampingku, aku kaget. “Hai, Kana Wulandani”. Tanpa membalas sapaannya aku hanya menatapnya saja. “Ayo!!” ajaknya tanpa meminta persetujuanku dia langsung menyeret tanganku. Di depan aku bisa menahan malu. “Ini kak sudah aku bawah ke sini, mana hadiahnya kak.” Tagih Bumi pada kak Kiki. “Ya hadiahnya, silahkan kamu bisa kenalan lebih dekat dengan dia.” Tunjuknya padaku. “Hai Kana Wulandani, boleh aku memangilmu dengan Bulan?.” Tanyanya padaku. “hah” aku hanya cenggo, kenapa dari nama Kana Wulandani harus Bulan bukan Kana atau Wulan. “Kenapa kamu bingung?” tanyanya. Aku hanya mengangkat bahu. “Biar bagus saja sewaktu undangn dicetak, ada nama Bumi dan Bulan.” Jawabnya sambil menatap mataku. “Cie-cie” sorak teman-teman yang lain. Tanpa menghiraukannya aku langsung kembali ke tempat dudukku.
Setengah jam kemudian bersih-bersih tempat penduduk sebagai tanggung jawab kita dan sebagai bentuk pengbdian kita sebagai tunas kelapa yang ikhlas bakti. Dilanjutkan upacara penutupan dan kembali ke pulang ke kampus. Di tengah perjalanan Bumi itu sengaja tukar tempat dengan Sasa untuk dekat denganku. “Bolehkan Bumi duduk dekat dengan Bulan? Jelas boleh ini.” “Kamu ambil prodi apa Lan?”. “Pertanian ya?”. “Kok dari tadi aku tanya ga dijawab?” tanyannya berulangkali dan aku masih tetap diam. Dia tak sengaja melihat Smartphoneku yang terpasang Headshet. “Masya Allah, ternyata kamu pake Headshet pantas nggak ngerespon pertannyaanku. ” Dia terlihat putus asa. Dalam hati aku bersyukur pake Headshet, tapi aku kasihan dengannya karena aku mendengarkan setiap pertanyaannya dan aku hanya diam karena aku hanya memasang Headshet tanpa memutar music.
*****
Seminggu setelah selesai MOPP, tepatnya setelah latihan kami dikumpulkan di halaman rektorat, rapat untuk melakukan agenda tahunan dari UKM pramuka yaitu Giat Prestasi (GP) se-Jatim. Waktu itu pembentukan susunan kepengurusan GP, aku merasa lega karena ditunjuk sebagai anggota dari sie kegiatan (acara), pikirku saat itu aku hanya sebagai anggota paling juga cuma melaksanakan yang di suruh oleh CO kegitan. Tapi kata teman-teman sie kegiatan itu paling berat tugasnya. Dan benar apa yang dikatakan sama teman-teman.  Pada saat rapat selanjutnya ternyata aku ditunjuk oleh kak Luqman — CO sie kegiatan — sebagai PJ dari acara aransemen music, “Kak aku ga bisa kak, jangan aku masih banyak teman yang lainnya.” Tolakku. “Pasti bisa kak, kapan lagi kamu belajar kalau bukan sekarang.” Jawab kak Luqman. “Iya kamu pasti bisa, semangat Bulan.” Ucap Bumi memberiku semangat, yang hanya ku balas dengan seutas senyum. “Subhanallah, aku ga mimpi kan?”. “Nggak Mi” jawab Lana dengan mencubit lengan Bumi. “Duh sakit tau”. Jawab Bumi.  “Ok kak, aku usahakan yang terbaik tidak mengecewahkan kakak.” “Itu baru sip” Jawab kak Luqman. Akupun  langsung disuruh buat juklak dan juknis untuk lomba arasemen music. “Kak maaf, juklak dan juknis itu apa ya?” tanyaku pada kak Luqman, bagaimana aku tidak menanyakan kata juklak dan juknis itu masih asing bagiku, sempat malu juga tapi bagaimana? Malu bertanya sesat di jalan bukan?. “Itu kak, juklak itu singkatan dari petunjuk pelaksanaan sedangkan juknis itu petunjuk teknis.” Jawabnya. “Trus bagaimana cara buatnya kak?” tanyaku lagi. “Kamu cari di goole aja kak.” “Gapapa kak?”. “Iya gapapa kak, ambil yang kamu rasa bagus dan catat. Besok kamu kasihkan sama aku buat tak baca.” “Ok kak”.
Malam harinya aku mulai mencari juklak dan juknis yang sesuai, tak lama kemudian kak Luqman telephone menanyakan sudah sampai mana juklak dan juknisnya.  Di sini aku mulai berpikir tidak semua pemimpin bisa merangkul anak buahnya, tapi aku kagum dengan sosok seperti kak Luqman. Dia sampai segitunya untuk menanyakan perkembangan juklak dan juknis.
Keesokan harinya tepat pukul 16:00 WIB  kami dari sie kegiatan khususnya PJ lomba berkumpul untuk membahas juklak dan juknis dari setiap lomba. Di situ kak Luqman mulai membaca satu persatu juklak dan juknis dari setiap PJ lomba. “Ok kakak ini sudah bagus tinggal di tulis ulang perbaiki yang sudah dicoret ya!!, besok kita dari sie kegiatan akan mempresentasikan juklak dan juknis yang telah kalian buat apakah disepakati oleh anggota lain atau tidak.” Penjelasan dari kak Luqman. “Siap kak, berhubung waktu sudah sore ayo kita pulang kak takut gak dapat bus.” Ajak Bumi yang disetujui teman-teman.
Keesokkan harinya kami berkumpul di gd. Pasca lt. 2 untuk mempresentasikan hasil dari juklak dan juknis per lomba. Mulai dari lomba Pionering jembatan, Mading 3 D, TTGD, LBB dan Gaturlatas, Jelajah medan, CCWK, dan tak lama lomba Aransemen music. Ketika giliran ku untuk maju jantung ini berdebar-debar tangan dingin, ingin rasanya aku pulang. Saat langkah pertama menuju meja depan tak sengaja aku menoleh dan mendapati Bumi tersenyum padaku dengan tangan mengepal kedepan memberikan semangat “Bulan semangat” tanpa suara, hanya gerak bibirnya saja, yang ku balas dengan seutas senyuman dan anggukan kepala. Saat mulai memaparkan tentang juklak dan juknis lomba aransemen ada beberapa pertanyaan mengenai kenapa harus seperti itu? Kritikan pedas, saran serta tambahan . Semisal “lagu yang diaransemen tidak mengandung unsur SARA”. “Kreativitas yang dinilai itu kreativitas mengaransemen lagu atau kreativitas lainnya? Coba diperjelas lagi!! Supaya saat Technical Meeting nanti kita tidak di sangga oleh peserta.!!” dan lain sebagainya.
Seiring berjalannya waktu kami — anggota UKM mulai saling akrab antara satu sama lainnya — termasuk aku dengan Bumi. Walaupun dia orangnya nyebelin tapi dia sangat memotivasiku dalam setiap waktu, hingga rasanya tak ada lagi rasa canggung antara kami seolah sekat diantara kita hilang dengan begitu saja. Semisal pada saat kumpul di bescamp dia dengan sengaja mengerjaiku. “Lan…” panggilnya saat aku sedang asyik mengedit PPT juklak dan juknis untuk Technical Meeting nanti. “hemm”. “Eeee tolong tarik telunjukku Lan.” Ucapnya dengan wajah kesakitan. “Coba sini!!” balasku dengan dia yang mulai mendekat, ku tarik telunjukknya dan brutttttt dia kentut!! “Heh kamu itu ya Mi!!!”. aku langsung pergi meninggalkan Bumi sendirian. “Heiii Lan, Bulan…” panggilnya seraya mengejarku, aku tak menoleh, terus saja berjalan menuju kantin, mengambil minuman dingin, tak lama Bumi datang duduk di depanku. Sambil ngos-ngosan nafasnya dia dengan seenaknya meminum minumanku. “Lan, udalah tadi itu aku Cuma mau menghalau biar kamu ga focus sama satu hal, ada aku malah kamu cuekin.” “Tapikan ga gitu juga Mi.” “Ya, maafin Bumi ya Bulan.” Mintanya degan wajah melas. “Ok jangan diulang lagi.” “Janji….” Ucapnya dengan menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingkingku. “Janji bakal ngulangin lagi tapi sama yang lain, sama kamu nggak.” Terusnya.
Tak terasa hari berganti dengan cepat, di saat semua temanku menikmati liburan panjang kuliah, aku malah sibuk dengan persiapan GP. Besok adalah hari yang telah di tunggu-tunggu, yaitu hari pertama GP diadakan. Hari ini panitia di pusingkan dengan banyak persiapan untuk besok. Tinggal menyiapkan kavling untuk tenda laki-laki. Saat memasang kavling Bumi mendekat dan mulai mengambil ahli tugasku, salah satu dari panitia mencoba HT, “Pacaran pake HT mungkin keren ya.” Tanya Lana. “Keren kalo satu desa”. balas Bumi. Setelah selesai aku bergegas pulang mengambil barang-barang di rumah untuk menginap nanti malam sampai 3 hari kedepan. Sedang teman-teman sudah membawa barang-barangnya. Akupun mulai bersalaman dengan teman-teman. Sedang Bumi entah di mana dia, tapi setelah aku sampai di tengah-tengan lapangan Bumi berteriak “Hati-hati Lan, nanti jangan lupa bawa jajan yang banyak ya!!”. Aku meoleh kearahnya tanpa berkata.
Malam harinya aku tidak bisa tidur, karena ini kali pertama aku menginap di kampus beda dengan teman-teman yang lain. Entah karena apa aku bisa tertidur, tapi hanya 2 jam saja karena tepat pukul 03:30 aku bergegas mandi takut antri dengan peserta yang tadi malam sudah sampai. Pagi harinya panitia di sibukkan dengan kedatangan peserta untuk registrasi. Pukul 09:00 acara pembukaan GP dipimpin oleh wakil rector bidang kemahasiswaan, setelah itu istiharat dan memasang tenda bagi para peserta. Pada hari pertama di mulai dengan lomba Pionering jembatan dilanjutkan dengan lomba Mading 3D sampai pukul 23:00 WIB, setelah itu ada pensi bagi yang mau menyumbang dan dilanjut dengan istirahat.
Hari kedua dimulai dengan lomba , di mana Bumi yang menjadi PJ lomba LBB dan Gaturlantas, dia terlihat berbeda saat itu biasanya dia dengan gayanya yang cengengesan berubah menjadi sosok yang tegas, berwibawa, dengan wajah tanpa senyumnya. Sosok jakung itu sempat membuat aku terpesona dengan baju pramuka lengkap, baret di kepalanya, peluit di lenganya. Memberi aba-aba pada peserta. Atau dia yang sedang asyik berbincang-bincang dengan juri dari anggota TNI dan kepolisian. Setelah selesai lomba Bumi menghampiriku dan membisikkan “Cie-cie yang tadi ngelihat aku segitunya.” “Apaan sih GR kamu Mi!!” Sangkalku. “ mending GR daripada nggak peka Lan hahaha.” Jawabnya sambil tertawa.
Dilanjutkan dengan lomba kedua yaitu lomba TTG (Teknologi Tepat Guna), lomba ini memakan waktu yang lama dari waktu yang telah ditentukan di jadwal kegiatan,dan dampaknya lomba aransemen music yang menjadi korban molornya waktu. Aku binggung dengan para peserta yang protes, para juri yang mulai menghubungiku. Menanyakan apa acaranya bisa dimulai atau tidak. Di panggil ketua panitia ke basecamp jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh dari tempat dilaksanakannya lomba aransemen music. Di sana aku disuruh ke sumber suara untuk segera memanggil para peserta untuk menuju ke tempat masing-masing lomba di adakan, yang putri di gedung ekonomi sedangkan putra di gedung pasca lt. 1. Setiba di gd. Pasca lt.1 aku langsung disuruh memanggil para juri. Belum lagi mengabsen peserta sesuai dengan nomor lotre yang telah di dapat. Mengambil snack untuk para juri, semua aku lakukan sendiri sampai akhirnya aku disuruh menghadap ketua panitia, dan paling menyakitkan aku yang disalahkan karena lomba aransemen ikutan molor dari jadwal kegiatan. Padahal kenyataannya karena lomba sebelumnya. “Kak, kamu itu gimana sih. Kok bisa sampai molor segininya?”. “Tadi kan disuruh salat….” Belum sempat ku jelaskan langsung dipotong oleh kak Fitri “ kembali ke ruang lomba!!” aku pun pergi, dalam perjalanan menuju sudut ruangan tak terasa air mataku pun jatuh — ternyata tanggung jawab yang sebenarnya seperti ini - semua rasa sedih tumpah ruah entah karena teguran, karena aku lelah atau karena aku rindu keluarga. Sasa yang tak sengaja melihatku, menghampiriku dan memelukku “Sudah Na, jangan diambil hati ya”. Dalam sudut ruang lain Bumi datang sambil membawa minum, “Nih” ucapnya sambil mengulurkan air. “Makasih Mi.” Bumi menanggapinya dengan seutas senyuman.
Setelah lomba selesai, aku menuju basecamp untuk mengambil sabun muka, belum sempat masuk kak Fitri menghampiriku “Kak, maaf buat yang tadi sempet marah-marah. Aku tadi binggung sampai nggak mendengarkan penjelasanmu”. “Iya kak, aku juga minta maaf kalau mengecewakan buat jadi PJ lomba aransemen musik.” Jawabku “Asal kamu tahu kak, dulu aku juga sama sepertimu. Sampai nangis aku hahaha. Jadikan ini pengalaman kak, kapan lagi nangis gegara jadi PJ. Semangat tinggal nanti malam sampai besok!!”. Cerita kak Fitri dan ku angguki dengan senyuman. Setelah lomba, ada pensi malam terakhir. Semua peserta dan panitia GP bahagia, menikmati malam itu. Serasa membuang beban di pundak mereka. Melihat peserta yang menyanyi, ada yang stand up comedy. Tak terasa hingga larut malam acara berjalan, mengharuskan kita semua bubar untuk istirahat sejenak karena besok masih ada satu lomba terakhir yaitu lomba pramuka tumpengan.
*****
Keesokan harinya lomba pramuka tumpengan diadakan setelah senam bersama. Bertempat di Sabuga, lomba dengan ketentuan membuat tumpeng dari bahan dasar umbi-umbian sekreatif mungkin. Aku di sana membantu Sasa yang menjadi PJ lomba beserta panitia lainnya memeriksa bahan-bahan yang telah dibawah peserta apakah ada yang melanggar atau tidak dan ternyata banyak yang melanggar. Setelah selesai memeriksa aku masih tetap berkeliling melihat peserta memasak, tapi aku terfokus pada regu dengan dua cowok kembar yang rupawan saling membantu memasak, di sana dengan iseng aku membuat video untuk di aploud di instagram. Setelah selesai dilanjut dengan penilaian, aku beranjak ke ruang pengumpulan tumpeng yang telah dinilai, di sana terlihat dengan enaknya Bumi mengincipi masakan yang ada. “Mau Lan?” tawarnya “boleh, terima kasih”, tanpa curiga aku meminum minuman yang katanya beras kencur itu. Hufttt “Mii!!!!” belum sempat aku protes, “hahhahahaha enak kok ada pedas-pedas gimana gitu.” Godanya.
*****
Setelah semua susunan acara selesai mulai dari upacara penutupan, sampai penyebutan pemenang lomba. Aku di basecamp untuk mengistirahatkan badan sejenak. Tak lama Sasa datan mengajakku melihat pemenang lomba, belum sempat ke lapangan. Di depan basecamp ada Pembina dari peserta protes kenapa gudepnya tidak menang? Malah yang menang gudep yang dirintis adik kelasnya?. Aku melihat kak Luqman yang dengan tegas tetap kukuh dengan pemenang aslinya. “ Maaf ya ibu, waktu TM kan sudah dijelaskan, hasil dari panitia mutlak!!!” dengan menunjuk tulisan di juklak dan juknis. “Kalau masih tidak percaya dari nilai aransemen music. Kak Kana tolong bawakan form penilain aransemen music ke sini!!!” perintahnya. “Iya kak”. Setelah Pembina melihat hasil dari form penilain ibu itu berkata “Oh iya mas” jawab beliau dengan menahan malu.
Kini tinggal acara terakhir yaitu evaluasi setiap sie, giliran pertama  yaitu sie kegiatan jantungku berdebar-debar menungu kritikan dari ketua panitia. Dan kritikannya adalah kemoloran waktu, tapi itu sudah biasa katanya. Selesai evaluasi kami semua dipersilahkan untuk pulang. Tapat sehabis adzan magrib aku baru sampai di rumah.
Dari kegiatan GP ini aku dapatkan pengalaman berharga, mana bisa aku seperti kak Luqman yang dengan tegas tanpa takut berkata seperti itu, kak Fitri yang bisa menjadi sosok pemimpin yang harus mengkoordinasi semua kegiatan menjadi penanggung jawab acara yang menurutku besar tingkat Jawa Timur!!, dan juga terima kasih telah mempercayaiku untuk menjadi PJ yang sebelumnya tidak pernah ku lakukan. Terima kasih untuk teman-teman yang telah membantuku, menyemangatiku terutama Bumi. Disaat teman-temanku asyik libur kuliah, di sini aku pusing dengan urusan GP. Tapi aku ingat kata pak Sihaf  “Nak entek-entekno sorohmu saiki, mbesok bakalan kari enak e. gak ae soroh terus!! (Nak, habiskan susahmu sekarang,  besok akan tinggal enaknya. Tidak saja, susah terus!!)”.
Dari sini aku sadar, aku dipilih bukan Cuma satu-satunya pilihan yang ada. Tapi aku dipilih karena dari pilihan yang ada, aku yang dirasa yang paling mampu. Karena menjadi yang terhebat dari kisah yang hebat itu butuh perjuangan. Dan aku tidak sendiri aku punya teman yang banyak membantuku khususnya dia — Bumi —.
Tak apa ada yang mengejekmu. Bangkitlah, berdirilah, tinggalkan semua kenangan pahit dibelakangmu. Bukan untuk dihapus, tapi untuk dikenang. Jangan pernah menyerah untuk berdiri. Saat kakimu lelah untuk berlari, berjalanlah, saat kakimu mati untuk berjalan duduklah, merangkaklah. Jangan pernah berhenti ditempat yang membuatmu down. ~Penulis Rahasia.
~Tamat~
By : Siti Wulansari

Menjadi TerhebatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang