Selain berkeliling lingkungan sekolah, Di hari kedua MOPD ini kami juga di persilahkan untuk memilih kelas untuk nantinya menjadi kelas pembelajaran. Kebetulan aku masuk ke kelas VII B yang memang ruangannya enak dan letaknya strategis. Tepat berada di samping lapangan upacara dan bersebrangan dengan ruang guru. Kebetulan bangku yang ku pilih berada paling depan bagian tengah. Hal ini membuatku harus serius dan benar benar giat dalam belajar. Kalo nggak, bisa di ketawain guru guru karena mereka mengenal kakak ku yang super smart.
Masih jam 10.15, untuk mengisi waktu kosong salah satu guru masuk ke kelas kami. Barulah saat itu kami di suruh perkenalan satu persatu. Aku mendapat urutan ke 5 untuk perkenalan karena posisi tempat duduk ku palong depan.
"assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh" salamku
"Waalaikumsalam" jawab serentak
"perkenalkan Namaku Mean Zahrana, bisa panggil aku Mean atau Ann. Tempat tanggal lahir Majalengka 22 september 1999. Aku tinggal di Mekarjaya desa tajur tepatnya tak jauh dari sekolah. Apa ada yang di tanyakan?" ucapku memperkenalkan diri.
Begitulah caraku memperkenalkan diri. Serasa sudah tak asing lagi dan membuatku tak malu malu untuk maju memperkenalkan diri. Yahh tak seperti yang lain, kebanyakan malu untuk maju kedepan. Mungkin karena mereka masih baru dan belum mengenal satu sama lain. Keberanianku membuat mereka memandangku cocok untuk dijadikan salah satu nama yang terpangpang dalam stuktur organisasi kelas. Satu persatu dari mereka mulai memperkenalkan diri. Namun saat salah seorang maju dari arah pojok belakang, membuatku terdiam kaget.
Aku pernah melihat dia sebelumnya."assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh" salamnya dengan sapa
"Waalaikumsalam"jawabku serta seluruh siswa serentak
"perkenalkan nama saya Deon Zakir, bisa di panggil Deon. Tempat tanggal lahir Majalengka 25 september 1999. Alamat rajagaluh" ucapnya
Aku terdiam menatapnya.
"dia,,, " ucapku spontan sambil menunjuknya."dia yang kemarin ngelempar kertas surat, ups maksudnya geng dia" yulia pun menanggapi
Ternyata dia sekelas denganku. Saat dia kembali ke tempat duduk, mataku terus menutur langkahnya. Iya, dia duduk di pojok belakang bersama geng nya. Nama temannya Jian dan wildan. Mereka duduk berdekatan, sepertinya mereka sudah berteman sejak lama. Upss,, tatapanku terkenti dan sadar.
"dih, penting banget.. Gak harus menatapnya juga kali" tuturku berkomentar untuk diri ku sendiri.
Saat itu juga aku merasa risih dengan keberadaannya. Dari awal aku melihatnya, mereka sudah berani melemparku kertas dan mengenai kepalaku. Ahh sudahlah lupakan!!
Acara perkenalan sudah sampai ujung, dan siswa hampir sudah memperkenalkan diri. Tinggal lah saatnya untuk menentukan stuktur organisasi kelas. Aku hanya terdiam tanpa kata mencoba untuk menenggelamkan diri agar tak terlalu mencolok di kelas. Akhirnya terpilihkah ketua, wakil ketua, dan Sekertaris, tinggal bendahara yang belum.
"sekarang siapa yang mau berbaik hati menjadi seorang bendahara? " tanya Riki si ketua kelas.
Semua sibuk mengatai temannya masing masing. Begitu juga yulia yang berada di sampingku. Aku hanya berusaha menolak permintaannya, namun mata Riki tertuju pada ku yang memang berada tepat di hadapannya. Karena bangku ku memang paling depan.
"okee, untuk Bendahara saya menetapkan Mean Zahrana. Bagaimana setuju?? " tanya Riki
Lalu mereka serentak menjawab "setujuuuuu" sambil bertepuk tangan. Padahal aku tak mengatakan siap untuk di jadikan Bendahara. Aku berusaha menolak saat itu juga. Tapi percuma, usahaku tak di dengar oleh si ketua itu. Kejadian ini membuatku dan riki dekat karena seringnya komunikasi masalah keuangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Maaf" di Penghujung Senja
Teen FictionKetika keadaan memaksaku tuk tak mencintainya lagi, namun entah perasaan ini bertahan sampai 7 tahun lamanya. Dulu saat mentari tulus menyinari berbagai belahan dunia, kau malah yg tenggelamkan diri untuk tak melihat sinarnya. Namun di saat ment...