story

7.5K 671 35
                                    

Jungkook

Jungkook tidak yakin apa yang membuatnya memilih liburan seperti ini. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia bermain ski. Namun rupanya, tubuhnya mengingat segalanya dengan baik dan detik ketika ia meluncur menuruni lereng, rasa-rasanya seperti terbang, bebas, kembali ke saat-saat bahagia itu.


Kim Taehyung. Ya, ia masih ingat nama pemuda itu. Taehyung sepertinya tidak sadar bahwa dia adalah pemuda paling tampan di sekolah mereka dulu. Penampilannya seperti pria Latin yang seksi, Jungkook yakin darah Latin mengalir dalam tubuh pemuda itu, tatapannya dalam dan ketika dia tersenyum, senyuman nya, membuat Jungkook sering merona merah setiap kali ia membayangkan senyum pemuda itu. Kulitnya yang sehat tampak kecokelatan, dengan tubuh tinggi langsing yang Jungkook yakin akan tumbuh sempurna ketika pemuda itu beranjak dewasa — tapi sayang, Jungkook tidak pernah sempat melihatnya.



Taehyung juga tidak pernah tahu bahwa dia adalah cinta pertama Jungkook. Bahwa ketika Jungkook mendekatinya, jantung Jungkook berdetak keras sehingga nyaris pecah. Tapi ia harus maju duluan dan mendekati pemuda itu, karena sepertinya Taehyung tidak tampak terlalu tertarik padanya. Tapi pemuda itu jelas menikmati kegiatan seks mereka, sehingga itulah yang kemudian Jungkook gunakan untuk membuat Taehyung tetap bertahan di sisinya.


Sebenarnya, Jungkook tidak bermaksud untuk menjalin hubungan tanpa status dengan Taehyung. la sudah menyiapkan rencana dan juga keberanian untuk mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya, tapi tahun terakhir di sekolah menengah itu rupanya adalah awal dari titik balik kehidupan Jungkook.


la berubah seketika, dari pemuda periang yang berani menjadi lelaki dewasa yang skeptis dan pemurung. Di tahun terakhir sekolah menengah nya, ayahnya kehilangan pekerjaan dan mereka harus pindah ke kota lain. Di sana, kehidupan mereka tidak membaik. Ayahnya tidak berhasil mendapat pekerjaan lain dan tekanan itu membuatnya mulai merusak dirinya dengan minuman, membocorkan lambungnya dan meninggal dalam kepahitan dan rasa sakit.


ibunya kemudian harus bekerja, demi bisa memasukkan Jungkook ke college dan sejak itu, mereka berdua saling bahu-membahu untuk menata kembali hidup mereka yang berantakan. Ketika kondisi kehidupan mereka membaik, Jungkook kembali harus menyaksikan ibunya berjuang melawan penyakit dementia-nya yang semakin parah. la berjuang dan berjuang, sehingga ia sudah lelah berjuang.


Yang saat ini ingin dilakukannya adalah membebaskan diri, lepas dari segalanya dan mungkin mendatangi tempat ini adalah pilihan terbaik.


Jungkook ingin kembali ke masa-masa yang lebih bahagia. Dan yang paling tepat, adalah memulainya dari titik tersebut. Ketika ia meluncur bebas seperti ini dan membiarkan kenangan tentang Kim Taehyung—cinta pertamanya yang tampan dan baik hati itu—mengobati luka hati dan kekecewaannya akan hidup.


Betapa ia berharap bisa bertemu kembali dengan Taehyung, namun ia tidak lagi memiliki kepercayaan diri yang cukup. la bukan lagi Jeon Jungkook yang murah senyum dengan kilat mata nakal yang hidup.














Taehyung

Pesawat Taehyung mendarat di lapangan terbang Alban dan perlahan mendekat ke sebuah mobil panjang yang diparkir di sana. la terlihat bingung ketika seorang pramugari menjelaskan bahwa limusin hitam itu tengah menunggunya.




"Tapi aku tidak memesannya."

"Kami diberitahu bahwa limusin itu dikirim untuk menjemput Anda, Sir." Taehyung menatap pria itu dengan pandangan bertanya-tanya sebelum merespon.

"Oh, baiklah kalau begitu."

"Saya dan seluruh kru berharap Anda merasa nyaman selama penerbangan tadi."

"Sangat nyaman. Terima kasih," respon Taehyung sambil mengarah ke tangga pesawat dan mulai menuruni burung raksasa itu lalu berjalan menuju mobil panjang anggun yang sedang menunggu untuk membawa Taehyung ke hotel yang sudah dipesannya.


Pengemudinya, seorang pria yang hanya terpaut beberapa tahun dari Taehyung. Dia menyentuh pelan topi sopirnya untuk memberi hormat sebelum membuka sisi mobil tersebut untuk tamunya.




"Selamat siang, Mr. Kim," ucap pria itu memberi salam. "Nama saya Jake dan saya akan menjadi sopir pribadi Anda selama Anda tinggal di Alban."

"Terima kasih, Jake," jawab Taehyung sebelum menyelinap ke bagian belakang tempat duduk limusin itu. "Tapi siapa yang mengatur semua ini? Aku tidak memesan limusin."

"Saya yakin ada pesan untuk Anda, Sir," Jake menjawab penuh misteri. "Di sebelah botol sampanye." Taehyung meraih amplop di sebelah botol sampanye dan membaca nama konglomerat yang telah membeli perusahaannya. Di dalam amplop itu terdapat kartu yang kesemua tulisan nya tercetak dalam tinta emas timbul yang anggun.


Nikmati liburan Anda, Mr. Kim. Jangan lupa untuk mengontak akuntan Anda ketika tiba di hotel.



Taehyung tidak bisa menahan senyum ketika membaca tulisan itu, lalu meraih botol sampanye yang disediakan untuknya, membuka tutup botol itu dengan satu gerakan ahli dan berbicara, lebih kepada dirinya sendiri.




"Kalau begitu sebaiknya aku mulai menikmati waktuku."

"Yes, Sir." Jake menjawab sementara dia melajukan mobilnya. "Alban adalah tempat yang sangat menyenangkan. Saljunya benar-benar bagus sekarang. Sempurna untuk bermain ski. Omong-omong, peralatan ski Anda sudah tiba dan sudah dibawa ke pondok di dekat hotel."

"Good," Taehyung merespon setelah meneguk cairan berbuih itu. "Aku berencana untuk mengambil semua rute yang tersedia di sini." la menaikkan gelas sampanye sambil menambahkan, "Dan juga banyak sampanye." Responnya kemudian mendapat balasan tawa hangat dari Jake.


Lima belas menit kemudian dan setelah empat gelas sampanye, limusin yang membawa Taehyung tiba di hotel. Koper dan barang-barang pria itu telah menunggunya di dalam sebuah suite mewah. Tidak mau membuang waktu, Taehyung segera mengontak akuntannya begitu tiba di kamar dan terkejut mendengar berita yang disampaikan pria itu.




"Kau ingat ketika perwakilan dari perusahaan yang membeli CarLux memberitahumu bahwa kau akan menjadi bilyuner sebelum kau berumur 30 tahun?" Tentu saja, ia yang menceritakannya pada Jimin.

"Well, ramalannya melesat dua tahun lebih cepat. Harga saham mu meroket tinggi." Berita itu menghantam Taehyung seperti palu besar yang memukul kepalanya, sejenak ia bingung, kehilangan kata-kata.

"Taehyung? Tae, kau masih di sana?"

"Y... ya, aku di sini," Taehyung menjawab cepat ketika akhirnya ia berhasil menguasai diri. "Ini— God, am I dreaming?" Sebagai jawaban, hanya terdengar gelak tawa Jimin.

"Kau sudah menjadi pria yang sangat kaya, Taehyung. Dan akan lebih kaya lagi setiap harinya." Taehyung mereguk ludah, masih tidak mempercayai pendengarannya sendiri.

"Ini... ini benar-benar luar biasa. Tapi, tolong lakukan satu hal untukku, simpan berita ini untuk sementara, oke?"

"Sure thing, Taehyung," jawab Jimin, lalu kembali menambahkan, "Dan selamat, Man !"

"Thanks," jawab Taehyung lalu menekan tombol putus di ponselnya. la kemudian menuangkan satu gelas sampanye lain dan meneguknya lagi, merayakan keberhasilannya.



He's officially a billionaire now. He did it, setelah perjuangan yang begitu panjang dan melelahkan.








Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᵀʰᵉ ᴮᶦˡˡᶦᵒⁿᵃᶦʳᵉ'ˢ ᴷᶦˢˢ [kth.jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang