Dua

11 2 1
                                    

Author

Siang hari ini Brianna sudah duduk cantik di perpustakaan kampus. Hidup Brianna hanya berpusat di perpustakaan kampus, perpustakaan rumah dan toko buku. Dengan bermodalkan headset, dua buah buku referensi skripsi dan laptop di depannya, Brianna sudah tenggelam di alamnya selama satu jam.

Pagi ini dia harus bertemu dengan dosen pembimbingnya, maka dari itu berakhirlah Brianna di sini untuk merevisi apa yang sudah dia dapatkan.

Flashback

Setelah sampai di rumahnya, Brianna berlari menuju kamar dan menutup pintunya dengan keras. Sampai Brianna tidak melihat malaikat yang sudah melahirkannya berdiri dengan seribu tanya.

Brianna masih mengunci diri di kamar, berulang kali mamanya mencoba untuk meluluhkan hatinya, tapi pintu itu masih tertutup rapat tanpa celah.

"Malam ma, papa belum pulang? Adek dimana?" tanya Bryan yang melihat mamanya turun dari lantai atas.

"Malam sayang. Papa belum pulang. Adek ada di atas. Bang, kamu tahu adek kenapa?" ucap mama Bryan dan Brianna yang hanya dihadiahi gelengan dari Bryan.

"Sejam yang lalu dia baru balik terus langsung lari ke kamar dan nutup pintu. Agak keraspun nutupnya. Mama bingung, dari tadi mama coba ketok dan tanya tapi gak ada jawaban dari Bri" terdengar helaan besar dari wanita paruh baya tersebut.

"Hah? Adek gitu? Ada apa dia? Bentar abang ke atas dulu ma" ucap Bryan yang langsung menuju lantai atas.

"Dek.. Adek.. Brianna.. Bri.. Buka dek ini abang.." ucap Bryan di depan pintu kamar dengan mengetok.

Cklek..

"Kenapa kamu dek. Kata mama kamu baru pulang langsung lari terus kunci kamar. Mama khawatir tau" ucap Bryan yang langsung duduk di sisi ranjang queen size Brianna.

"Maaf Bang. Brianna gapapa kok. Brianna capek makanya sampai gak hiraukan mama" jawab Brianna sedih.

"Yasudah abang cuma cek kamu aja. Jangan gitu lagi ya. Cepet turun minta maaf sama mama, abang mau ganti baju dulu" ucap Bryan yang langsung meninggalkan kamar sang adik.

Brianna tidak mau abang atau mama, papa nya tahu soal ini. Biarlah Brianna yang simpan, Brianna tak mau membebani mereka dengan masalah sepele ini. Brianna tahu resiko untuk bercerita tentang kejadian ini, maka dari itu Brianna tidak ingin membebani mereka.
.
.
Haaahh... Brianna hanya bisa menghela napas bila teringat kejadian itu. Sudah seminggu berlalu dan Brianna hanya melakukan tugas-tugas nya untuk mengalihkan ingatan kejadian tersebut.

Satu hari setelah kejadian tersebut ketiga sahabatnya berkumpul di rumah Brianna. Dengan keponya Vira menanyakan apa yang terjadi dengan Brianna karena gadis itu terkadang melamun di tengah pembicaraan. Barulah disitu Brianna bercerita tentang apa yang terjadi dengannya saat dikantor abangnya hingga pulang yang menebeng dan sampai penamparan itu terjadi.

Sahabat Brianna yang mendengar itu hanya bisa mengumpat, karena Brianna tidak mau membesar-besarkan masalah tersebut.

Sudah berjam-jam Brianna berada di perpustakaan kampus tanpa ketiga sahabatnya. Brianna memilih pergi meninggalkan kampus dan menancapkan gasnya ke arah pusat perbelanjaan yang berada sekitar 3 Km dari kampus.

Sudah seminggu ini Brianna memilih memakai mobilnya sendiri untuk menghindari kejadian-kejadian seperti itu.

Brianna memasuki salah satu restauran buffet dan melihat wajah-wajah tak asing di salah satu meja makan. Papa, mama dan abangnya sudah berada duluan di meja tersebut. Dengan senyum yang mengembang Brianna melangkahkan kakinya ke tempat tersebut.

Sweet Talk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang