"Bahkan aku betah berlam-lama dalam ruang yang sama. Meskipun tampa obrolan dan tampa tegur sapa. Asal ada kamu dan aku di dalamnya ""Iya sih cool emang, tapi tetep aja menurut ku coolan gebetan aku dong. "
Ngomong-ngomong tentang Cantika dia memang sedang dekat dengan seseorang. Yang kelasnya bersampingan jadi sering modus deh.
Berita kedekatannya dengan Raditpun sudah menyebar. Hampir semua orang di kelas Tika dan Radit mengetahui bahwa mereka sedang dekat.
"Iyain aja deh biar cepet. "
"Eh si cool lewat tuh" beritahu Tika pada Ayu. "
Ayu pun langsung menatap ke luar jendela dan memperhatikan punggung yang semakin berjalan menjauh itu, tanpa pernah berjalan mendekat. Ya iyalah, karna kalo berjalan mendekat punggung nya gak keliatan kan yang keliatan wajahnya hehe.
"Semoga suatu saat aku bisa sama kamu ya. Bukan hanya bersama tapi bersatu. Menyatukan setiap perbedaan, saling melengkapi dan saling mengisi kekosongan diri. " gumam ayu sambil terus menatap kepergian si cool.
"Aamiin" ucap Tika yang masih bisa mendengar gumaman Ayu.
Yaudah yu ah kita shalat dzuhur dulu, abis shalat jajan deh.
"Kebiasaan deh jajan terus ga kenyang apa? "
"Nggak laper tapi nggak kenyang. Gatau kenapa aku tuh pengen ngunyah terus, meskipun gak laper. "
"Dasar aneh. "
merekapun melaksanakan shalat dzuhur dan setelah shalat bisa kalian tebak mereka ngapain? Sesuai rencana mereka pergi ke kantin untuk membeli beberapa camilan karna memang kantin dan mesjid berseberangan. Jadi banyak siswa yang menjadi korban yang tadinya ingin pegi ke mesjid jadi berbelok ke arah kantin.
Selang beberapa menit setelah mereka sampai di kelas, bel masukpun berbunyi. Namun dikarenakan guru yang akan mengajar berhalangan untuk hadir, jadi murid-murid masih bersantai dan bergibah-gibah ria.
Ayu ingin sekali mencari tahu tentang Rian, tapi dia bingung harus mencaritahu dari mana.
Ahaaaa dia baru ingat ada teman sekelasnya yang satu kegiatan dengan Rian.
"Maya temen kamu yang satu kegiatan sama kamu, cowo, tinggi, item manis, mancung, suka jadi vokalis siapa sih namanya? "
"Oh Rian, Rian Andriana. Kenapa emangnya Yu? "
"Eh gapapa sih hehe. "
"Masa gapapa tiba-tiba nanya. Kenapa hayoh? Suka ya? "
"Ihh nggak yaampun kenal juga enggak. Masa suka. "Bohong ayu.
"Kalo gak kenal kok nanyain? "
"Kalo udah kenal gak akan nanyain. Kan udah tau sendiri, ngapain nanya lagi. "
"Iya ya. Terus kenapa nanyain? "
"Ya nanya aja sih, soalnya sering liat gitu tapi gak tau namanya. "
"Sering liat apa merhatiin hayo? Dia kan jarang keluar kelas. Kalo keluar kls juga paling di mesjid. "
"Ya ka sering lewat kalo mau me mesjid cuy. "
"Alahhh ngaku aja deh suka ya? "
"Nggak ih maksa banget deh. "
"Gak papak kok suka juga dia kan jomblo. "
"Wah masa sih jomblo kan ganteng gitu, masa sih masih blm punya pacar. "
"Ya iyalah. Dia mah megang prinsip anti pacaran sebelum halal. "
"Widihh soleh berarti ya. "
"Ya lumayan lah, bisa dibilang gitu. Soalnya gak suka sentuh cewe, jaga jarak aman gitu. Shalat nya juga rajin, aktif di keagamaan, ngajinya juga bagus. "
"Widih calon imam idaman ini mah. "
"Iya, tapi dia juga pasti sukanya wanita yang solehah. "
"Tenang aja nanti aku juga mau jadi wanita solehah, do'ain aja semoga cepet-cepet dapet hidayah. Semoga juga Ayu bener-bener hijrah dan istiqomah. "
"Aamiin, tuh kan bener ketauan suka nya. "
"Baru kagum belum suka hehe. "
Bohong jelas saja ayu berbohong jika dia hanya kagum, untuk apa dia selalu menunggu kahadiran Rian? Berharap agar selalu bertemu Rian? Melihat Rian? Dan memastikan Rian baik-baik saja. Kenapa pula hatinya selalu ikut bahagia ketika melihat Rian, bahagia yang terasa berlebih jika hanya sekedar kagum.
Ketika Ayu berpapasan dengan Rian di jalanpun, kenapa pula degupan hatinya begitu kencang? Sampai-sampai Ayu takut Rian mendengar degupan itu.
"Yaudah lah terserah kamu aja. "
"Makasih infonya May. "
"Sip. "
Selanjutnya hanya diisi oleh obrolan-obrolan biasa antara Ayu dan Cantika. Sampai waktu ashar tiba, karena tidak ada guru yang mengajar.
Setelah adzan ashar berkumandang Ayu dan Cantika melaksanakan shalat di mesjid sekolah. Setelah selesai shalat Ayu tidak langsung kembali kekelas. Tapi ia pasti menunggu dulu di teras mesjid untuk melihat calon imam idamannya.
Inilah kehidupan Ayu penuh dengan kata menunggu. Waktunya habis hanya untuk menunggu seseorang yang entah kapan akan datang kehadapannya. Sekalinya dia datangpun tak akan lama, hanya seperti angin berlalu. Menyejukan tapi tak dapat digapai. Terasa namun hanya sementara.
Setelah Ayu melihat Rian lalu apa yang dia lakukan? Diam! Hanya memandang dari kejauhan. Berharap pada ketidak pastian yang selalu dia semogakan. Semoga saja suatu saat dia melihat kehadiran Ayu, menyadari perasaannya, dan membalasnya dengan indah.
"Yaudah yu ke kelas. "Ajak ayu pada Tika.
"Yu. Aku panggil ya si cool nya nanti kalo lewat. " sambil berjalan menuju kelas.
"Ih jangan Tika nanti kalo dia tau terus ilfil sama aku gimna? "
"Ya enggak lah ilfil nya kenapa emang? "
"Ya nanti kalo dia kamu panggil terus berfikiran negatif misalnya "siapa sih? Sok kenal. Apa jangan-jangan disuruh temen yang satunya, masa cewe gitu sih" gimana coba. Kamunya kan cuman lagi sama aku doang. "
"Ya bodo amat kan kamu ini haha. "
"Ih Tika plissss jangan Tik. "
~~~~
Monmaap kalo masih banyak typo hehe.
***
Iseng aja bikin cerita hehe maaf kalo agak asburd soalnya baru banget nulis kek ginian.
Tapi semoga kalian suka;))
Jangan lupa vote supaya tambah semangat;v
Thx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diam-Diam
Teen FictionAyu adalah gadis penunggu jendela "Setelah Ayu melihat Rian lewat kaca jendela, lalu apa yang dia lakukan? Diam! Hanya memandang dari kejauhan. Berharap pada ketidak pastian yang selalu dia semogakan. Semoga saja suatu saat dia melihat kehadiran Ay...