HOME | 4

198 19 1
                                    

Tatapan yang benar-benar transparan,
sentuhan yang semakin akrab,
dan juga wajahmu yang tersenyum sambil menatapku,
Sekarang, apakah aku tak bisa melihat mu lagi?

~Tonight - Jin BTS~

-HOME-

"Annyeong. Kau sedang apa disini?" bocah laki-laki yang baru saja menghampiri seorang anak laki-laki lainnya yang tengah duduk sendirian itu ikut duduk disamping bocah yang sepertinya lebih muda darinya. Dirasa tidak ada sahutan dari lawan bicara, anak laki-laki itu tiba-tiba mengulurkan tangannya.

"Perkenalkan, namaku Kim Seokjin. Kau Jungkook, 'kan? Taehyungie selalu bercerita tentangmu padaku." ucap Seokjin sembari tersenyum.

Sedangkan bocah bergigi kelinci itu masih menatap tangan Seokjin yang menggantung. Merasa tidak sopan, akhirnya ia menjabat uluran tangan itu dan dengan ragu menatap Seokjin.

"A-aku, Jeon Jungkook."

Setelah mengucapkan itu, Seokjin pun melepaskan jabatan tangannya. Tetapi senyum manisnya itu belum luntur dari wajahnya.

"Nah, Jungkookie. Kalau begitu sekarang kita teman."

Melihat Seokjin yang masih tersenyum membuat Jungkook pun ikut tersenyum.

Sejak saat itu, Jungkook merasa mempunyai teman untuknya bercerita. Merasakan kembali apa itu kasih sayang dan sejenak melupakan rasa sakitnya.

***

"Woahh, Hyung! Ini benar-benar enak! Kau harus ikut lomba memasak! Sudah kupastikan kau yang akan menang!" ucap namja dengan box smilenya.

"Benar, Hyung. Ini enak sekali! Kau harus mengajarkan aku masak!" timpal seorang namja sembari menunjukkan cengiran yang menurut Taehyung seperti kuda diikuti anggukan serempak dari keenam namja lainnya yang berada di meja makan tersebut.

Sedangkan sang empu yang terus-terusan dipuji hanya menampilkan senyumannya. Menatap kepada adik-adiknya yang sudah ia anggap keluarga kandung.

Menatap mereka dengan binaran mata yang bahagia. Rasanya ia seperti seorang kakak yang berhasil menjaga dan mendidik adik-adiknya.

"Sudahlah. Mari makan. Syukur jika kalian menyukainya."

-HOME-

"Hyung, kau di dalam?"

Mendengar ketukan pada pintu kamarnya dan disusul suara seseorang yang ia kenal membuatnya tersentak. Lalu buru-buru mengusap air matanya yang entah sejak kapan mengalir.

"Ne. Masuklah."

Setelah mendengar sahutan dari sang pemilik kamar. Namja itupun mendorong pintu kamar itu dan langsung menampilkan isi kamar yang begitu gelap dan juga tirai yang masih menutup.

"Hyung, ayo makan, lalu minum obat. Kau harus istirahat."

Namja itu hanya terdiam, tidak bereaksi apapun. Meskipun hanya ada cahaya remang-remang dari luar, tapi ia bisa melihat mata itu hanya menatap ke arah jendela yang masih tertutupi oleh gorden itu dengan pandangan kosong.

HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang