Dia mengajakku, ke tempat yang cukup tinggi. Seperti pegunungan, namun bukan. Ternyata hanya undakan bukit - bukit yang tinggi dan mampu untuk melihat senja ; kali ini.
"Kenapa, kau mengajakku kemari ?." pecahku dalam keheningan sore, karena tempat tersebut sunyi tak berpenghuni.
"Tak apa, lagipula, kau terlihat menyukainya bukan ?."
Degg deg degg deggg
Jantungku, berdebar dengan cepat. Tak seperti biasanya, lalu, apa rasa yang kualami saat ini ?"Arima."
"Eh iya, kamu memanggilku ?."
"Kok jadi grogi, ada apa ?."
"Bukan apa - apa." sahutku, dingin.
"Bolehkah, aku berkata jujur padamu ?."
"Ya."
"Dingin banget jawabnya, hangatkan dulu. Kemarilah." dia menarikku lalu memelukku.Kurasakan denyut nadi, yang cukup cepat temponya. Entah, mungkinkah.....?
Senja hampir tak menampakkan cahayanya, mulai meredup. Kurasakan sesuatu yang hangat, perlahan dalam keningku.
Ternyata ? Dia, mengecup keningku dengan penuh perasaan, lembut, dan cukup lama."Arima, walaupun kamu dingin. Terlihat cuek, misterius. Bahkan keras kepala, tapi aku menyukai kepribadianmu. Juga hatimu."
"Lalu, jadi ?."
"Maukah, kamu menemaniku hingga akhir hayat menjemputku nanti ?."Aku menangis pada pelukannya, kudekap dia dengan erat. Bahkan dia, mempererat pelukannya padaku.
"Apa ini, tandanya iya ?." sahutnya.
Aku tak menjawabnya.
•
•
•
"Arima ?."
Aku semakin menangis sejadi - jadinya.Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh !!!
Selamat pagi, pembaca setiaku !
Maaf, baru punya ide untuk melanjutnya kisah ini. Karena kesibukan dan game, sampai lupa update bagian selanjutnya. Santai saja, Author bakalan lanjutin ini cerita hingga habis !
Terus ikuti, jangan lupa kasih bintang, komentar juga ya !
Peluk cium jauh dari Author 💜🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Fajar
RomanceAku, si wanita dingin yang tak punya hati. Dapat luluh oleh satu pria, yang baru saja kukenal.