°°Part 3°° Tired

2K 217 3
                                    

Keempat gadis itu berkumpul di ruang keluarga untuk membahas apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Ayahnya menyuruh mereka untuk bersekolah di dunia manusia dan Raja Arion sudah mengurus segalanya untuk keperluan keempat putrinya.

"Jadi? Bagaimana? Bukankah kita baru saja tinggal di sini dan tak mengetahui daerah wilayah bumi?" Tanya Lalice dengan mata yang terpejam karena mengantuk.

Sedangkan Jisoo dan Jennie hanya menatap dan menggelengkan kepalanya tak tahu karena mereka pun bingung harus bagaimana. Chaeyoung menyandarkan badannya di punggung sofa sambil melipat kedua tangannya di dada dan tatapannya kosong pertanda bahwa ia sedang berkomunikasi dengan seseorang yang posisinya jauh.

"Aku baru saja bertanya pada ayah dan dia mengatakan bahwa kita akan bersekolah dan sekolah kita tak terlalu jauh dari rumah dan ia sudah menyiapkan 2 mobil dan 2 motor di garasi, begitu juga nama kita yang akan disamarkan karena jika kita tetap menggunakan Arion pada nama kita maka kita akan di kenali dan terancam dengan Vampire Clan lain. Kim Jisoo, Kim Jennie, Roseanne Park dan Lalisa Park" Perkataan Chaeyoung membuat ketiga gadis lainnya menatap dirinya bingung.

"Lalu apa nama sekolah kita? Kita tak akan tau di mana letak sekolah tersebut jika tak mengetahui alamat dan nama sekolah itu" Tanya Jennie.

"International Seoul School." Gumam Lalice tiba-tiba.

"Kau tau dari mana Lice?" Tanya Chaeyoung penasaran.

"Entah, tiba-tiba aku bisa membaca pikiranmu begitu saja" Jawabnya santai lalu melangkahkan kakinya menuju belakang rumah mereka. Tangannya ia masukkan kedalam kantong hoodie hitam kesayangannya.

"Kau tak perlu terus berlatih terlalu keras seperti itu Lice, kau sudah cukup kuat" Tegur Jisoo yang ikut berdiri dan mencegah Lalice untuk berlatih terlalu keras lagi. Ia tak ingin adiknya tertidur karena kelelahan berlatih.

"Ayolah Eon, aku bukan kau, Jennie Eonnie atau pun Chaeng Eonnie yang sudah memiliki kekuatan temurun. Kau kuat Eon. Diantara kami kau yang terkuat jika dalam kekuatan jiwa, karena kau hidup lebih lama dari pada Aku, Jennie Eonnie atau pun Chaeng Eonnie. Kita memang berasal dari Clan penguasa Darah, Clan terkuat dengan berbagai pengendalian hebat. Tetapi masih pengecualian untukku." Ucap Lalice dengan mata yang menatap Jisoo dengan tatapan sendunya, hal tersebut membuat Jisoo tertegun.

"Kau memiliki The Blood Sword Eon, kekuatan terbesar dari pada Jennie Eonnie ataupun Chaeng Eonnie. Sedangkan Jennie Eonnie, kau memiliki The Blood Arrows, kau bisa menyerang seseorang dari jauh dengan kekuatan itu. Dan kau Chaeng, mungkin kisaran umur kita tak terlalu jauh tetapi kau lebih tua dan lebih kuat dari ku, kau memiliki The Blood Shield, dan kau lah pelindung para penguasa darah. Tetapi aku apa? Aku tak bisa apa-apa Eon, aku ingin melindungi kalian seperti kalian yang selalu melindungi ku. Tetapi aku tak bisa, karena aku lah yang terlemah" Lanjut Lalice dengan wajah sendu.

"Lice--" Ujar Jisoo terpotong

"Eon kalaupun harus dengan nyawaku agar aku bisa melindungi kalian maka rasanya tak ada lagi alasan yang membuatku takut akan kematian. Kau tau aku bosan jika tubuh ini lelah akan tertidur entah sampai kapan dan terus begitu jika aku berlatih keras untuk menyeimbangkan kalian. Jadi rasanya akan begitu menyedihkan jika aku takut akan kematian demi melindungi kalian. Bukankah jika aku mati akupun akan mati terhormat karena melindungi kalian?" Sela Lalice dengan pandangan yang menatap Jisoo, Jennie, dan Chaeyoung dengan tulus secara bergantian.

Jennie yang mendengar perkataan Lisa pun hanya menghembuskan nafasnya dan membiarkan Lisa meneruskan langkah nya untuk berlatih di belakang rumah.

"Jangan larang dia biarkan dia seperti itu eon" Ujar Chaeyoung mencoba mengerti segala alasan Lalice.

Jisoo yang mendengar nya hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Ia hanya tak ingin Lisa terlalu lelah dan akhirnya menjadi Lemah. Oke ia bukan Vampire penghisap darah seperti Vampire Liar, ia Vampire kerajaan yang tak mungkin kehilangan akal hanya karena kelaparan. Tetapi mereka juga bisa beristirahat beratus tahun jika terlalu lelah dan lemah.

"Aku hanya khawatir padanya Chaeng" Ujar Jisoo lirih yang membuat Chaeyoung mengelus pundak Jisoo pelan.

🦄🦄🦄🦄🦄

Kini Lalice sedang berlatih dengan pedangnya, entah lah dari semua keturunan ayahnya hanya dirinya yang tak memiliki kekuatan seperti kakak-kakaknya. Terkadang ia merasa iri dan merasa bahwa dunia tak adil, tetapi hati kecil nya terus mengelak bahwa semuanya yang takdir rencanakan adalah keadilan yang telah ditetapkan.

'Jika memang takdir yang di tetapkan untukku adalah sesuatu yang terbaik untuk kedepannya mengapa rasanya hati ini sangat sulit untuk menerima kenyataan yang ada' batinnya terus mengguman dengan tangan yang terus menerus mengendalikan pedang tanpa mempedulikan jika ujung pedang tersebut terus saja menyakiti tubuhnya.

Brukkk

Tubuh Lalice terjatuh kelelahan, darah segar keluar dari hidung, mulut, telinga dan beberapa sayatan yang berada di tubuhnya. Ia terduduk dengan pedang nya yang menancap di batang pohon halaman rumahnya. Napasnya terdengar memburu tangannya tergeletak tak berdaya. Kakinya tertekuk tak kuat menahan berat tubuhnya.

Dari pintu belakang rumahnya, Jisoo, Jennie dan Chaeyoung berlari untuk membantu adiknya. Chaeyoung yang melihat kondisi Lalice menangis tak tega melihat bagaimana darah yang keluar dari tubuh adiknya.

"Chaeng, berhentilah menangis lihatlah wajahmu seperti bungkus permen yang kusut kekeke" Ledek Lalice dengan suaranya yang begitu Lirih membuat Chaeyoung menangis lebih keras lagi.

"Kau terlalu keras melatih dirimu Lice, jangan memaksakan sesuatu yang tak seharusnya kau paksakan. Kau sudah cukup kuat, bahkan kekuatan fisik kami bertiga jika melawan mu sendiri pun tak mampu" Ucap Jennie sambil membaringkan tubuh Lalice dan menaruh kepalanya di paha Jisoo.

"Kau sudah melampaui diri kami Lice, Kekuatan fisikmu bahkan melampaui kekuatan fisik ayah yang notabene nya adalah seorang raja Vampire clan kita" Ucap Jisoo sambil mengelap darah yang keluar dari hidung, Mulut dan telinga Lalice.

Lalice yang mendengar perkataan kakak-kakaknya hanya bisa tersenyum kecil, karena ia benar-benar lemas bahkan untuk berbicara pun rasanya terlalu berat.

"Ayo angkat lalice, kita harus membiarkannya istirahat di kamarnya" Titah Jennie yang di angguki oleh Jisoo dan Chaeyoung.

'Kami menyayangi mu Lice, Kami takut kehilangan mu' batin ketiga gadis itu.

I'm back guys!!!😁 Para cogan belum juga muncul nih gaesss karena masih pada ngumpet di ketek papi bear🤣✌✌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


I'm back guys!!!😁 Para cogan belum juga muncul nih gaesss karena masih pada ngumpet di ketek papi bear🤣✌✌

LOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang