Aku seorang mahasiswa tingkat akhir.
"Beng!!" seru salah seorang temanku yang ku kenal.
Segera ku berbalik ke belakang dan tersenyum padanya. Dia berlari ke arah ku dengan senyum lebarnya.
"Bengbeng ku!!! Gue kangen sama lo!! Ah jarang banget kita kumpul sekarang, sedih gue" si cunguk ini memasang tampang yang tak sedih dan tak lucu.
"Ya, iya lah jarang kumpul kan kita udah skripsi, Lang" jawabku yang langsung dapat kekehan dari nya.
"Oya, si kutil sama si setan mana?" yang hanya ku jawab dengan gelengan kepala.
"Oya, gimana lo udah dapet cowok buat wisuda nanti?" langsung ku tengok si cunguk ini dengan tajam.
"Sorry gue gak bermaksud bikin mood lo ancur. Gue cuman nanya aja. Lo tuh ya kurang apa sih.. Cantik, manis, berprestasi, baik hati, anak orang kaya. Lo tuh ya SEMPURNA. Tapi sayang lo kek donat bolong tengah. Sempurna tapi hati lo bolong gaada yang ngisi" ucap si cunguk panjang kali lebar.
Aku sudah bosan mendengar predikat itu. Apaan sih donat bolong tengah. Enak tau donat bolong tengah apalagi ada gulanya. Tanpa ku gubris langsung ku tinggal si cunguk.
Sialan tuh anak. Pagi-pagi bikin mood ancur.
Tuh kan aku lupa buat kenalin siapa aku. Kata peribahasa 'tak kenal maka tak sayang'
Aku Brianna Soesetyo. Mahasiswa akhir yang jomblo. Seperti yang kalian tahu aku adalah si anak donat bolong tengah. Sempurna tapi hati nya kosong. Biarlah mereka bilang apa ku tak peduli.
Oya, aku anak kedua dari dua bersaudara. Sahabat ku memanggilku 'Bengbeng' karena kulitku yang sawo matang dengan wajah yang berhiaskan lesung pipi kecil bagian kiri. Dari situlah mereka memanggilku 'Bengbeng'.
Si cunguk tadi salah satu sahabat ku, Arshita Dewi namanya. Kami memanggil dia 'Belang'. Karena si cunguk itu sangat mudah memiliki belang di kulitnya.
Ini kisah ku bersama ketiga sahabat ku yang hanya menjadi cameo. Hehehehe
Muehehehe
.
Ku kambek dengan segala kekurangan.
.
Terimakasih sudah mampir 😊
Regards,
Gracelliiaaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Talk
RomanceAda yang tahu donat bolong tengah? Terkadang donat itu dilumuri gula halus. Hanya membayangkan saja sudah pasti enak kan. Tapi kenapa predikat itu seperti beban buat ku? Aku hanya mahasiswa akhir yang biasa. Aku tak memiliki wajah yang paras dan ta...
