prolog

25 6 1
                                    

Sah

Wanita dengan balutan kebaya putih dengan make up tipis itu menunduk dalam saat semua orang begitu bahagia menyeruakkan kata sah.

Tangannya sedikit bergetar mengambil tangan pria yang duduk di sampingnya yang telah menjadi suaminya saat ini.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih." Wanita itu sedikit terenyuh saat pria itu mulai membacakan doa setelah akad dengan memengang kepalanya. Di kecupnya keningnya saat pria itu Telah selesai membacakan doa.

Renjana Arendaratu wanita muda dengan banyak impian-impian kecil harus menerima Perjodohan yang di lakukan orang tuanya. Renjana atau kerap di panggil Jana, bisa saja menolak tapi Jana tidak bisa mencoreng nama keluarganya.

Jana menghela nafas pelan tersenyum kecil seakan menguatkan dirinya, kini Jana bukan lagi milik orang tuanya melainkan pria yang Beberapa menit lalu mengucapkan Ijab Qobul.

Suara pintu yang terbuka membuat lamunan Jana terhenti dan menoleh melihat siapa yang masuk.

"Kamu ga ganti baju?" Albiru Maalik Faruq pria dewasa, perawakan tegas, dan sholeh, siapa yang tidak merasa beruntung ketika di persunting oleh pria itu. Namun Jana Sebaliknya.

Jana mengeleng pelan mengeser duduknya saat Albi mendekat padanya " Aku tidak membawa baju ganti". Karna tadi selesai akad yang di laksanakan di masjid Jana langsung di boyong di rumah Albi membuat Jana lupa membawa pakaian ganti.

Pernikahan ini terkesan mendadak Untuk Jana, dirinya tidak berpikir akan menikah secepat ini.

*//

"Jangan Pernah tutupi apapun kepada suamimu duk" Pesan Elin ibu dari jana Membuat jana yang melipat pakaiannya terhenti, malam ini dirinya akan pergi ke rumah suaminya.

"Iya Bu" Jana Memasukan pakaiannya kedalam Koper, mendekat kearah Elin dan memeluknya erat, air matanya terjatuh membasahi kerudung di digunakan Oleh Elin.

Jana menarik kopernya mendekat kearah Albi tersenyum kecil sebelum melangkah keluar dari rumahnya.

Didalam mobil hanya Ada keheningan, Jana yang sibuk dengan pikirannya, dan Albi yang fokus menyetir.

"Mas"

"Neng"

"Saya panggil kamu neng boleh?" Tanya Albi mendahuli setelah keduanya diam kembali.

"Iya" Jana Menoleh Ragu untuk mengatakannya, "kalau Aku tetap berkerja Selama kita menikah apa tidak apa?"

Albi yang lama menjawab membuat jana sedikit takut jika pria itu tidak akan setuju "kalau mas ga setuju aku akan berhenti"

"Saya tidak akan melarangmu jana" Ucap Albi selanjutnya membuat Jana Menoleh.

*** 

Terima kasih, jangan lupa vote dan Jangan budayakan reading silent 🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malam Tanpa BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang