bagian dua

277 62 10
                                    

adalah hari sabtu ketika hyunjin menemukan dirinya duduk di kursi mobil jeongin. rencananya, hyunjin dan keempat temannya –jeongin (tentu saja), jisung, felicia dan seungmin- akan pergi ke festival untuk sekadar berjalan-jalan.

mereka memutuskan untuk menumpang di mobil jeongin, sekaligus salah satu bentuk perayaan ulang tahun jeongin yang ke 17 bulan februari ini.

"dimana felicia?" tanya jisung yang duduk di sampingnya, menoleh ke luar jendela.

"katanya dia berangkat ke sana bareng changbin. enggak apa, kan, kalau dia nanti gabung sama kita?"

"enggak apa, kok," jawab jisung. lalu menoleh ke arah hyunjin. "tumben, kamu sama kita? biasanya sama siapa, tuh, pacarmu. jisu? cuih." ujarnya dengan nada menyindir.

hyunjin menyandarkan tubuhnya pada jok mobil. "aku putus dengannya."

dulu, teman-teman mereka selalu heboh jika hyunjin putus dengan pacarnya. namun kali ini berbeda, tidak ada yang menyahut, mungkin karena sudah hafal tabiat hyunjin yang suka gonta-ganti pacar. kecuali jisung yang menyindir hyunjin habis-habisan.

"kalau putus sama pacar, baru inget temen. coba kalo masih punya pacar, pasti kamu nggak jauh berbeda sama felicia dan changbin, atau seungmin dan jeongin. huh. aku ditinggal sendirian lagi."

"makanya, cari pacar biar nggak sendirian lagi!" sindir seungmin dari kursi disamping kemudi.

"kalau enggak ada yang mau jadi pacarmu, sini jadi pacar keduaku!" celetuk jeongin yang dihadiahi cubitan ringan di pinggang oleh pacarnya.

melihat reaksi cemburu dari seungmin, gadis han itu malah semakin gencar menggodanya. "uuuu, aku juga mau dong jadi pacarnya jeongin. Biar bisa naik mobil ini terus!" ujarnya sambil menempelkan tubuhnya ke belakang jok kemudi sambil memasang wajah menggoda yang menyebalkan.

"jisung jahat!"

jisung memang suka bergurau. anaknya periang, dan sangat aneh sampai-sampai banyak yang tidak tahu jelas apa yang ada di dalam kepalanya. yang orang-orang tahu, gadis ini senang dengan benda manis dan juga idol-idol tampan. juga, ia suka bergumam dan berteriak tidak jelas. hyunjin sampai pusing dibuatnya.

namun, jisung yang dikenal hyunjin bukanlah jsung yang seperti itu. Baiklah, ia memang mengakui kalau jisung sangatlah aneh. sangat aneh dengan tingkah laku dan banyolannya. juga kata-kata kasarnya berbanding terbalik dengan sosok manis seungmin dan sosok anggun felicia. namun, jisung adalah teman yang paling dekat dengannya –dibanding jeongin yang notabenenya sama sama laki-laki. ia menemukan jisung sebagai orang yang sangat cocok kauajak bercerita di malam hari, di balkon bersama segelas susu cokelat hangat.

ia menemukan jisung sebagai orang yang sangat antusias dalam hal-hal yang disukainya –dengan cara melonjak kegirangan dan mengepalkan tangannya ke udara. bagi byunjin, itu sangatlah menggemaskan. ia menemukan jisung sebagai orang yang murah senyum dan tawa, bahkan kikikannya terdengar lucu sampai hyunjin ingin selalu mendengar tawanya.

mungkin, itu hanya di pikiran hyunjin. mungkin, hanya ia yang merasakannya. atau mungkin, hanya dia yang bisa merasakannya.

*

sebuah omong kosong jika jeongin bilang mereka akan piknik bersama di arkade. justru, mereka saling berpencar satu sama lain. seungmin tentu saja bersama jeongin, felicia bersama changbin dan sialnya hyunjin harus bersama jisung. tidak terlalu sial sebenarnya jika udara tidak sepanas ini.

hyunjin dan teman-temannya memilih untuk menghindari jisung di keadaan terik karena emosi jisung di bawah sinar matahari sangatlah berbahaya. seperti balon, jisung sangat mudah meledak di kala berhadapan dengan panasnya sinar terik matahari.

he breaks the wall i built beforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang