Setelah sekian lama daun daun yang jatuh dari tangkai nya tersapu angin, kini tumbuh lagi daun baru. Namun daun ini terlihat berbeda dari sebelumnya. Akan kan berdampak baik untuk sang tangkai? Ataukah malah akan merusak sang tangkai yang mencoba bertahan seperti bertahan nya sang tangkai dalam menopang benalu ??
Mungkin saja sang tangkai akan rapuh dan jatuh. Tapi entah lah..
Setelah sekian lama angan ini merindukan sapaan nya, akhirnya mata ini melihat setitik bayangan cahayanya.. Yah! Kini kesibukan ku berakhir setelah pertempuran ku selesai ku arungi. Dalam perjalanan, ku bayangkan sungguh akan indah setibanya di kelas nanti.
"semakin dekat langkahku.. Akan ku lihat cahanya nya yang kini ku rindukan. Benak ini akan terasa ringan setelah beberapa beban rindu ku tersapu satu per satu" ku katakan beberapa bayangan indah yang ada dalam fikir ku.
"hay ann!!"
Sapaan itu menghancurkan bayangku. Suara itu terasa tak asing lagi ku dengar. Badan ku berbalik ke belakang, ku lihat ternyata ada cewek bawel. Tak lain dia adalah yulia teman sebangku ku.
"oiy !! Kamu dari tadi di belakang ku?" tanyaku
"iya, aku kira kamu tau kalo aku di belakang..." jawabnya
"Ehh ko bengong bengong gitu? Mikirin apa ann?" tanya yulia dalam bingung nya.
"A... Aaku.. Enggak. Emm kangen ajah suasana kelas VII B" jawabanku gugup terbata bata. Seakan tak ingin terus terang padanya.
Mungkin ini bukan saat nya aku terus terang. Meski sejujurnya aku butuh sekali teman curhat. Karena selama ini hanya buku kecil berwarna lah yang setia menemani curhatku dalam goresan berbagai kalimat. Langkah ku tehenti saat ku lihat pintu hijau bertuliskan "kelas VII B"
"huuuufhhhh" helaan nafasku yang begitu lega.
Ku lanjutkan langkahku yang begitu tak sabar melihat berbagai ocehan teman temanku. Dan tebakan ku kali ini benar, di pagi ini mereka sudah sibuk berbincang bincang dengan berbagai topik. Apalagi barisan cewek cewek yang tangan nya sibuk menyaingi pembicaraan nya.
"ahh ku rindu suasana ini" ucap kecil ku.
Ku lihat sekeliling ku dari mulai kanan, depan, kiri, dan belakang. Sungguh tak ada yang berubah. Mereka teman teman ku yang sangat ku rindukan.
"oyyy!!" panggil Riki dengan nada mengagetkan
"astaghfirulloh... Ki dasar gila!!!" ucap ku terkejut kaget.
"sory sory.. Hahaha. Apakabar selama beberapa minggu ini? Gara gara lu sibuk, beban keuangan jadi gue yang urus" oceh Riki yang terlihat keberatan saat aku tak di kelas.
"aaa.... Baik. Ya itu kan emang udah resiko ketua. Gimana si !!"
"iya iya.. Bilang makasih dong sama Riki ganteng ini.. " paksa nya dalam bentik candaan kecil.
"hahaha iyaa makasih pak ketua. Maaf kemaren kemaren bendahara nya sibuk berjuang" canda ku.
"nih gue balikin keuangan nya. Ingat!!! Jangan di ulangi lagi ya. Sumpah berat tau jadi bendahara" curhat nya.
Aku hanya tersenyum kecil mendengar keluh nya tentang keuangan. Rasain... Emang gampang jadi bendahara tuh!!!
Tak lama dari itu, aku beranjak untuk berkeliling sebagaimana seorang preman memalak. Mungkin itu bayanganku di beberapa pundak mereka yang tak jarang ku pinta uang nya tiap seminggu sekali. Ahh tapi aku tak peduli, itu sudah resiko seorang bendahara. Dan aku tak mau tugas ku menjadi beban karena banyak faktor hambatan yang terkadang membuat batin ku mengelupas.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Maaf" di Penghujung Senja
Teen FictionKetika keadaan memaksaku tuk tak mencintainya lagi, namun entah perasaan ini bertahan sampai 7 tahun lamanya. Dulu saat mentari tulus menyinari berbagai belahan dunia, kau malah yg tenggelamkan diri untuk tak melihat sinarnya. Namun di saat ment...