bagian satu

606 64 15
                                    

impresi pertama hyunjin terhadap jisung, adalah bahwa gadis han itu orang yang lembut.

walaupun kenyataannya, berbanding terbalik seratus dua puluh derajat. kalau sedang marah, tingkat kebalikannya bertambah enam puluh derajat.

jisung jauh dari kata lembut. tidak seperti seungmin yang manis ataupun felicia yang anggun, jisung sangat jauh dari mereka. gadis itu urakan, walaupun ia tetap menjaga kebersihan dan merawat kulitnya sebaik mungkin. pikirannya lebih kotor dari dua gadis lainnya, pun ucapannya. cenderung memiliki slogan 'aku tidak peduli' yang tertulis kasat mata di dahinya. sangat malas dalam mengerjakan tugas namun semua orang tahu jisung bisa. singkatnya, ia pemalas.

selama hampir 4 semester hyunjin habiskan untuk mengenal jisung, kira-kira itu yang ia bisa ia gali dari gadis han yang hobi meneriaki teman-temannya untuk membayar tagihan listrik dan air.

atau, itu hanya luarannya saja.

hyunjin dan jeongin memutuskan untuk masuk dalam lingkup pertemanan tiga gadis kelahiran bulan september setelah sebulan berkenalan. kedua lelaki itu berpikir mungkin sudah saatnya mencari taktik baru untuk memacari seseorang; yaitu dengan menjadi sahabatnya.

teman perempuan mereka yang bermarga lee sudah menjadi hak milik paten dari kakak tingkat mereka yang diketahui bernama seo changbin. jadi, lee felicia akan segera dimasukkan ke blacklist.

mencari pacar bukan satu-satunya tujuan hyunjin dan jeongin untuk menjadi sahabat trio jisung, felicia, seungmin. tiga gadis itu telah menjadi rekan sekelompok mereka saat masa orientasi berlangsung. selama itu, para gadis sudah menunjukkan bahwa mereka sanggup bertahan diri dan tidak mudah bergantung pada orang lain. juga kepribadian mereka yang mudah bergaul dan sangat menunjukkan bahwa mereka bukanlah gadis yang manja.

intinya, hyunjin dan jeongin sudah nyaman dengan tiga gadis itu.

"seungmin, mau ke arkade?" celetuk jeongin, suatu hari di dalam mobil sepulang dari kelas.

belum sempat seungmin menjawab, jisung sudah menyahut. "iih! kenapa seungmin doang yang diajak? aku juga mau!"

jeongin terkekeh pelan, senyumnya melebar dipantulkan oleh cermin depan. lalu mencolek pipi tembam jisung yang berada di kursi penumpang, dengan tangan kanannya yang masih menyetir.

"kalo kamu, bayar sendiri."

"jahat! kalo seungmin yang ikut berarti dibayarin dong?" jisung menatap seungmin dengan wajah tidak percaya.

"iya lah," lalu lengan jeongin mendapat pukulan pelan dari jisung.

ketiga temannya tidak ada yang mempermasalahkan adegan di atas. hal tersebut lumrah terjadi, apalagi jika itu adalah jisung.

gadis han itu tidak terlalu dekat dengan pria, namun ia akrab. kadang ia melontarkan pesan singkat dengan emoji ciuman atau tanda cinta (tentu saja ia melakukannya pada pria jomblo). baik hyunjin maupun jeongin sering mendapat pesan seperti itu, dan mereka meresponnya dengan candaan pula. keduanya yakin, bahwa jisung hanya bermain-main (atau jisung yang mempermainkan hatinya sendiri. kadang, jisung melontarkan candaan ekstrim seperti, "kenapa kalian tidak jadi pacarku saja, sih?" "uuu aku juga mau jadi pacarmu"

hyunjin dan teman-teman yang lain sering mendengar para gadis di kampus mereka yang membicarakan perilaku jisung. beberapa dari mereka menyebut jisung murahan, atau penggoda ulung, atau penjilat, atau yang lain. yang buruk. berlandaskan kecemburuan atas perkataan tidak lucu jisung.

"aku tidak melakukannya pada pria saja," ucap jisung, kala ditanyai tentang pendapatnya.

"aku juga melakukannya pada wanita. dan reaksi mereka, ya, seperti itu. mereka mengira aku lesbi. baguslah." ucapan itu mengejutkan teman-temannya, namun mereka hanya dapat menyimpannya baik-baik.

jisung seringkali melontarkan kata cinta dan sayang kepada seungmin dan felicia, namun mereka tidak tahu kalau jisung juga adalah penyuka sesama jenis. namun hal itu langsung disanggah oleh jisung.

"aku masih suka cowok, kok. tenang aja." ucapnya terdengar santai, walau sambil menunduk dengan dalih memainkan sayur di bibimbapnya.

"jadi kamu biseksual?" tanya felicia.

jisung terlihat kaget dengan pertanyaannya, namun segera ia telan seiring ia menenggelamkan kunyahan bibimbap di mulutnya. "bisa dibilang.. begitu."

lalu obrolan mereka di kantin merembet tentang jisung yang pernah menyukai perempuan pada saat semester tiga. namun sekarang sudah tidak lagi, katanya.

kelompok pertemanan itu memberikan reaksi menghormati pada keputusan orientasi seksual jisung. tidak ada yang menolak, lalu jisung mengucapkan terima kasih lirih sambil menunduk.

"oh ya, bagaimana hubunganmu dengan heejin?" celetuk seungmin kepada hyunjin.

mereka tahu hyunjin menyukai heejin. padahal heejin sudah memiliki hyunjoon sebagai pacarnya. namun entah kenapa, hyunjin masih saja gigih memperjuangkan heejin. mungkin karena heejin juga memberikan reaksi atas setiap aksi hyunjin. dan itu sangat disayangkan oleh keempat temannya.

"dia masih sering menghubungimu?" tanya seungmin lagi dan dibalas oleh anggukan oleh hyunjin.

"ya Tuhan.. hwang hyunjin!" jeongin meremas rambutnya kasar. agaknya ia sensitif kalau membicarakan tingkah hyunjin ke heejin yang sudah seperti jadi pacarnya saja. tidak sadarkah hyunjin kalau ia hanya dijadikan pelampiasan heejin ketika hyunjoon sibuk dengan aktifitas organisasi?

"kamu itu cuma dijadikan pelarian, tau nggak?" ucapnya kemudian. dan rasanya jeongin ingin melemparkan kursi ke muka hyunjin ketika pria hwang itu menjawab, "nggak apa, yang penting aku bisa dekat dengan dia."

keempat temannya memandangnya dengan sorot kasihan. hyunjin nampak sangat haus akan cinta seorang jeon heejin sampai-sampai ia rela untuk melakukan hal sebodoh itu. bagi mereka, itu hanyalah sia-sia karena pada akhirnya, heejin akan kembali kepada hyunjoon.

"terserah kalian mau menganggapku apa. aku memang bodoh dan gila, karena aku memang begitu karena heejin." final hyunjin sebelum meninggalkan kursi kantin.

menyisakan keempat temannya yang melihat punggungnya menjauh dari sana.

menyisakan jisung yang susah payah menambal kembali retakan di hatinya.

---

hai! aku nggak tahu bakal ada yang baca ini apa enggak karena kapal ini sangat langka :"D tapi aku jadi semangat nulis hyunjin-jisung sejak kita tahu mereka pernah berantem. how cute :"D

seperti buku bukuku yang lain, please jangan berharap banyak karena aku nggak bakal memenuhi ekspektasi kalian.

by the way, gimana dengan tulisanku kali ini? aku udah berusaha buat nulis lagi sih (btw hyunsung akhir akhir ini muncul di pikiranku) jadi kemarin malem aku langsung nulis ini deh :"D

hope you like it!

he breaks the wall i built beforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang