HOME | 1

403 28 2
                                    

Please give me a remedy

Meomchwoborin simjangeul ttwige hal remedy

Ije eottohge haeya hae

Nal sallyeojwo dasi gihoereul jwo

Please give me a

A remedy a melody

- Jamais Vu -

- HOME -

Jalanan kota Seoul hari ini begitu padat. Ditambah lagi hujan deras yang tidak berhenti sejak siang tadi. Heran, tidak biasanya kota Seoul diguyur hujan sederas ini.

Hampir saja sang namja yang sedang mengendarai mobil tersebut tertidur karna bosan terlalu lama menunggu jika tidak ada suara dering handphone yang berbunyi. Namja tersebut meraih handphone-nya yang Ia simpan di dashboard.

Jungkook Seagull is calling ...

Kapan dia mengganti namanya di handphoneku? batin namja tersebut.

Namun, ia tidak begitu menghiraukannya, dan memilih untuk langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Yeoboseyo"

'...'

"Ne. Ada apa kau menelponku? Aku sedang menyetir."

'...'

"YAKK!! bicaralah dengan benar!"

'...'

JEDERRR

Bersamaan dengan suara petir di luar, namja tersebut menjatuhkan handphone-nya. Namja itu terdiam dengan pandangan kosong, ia pun memejamkan matanya sejenak. Sejak daritadi ia memang memiliki firasat yang buruk, dan benar saja.

Suara klakson yang bersahutan dari belakang, mengembalikan kesadarannya dan ia pun mulai mengendarai mobil seperti orang yang kesetanan. Namja tersebut tidak memperdulikan apakah dia menabrak orang lain atau apapun itu. Sungguh. Ia tidak peduli untuk saat ini.

Yang terpenting sekarang adalah, ia harus segera sampai di rumah sakit. Ia harus melihat bagaimana keadaan kakaknya. Tiga kata tadi terus terngiang di kepalanya.

'Seokjin hyung kecelakaan'

Sumpah demi apapun. Jika bisa ia ingin berlari saja menembus padatnya jalanan kota hari ini. Tetapi jarak ke rumah sakit masih jauh. Ia terus mengumpat dalam hati sambil berdo'a semoga hyung-nya itu baik baik saja.

Tak sadar, cairan bening keluar dari matanya. Hingga suara isak tangis yang memilukan terdengar. Ia seperti sudah kehilangan akal.

Ia mengklakson mobilnya dengan brutal, dan menerobos padatnya jalanan. Bahkan rambu lalu lintas pun ia langgar. Masa bodoh dengan itu. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah bagaimana keadaan hyung-nya itu.

Hingga akhirnya ia sampai di rumah sakit. Ia langsung berlari sekencang mungkin, mengabaikan beberapa orang dan suster yang mengumpat karena tertabrak olehnya.

Tetapi sekali lagi, ia tidak peduli akan hal itu, hingga akhirnya ia tersadar jika dia tidak tahu dimana ruangannya. Karna ia terlalu malas untuk kembali ke bawah dan menanyakan pada resepsionis. Ia pun akhirnya menghubungi adiknya untuk bertanya.

Tetapi sebelum namja itu menghubungi adiknya. Seseorang sudah menepuk bahunya. Ia pun berbalik dan menemukan seorang namja yang sama menyedihkannya seperti dia mungkin.

Rambut acak-acakan, mata sembab, baju lusuh, hidung merah, dan bekas air mata yang masih tercetak jelas di wajahnya.

"Yoongi hyung." panggil nya lirih.

"Jungkook.."

Ia pun langsung tersadar dan memeluk Jungkook dan kembali menangis. Kali ini tangisannya begitu terdengar sangat lirih. Namja yang di panggil 'Yoongi' itu pun langsung melepaskan pelukannya dan menanyakan dimana ruangan hyung tertuanya itu.

"Dimana Seokjin hyung?"

"S-seokjin hyung masih berada di ruang operasi, hyung."

"Lalu dimana yang lain?"

"Masih menunggu Seokjin hyung di ruang tunggu operasi"

"Kalau begitu kajja kita kesana." Yoongi menarik tangan Jungkook, tetapi Jungkook malah melepaskan tangannya.

Yoongi menoleh kepada Jungkook. Jungkook menggeleng. "Aku akan ke kantin dulu hyung. Hyungdeul belum makan daritadi. Hyung juga pasti belum makan kan? Hyung kesana duluan saja."

Yoongi hanya menghela napas pelan dan mengangguk.

"Dimana ruangannya?"

"Lantai 3, di pojok kanan, hyung."

Yoongi pun tersenyum tipis sambil mengangguk pelan, sembari berusaha mengurangi rasa paniknya terhadap keadaan Seokjin.

"Hati-hatilah, Jungkook."

Jungkook terkekeh pelan. "Iya, hyung. Lagian aku hanya ke kantin saja hyung.

"Baiklah."

Yoongi pun segera berjalan ke lantai 3. Begitu sampai disana, ia melihat adik-adiknya sedang termenung, dan beberapa masih menangis.

Ia melangkahkan kakinya pelan. Hingga salah satu dari mereka menyadari kehadiran Yoongi.

"Yoongi hyung.." Semua orang yang berada disitu pun menoleh setelah Taehyung–namja yang memanggil nya tadi–menyebutkan namanya.

Hingga bunyi pintu terbuka pun mengalihkan perhatian mereka, bersamaan dengan seorang dokter yang keluar dari ruangan tersebut, yang mana langsung dihampiri oleh Yoongi.

"Bagaimana keadaan Seokjin hyung?"

****

Tbc

Annyeong.. ehehe
Selamat datang di ff pertamaku. Semoga suka. Maaf kalo ada yang kurang.

Kritik dan saran diterima :)

HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang