🍃🍃🍃🍃🍃
Karena ini adalah konsekuensi hati yang belum bisa menerima kenyataan..
🍃🍃🍃🍃🍃
Isak tangisku tak henti.. Meski aku berusaha tuk menahannya namun kali ini aku tak sanggup lagi. Deon jahat!! Tapi.. Aku tak berhak untuk menyalahkan nya. Ini salah perasaan ku, perasaan ku yang menyakiti diriku sendiri. Entah rasa nya seperti apa, namun yang pasti sesak ini menyakitkan.
Harus bagaimana sekarang?? Aku tak sanggup lagi melihatnya. Tiada hari tanpa tangis. iya lah.. Pantas.. Deon sekelas dengan ku, pastinya tiap hari ketemu terus. Dan ada aja sesuatu yang membuat ku sesak.
Hari itu adalah hari senin, dimana aku seharusnya mengawali sekolahku di pekan pertama bulan oktober dengan semangat baru. Tapi, tuhan berkehendak lain. Tubuh ku rapuh tak berdaya, suhu ku tinggi, flu, dan pusing. Kali ini baru aku merasakan sakit lagi setelah sekian lama tak berjumpa dengan ketidak berdayaan. Sakit ini bukan sakit seperti biasanya yang hanya flu ringan. Kali ini tubuh ku tak berdaya dan terkulai lemas begitu saja di atas tempat tidur. Mamah pun mulai cemas dan sangat mengkhawatirkan keadaan ku.
Saat itu aku mengirimkan surat sakit ke sekolah.
Fikir ku, mungkin sakit ini adalah gambaran hati ku yang sungguh rapuh. Berbagai makanan pun tak sanggup ku telan kecuali air. Keadaan ku semakin memburuk di hari kemudian. Saat itu hari selasa, suhu tubuh ku naik dan mata ku semakin lelah untuk terbuka. Di setiap waktu hanya seorang wanita mulia yang menemaniku. Hari itu, aku tak sanggup lagi untuk berjalan. Kekhawatiran mamah semakin menjadi jadi. Mamah pun meminta ku agar mau berobat ke dokter. Namun aku yang keras kepala tak mau menyentuh lantai nya pun, aku tak suka suasana rumah sakit. Berbagai penyakit ada di sana, dan aku tak suka dengan bau obat obatan. Akhirnya aku hanya di kompres air hangat. Berbagai obat herbal yang di buat dari berbagai dedaunan pun mulai aku minum. Dan hasilnya, aku mulai bisa berjalan meski masih menyusuri dinding tembok. Hari itu aku di kejutkan dengan kedatangan temen kelasku, Tiba tiba aku di bangunkan.
"Ann, ada temen kelas tuh. Katanya mau lihat keadaan kamu" bisik lembut mamah pada telinga kananku.
Mata ku mulai terbuka mencoba untuk sadar dari tidurku. Mata ku mulai melihat atap putih meski masih buram dan tak terlalu jelas."Ann, .." sapa salah satu dari mereka sambil mengelus lembut tanganku yang terkulai lemas di atas badanku.
kesadaranku mulai kembali. kulihat di sisi kanan ku ada 6 orang yang tak asing lagi. Yulia, mayya, mala (sekertaris), riki (ketua), dan ryan (wakil ketua). Mereka semua adalah perwakilan kelas VII B.
"ann, gimana keadaannya sekarang? " tanya yulia.
"alhamdulillah baikan dari pada kemarin" jawabku.
"Kamu bisa sakit juga ya ann.. Kirain orang aja yang bisa sakit.. Haha" canda Riki.
"jadi selama ini aku apa ki!? Dasar!! " ucapku sambil ku cubit tangan nya.
"emang bener ann, baru kali ini aku liat kamu sakit. Ehh sekali sakit nya buset.. Mengkhawatirkan.." 😂 mayya ikut berkomentar.
"iya, aku juga ngerasa gitu. Lagi banyak fikiran kali ya ?" tanyaku heran.
"mikirin apa ann, lomba udah selesai masih aja banyak fikiran. Udah dong! Kan udah jadi sang juara.. " ucap Riki.
"entah lah ki.."
"yaudah sekarang banyak istirahat, jangan dulu banyak fikiran. Ntar kalo udah sembuh baru boleh di fikirin lagi, eh ini ada sedikit dari kita. Semoga cepet sembuh ya ann" saran Riki jail.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Maaf" di Penghujung Senja
Teen FictionKetika keadaan memaksaku tuk tak mencintainya lagi, namun entah perasaan ini bertahan sampai 7 tahun lamanya. Dulu saat mentari tulus menyinari berbagai belahan dunia, kau malah yg tenggelamkan diri untuk tak melihat sinarnya. Namun di saat ment...