"Aku"

31 11 0
                                    

Dikala hati ini terdiam akan takjupnya ciptaan tuhan sang pemilik alam. Langkahku terhenti disaat ku temui sebuah lereng yang terlihat sangat indah. Namun saat ku mencoba tuk menghampirinya, kaki ini jatuh dan terjebak di dalam lereng yang curam nan hampa. Ku coba tuk berdiri tegap, namun lubang ini terlalu dalam. Aku terjebak dalam sebuah lereng hampa yang tak pernah ku tau akan apa yg terjadi padaku.

Dingin,, sunyi,, gelap,, tak tau seperti apa bila di samakan dengan sebuah perasaan. Yang pasti penyesalan ini tak bisa ku tinggalkan. Ku terbuai akan pencitraannya, padahal jalan ini telah mengarahkanku akan suatu tujuan yang pasti. Tapi tak bisa ku pungkiri, aku telah terjebak dan sulit untuk ku lepaskan.

"Ann, bangun nak!! Sudah jam 04.30" suara seorang wanita tua yang tak asing lagi ku dengar.

"mmm.. Ngantuk mah" jawabku mencoba tuk menawar waktu agar bisa kembali tertidur.

"ehh ayo bangun, masa udah gede gini bangun aja di paksa mamah" sindir mamah dengan lembut penuh kasih sayang.

Tanpa kata, kaki ku bergerak tuk meninggalkan tempat tidurku. Ku langkahkan kaki ini ke arah dimana suara air mengalir terdengar. Ku ambil air wudhu sebagai pensuci diri dari hadast kecil dan mulai ku basuhkan air ini ke wajahku.

"nawaitul wudhua lirof'il hadatsi ashgori fardhoo lillahi ta'alaa" ucap tulusku membaca sebuah lafadz yang di ajarkan guruku waktu kecil.

"Mean zahrana" adalah sebuah nama yang selalu tersebut dalam sebuah doa wanita tua yang kini dianggap malaikat tak bersayap bagiku. Yang tak lain adalah aku yang menjadi anak perempuan keduanya. Beliau lah yang kini membuatku bisa berdiri tegap dan menjalani lika liku nya sebuah kehidupan.

Hari ini, adalah hari pertamaku sekolah di sebuah Madrasah Tsanawiyah yang berjarak lumayan dari rumahku. Sekolah itu juga tak lain adalah sekolah kakak ku dulu., jadi ada salah satu alasan mengapa aku di sekolahkan ke sana. Tak pernah ku tau bahwa aku sudah sebesar ini dalam dekapan keluargaku. Aku rasa waktu terlalu cepat berputar meninggalkan berbagai kenangan dalam kehidupan ini.

"ann, persyaratan nya udah lengkap?" tanya mamah seakan memerhatikan keperluan MOPD ku.

"iya alhdulillah sudah disiapkan dari kemarin" jawabku.

"mah, ann pamit yah. Assalamualaikum"

Ku langkahkan kakiku dengan serpihan hati yang gundah, tak seperti yang ku harapkan. Ingin ku rasakan kehidupan baru dengan jarak yang cukup jauh dari tempat kelahiran. Namun takdir berkata lain,mungkin orangtua masih ingin lebih lama bersamaku.

Kurang lebih 10 menit perjalanan ke sekolah dengan berjalan kaki. Cukup menguras tenaga sih bagi yang belum terbiasa jalan rutin mah. Karrna perjalanan yang di tempuh tak begitu datar, ada kalanya jalan menaik dan menurun seperti halnya kehidupan. Sesampainya di sana, aku di sambut kakak panitia yang berjaga. Buset ternyata aku kesiangan.

"ahh tak apa, kenal ini sama gurunya juga" gumamku dalam hati.

Setelah ku isi formulir, langsung kakak panitia itu menunjukan tempat MOPD berlangsung. Saat ku masuki aula, langkahku terhenti sesaat. Banyak diantara mereka mengalihkan pandangan nya ke arahku. Tapi aku tak peduli dengan pandangan mereka,ku lanjutkan langkahku menuju tempat yang masih kosong yakni tempat paling belakang.

Dari sekian banyaknya calon siswa yang duduk di dalam aula ada satu tangan yang melambai ke pandanganku. Tak asing lagi, itu sahabatku dari SD. Yulia..

"ann.. " sapa yulia

"hayy" sahutku disertai senyum kecil

"ann, hari pertama udah kesiangan.. Dasar.. " ucap yulia

"Maaf" di Penghujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang