Bri
Berakhirlah aku di sini. Di tengah keramaian kampus. Kantin kampus adalah salah satu titik kumpul kami saat semester akhir ini. Walaupun jam tanganku menunjukkan pukul 9 pagi tapi kantin ini sudah ramai, banyak mahasiswa yang memilih untuk sarapan di kantin kampus. Setiap fakultas di tempat ku belajar, terdapat kantin yang menyediakan berbagai macam makanan berat, makanan ringan dan minuman.
Fakultas ekonomi dan bisnis dengan program studi ilmu ekonomi adalah jurusanku. Sebenarnya sih aku tak minat untuk masuk di ekonomi. Tetapi kedua orang tua ku mendorongku untuk masuk di jurusan ekonomi. Maka berakhirlah aku di sini hingga sampai menjadi mahasiswa akhir. Mereka beralasan "Biar nanti bisa terusin bisnis papa", ya itu alasan yang mereka katakan saat aku bingung harus memilih jurusan apa.
"Hah.. Hah... Bengbeng!!! Lo kenapa tinggalin gue?" ucap Shita dengan napas yang tak teratur.
"Lo habis olahraga?"
Pletak
"Duh sakit Lang, lo pikir pala gue besi main jitak-jitak aja" ini anak ya main jitak kepala orang, kalau benjol kan berabe.
"Ya lo sih, udah tau gue ngejar lo. Malah masih lo tanyain gue abis olahraga. Kalau bukan sahabat ya, lo udah gue bejek-bejek tau gak" ucap Shita yang hanya aku acuhkan.
Salah siapa yang bikin mood pagi ku ancur. Pake ngatain donat bolong tengah pun. Agak-agak emang Belang nih.
Aku dan Shita langsung memesan makanan. Hanya camilan dan teh hangat di tanganku, tapi berbeda sekali dengan Shita yang sudah memesan bakso dan jus jeruk pagi-pagi. Gila nih anak kebiasaan.
Setelah kami membeli dan memesan, sepuluh menit kemudian bakso Shita datang dan dia langsung memakannya tanpa babibu.
Kami hanya bercerita ringan di pagi hari. Kalau kalian tanya mengapa kami pagi-pagi sudah di kampus, karena kami terlalu gabut untuk berada di rumah seharian. Makanya, kita berakhir di kampus.
"Beng, lo tau gak kalo si Amel yang sok itu sekarang sama si Dhika anak komunikasi" ucap Shita dengan bakso di mulut.
"Baksonya di kunyah dulu neng biar kagak keselek. Ya terus kalo si Amel sama si Dhika pacaran, ngapain lo bilang ke gue?"
"Ya lo tau kan ya dulu Dhika kan ngejar-ngejar elo sampai satu semester"
"Ya bagus dong sekarang dia udah ada pasangan. Jadi hidup gue kagak ada yang ngerusak hahaha" ucap ku dengan tawa kecil.
Namanya Randhika Atmaja. Anak komunikasi tingkat akhir yang selama semester 5 sampai 6 menaruh hati pada ku. Aku sudah berulang kali berkata pada Dhika bahwa aku belum berminat untuk menjalin hubungan. Tapi dia masih kekeuh dan akhirnya kelakuan nya sedikit mengganggu ku.
Pernah suatu kali dia sudah ada di depan rumah ku dengan mobilnya yang kinclong. Dan selama satu harian itu aku menjadi bahan olokan di rumah dan di kampus. Sampai ada kabar bahwa kami pacaran karena dia yang terus menempel seperti perangko.
Dring.. Dring..
Seketika ku tersadar saat benda mungil di sebelahku berbunyi.
"Halo bang, ada apa?" jawab ku setelah mengetahui siapa yang membuat benda ini berbunyi.
"Dek nanti siang makan di kantor ya. Abang lagi kosong gak ada meeting"
"Ah iya nanti adek kesana. Abang nitip sesuatu gak?"
"Enggak dek, kamu langsung aja kesini. Nanti abang pesenin yang seperti biasa ya"
"Oke bang, see you, bye, Selamat kerja" ucapku setelah mengakhiri panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Talk
Любовные романыAda yang tahu donat bolong tengah? Terkadang donat itu dilumuri gula halus. Hanya membayangkan saja sudah pasti enak kan. Tapi kenapa predikat itu seperti beban buat ku? Aku hanya mahasiswa akhir yang biasa. Aku tak memiliki wajah yang paras dan ta...