"Alice... Alice.... kau dimana licie sayang," panggil Aunty Austin yang sedari tadi tampaknya mencariku.
...
Aku pergi menjauhi balkon tempat ku melamun sejak siang tadi, aku menyusuri tangga rumahku dan melihat Auntyku sedang mondar mandir pertanda panik.
"Ada apa Aunty?" tanyaku dengan senyum polos yang sudah bisa aunty tebak adalah senyum yang kubuat buat demi kebahagiaan orang lain.
"Owh astaga kau tau sudah berapa lama aku mencarimu Licie, aku khawatir!" Ucap aunty dengan nada yang sudah jelas serius.
.
.
.
.
.
Aku melihat Paman Kim seraya bertanya "Kemana lagi kita akan pindah kali ini? Aku akan mengemasi pakaianku" ucapku dengan nada malas, menandakan bahwa aku lelah tinggal berpindah pindah.Paman Kim dan Aunty Austin
Umur paman Kim 39
Umur Aunty Austin 38
Fun fact : udah pacaran dari SMP kelas 3, nikahnya pas lulus kuliah, dan udah jagain Licie dari kecil.
.
.
.
*untungnya aku belum menemukan teman di sini, jadi aku tidak harus menenangkan mereka apabila mereka menangis. pundakku lelah menjadi tempat bersandar mereka yang menangis karena kepergianku.* ucapku dalam hati.ON DINNER TIME
"Paman Kim kemana lagi kita akan pindah kali ini?" tanyaku langsung pada hal yang sejak siang tadi kupikirkan.
"Owh kita akan pergi ke Seoul, Korea. kudengar tempat asalku itu sedang terkenal di kaangan remaja sepertimu," ucapnya singkat, seraya tersenyum padaku.
Aku membalas senyumannya hanya karena tak sopan untuk tidak membalas senyuman seseorang.
.
.
.
.Aku berjalan menelusuri tangga menuju kamarku yang terletak di lantai dua, memasukinya lalu merebahkan tubuhku di kasur Queen sized milikku [Queen dong Licie kan perempuan hehe...]
Aku tertidur cukup lama saat akhirnya menyadari kalau ada yang berbeda di sekelilingku ribuan bunga bermekaran dan rumput rumput hijau mengelus lembut kulit putihku.
Aku terduduk dan bertanya tanya dimana aku sekarang, padang rumput hijau dengan ribuan bunga indah.
.
.
.
Aku terbangun dari dudukku dan mulai melihat sekeliling di sebelah kananku aku melihat bulan yang sangat terang dan tiba tiba ada seseorang yang menutupi silaunya bulan putih itu, sosok tinggi berkulit putih pucat dengan gaun putih bagaikan malaikat bediri dihadapanku, rambut hitamnya yang panjang terlihat semakin cantik akibat cahaya bulan. Mata coklat nan berkilau, dan bibir merah yang indah.Ia menatap ku dengan senyum paling tulus yang pernah kulihat, lalu tiba tiba aku merasakan ada sesuatu dibelakangku.
Aku melihat kebelakang dan tak percaya akan apa yang dilihat oleh mataku sendiri
Seketika aku mengusap mataku karena terkejut, sesosok wanita yang lain sepertinya sedari tadi berdiri di belakangku.
Ia terlihat persis seperti yang kulihat sebelumnya namun pakaiannya serba hitam, bibirnya merah seperti darah dan tatapannya sungguh tajam, yang membuatku semakin takut adalah warna kulitnya yang pucat, sangat pucat bak kulit seorang mayat, berbeda dengan wanita yang satulagi kulitnya putih susu [pucat juga sih tapi pucatnya pucat susu, yang atu lagi pucatnya kayak pucat vampir gitu lho].
Kedatangan wanita yang mirip iblis tersebut sepertinya menakuti sang 'malaikat' [tau kan maksud Aku, malaikat tuh yang mana]
.
.
.
.
.
Aku mencoba mengimbangi lari keduanya namun keduanya mendadak hilang dari pandanganku, dan seketika semuanya pudar dan buram..
.
.Aku membuka mataku san menyadari bahwa itu hanya sekadar mimpi, aku tak percaya yang kulihat dalam mimpi itu, wajah kedua wanita itu sungguh familiar.
Tapi karena tak kunjung mengingatnya aku langsung mengambil handuk dan bergegas pergi ke kamar mandi.
Aku turun daritangga dengan celana leging, dalaman putih, dan sweater crop top.
Aku tidak sekolah hari ini karena harus menyiapkan pakaian, mengingat aku akan pindah lagi.
.
.
.
.
.
Aku mengemasi barang barangku dan langsung menyiapkan pakaian untuk ke bandara nanti malam.mengemasi barang done, dan sekarang aku tengah berdiri di balkon kamar.
Angin sejuk mengelus wajahku, dan aku teringat saat saat aku bertemu dengan dua wanita itu aku berniat memejamkan mata sejenak dan menikmati hawa sejuk ini. Tapi lagi lagi aku terbangun di padang rumput yang luas dan 'malaikat' itu masih bersembunyi, entah sampai kapan.
Aku akhirnya memberanikan diri untuk bertanya "Permisi nona... apa yang sedang anda lakukan?" Ia tersenyum padaku seraya berkata, "bersembunyi dari diriku," jawabnya namun masih dalam kedaan tersenyum padaku.
Aku hanya kebingungan dan respon melamun memikirkan maksud dari jawabannya, hup... Seseorang mendekapku dan menarikku pergi menjauhi 'malaikat' tadi, aku yang terkejut hanya bisa mengikuti arahnya berlari.
Kami berhenti di dekat air terjun, dan aku menyadari kalau yang menarikku adalah Aunty Austin, namun dengan baju zirah (atau apalah itu namanya, intinya yang buat perang gitu lho) aku respon membelalakkan mataku tanda terkejut.
.
.
.
Seketika aku bertanya "ada apa ini? Aunty Austin mengapa kau ada di mimpiku?"Ia melihatku dengan wajah yang terkesan bingung. "Aunty, aku gak mengerti, pokoknya kau benar menyebut namaku namun umurku saja masih 17 tahun, dan aku gak mengenalimu," jawabnya tegas
To Be Continued
makasih yang udah mau baca, ini cerita pertamaku tolong suportnya ya Chingu, Oppa, Unie, Eomma, Appa, dan adik adik sekalian. umurku masih 13 tahun ya readernim sekalian. sudah ya pesan singkatnya bahasa Asiaku berantakan. maaf permulaannya to short i'll try better, tolong komen di mana kesalahan aku, biar aku tau dimana harus memperbaiki
~Farsya
YOU ARE READING
A New Start
Romance"aku mencintaimu Kim Alice," air mata mengalir di wajahnya. . . . "apakah benar kau mencintaiku? Kalau iya HENTIKAN!!! Jangan pernah mencintai siapapun selain dirimu," *Mama Papa, cinta membunuh kalian. Tak akan kubiarkan membunuh yang lainnya*