"Happy reading"
Gerimis membasahi makam kedua orangtua Jimin. Orang-orang yang melayat sudah pulang kerumah masing-masing.
"Hyung,ayo pulang!" Ajak Namjoon pada Seokjin dan diangguki Seokjin.
"Ayo kita semua pulang!" Ajak Seokjin pada adik-adiknya dan diangguki oleh mereka sebagai tanda setuju,namun Jimin masih tetap ditempatnya. Ia masih setia berdiri tanpa payung disana menatap sendu makam orangtuanya itu.
"Chim ayo pulang!" Ajak Jungkook sambil menggandeng tangan Jimin namun ditepis halus olehnya.
"Kalian pulang saja dulu!" Ucapnya lirih tanpa melepas pandanganya dari kedua makam itu.
"Tidak Chim kau juga harus pulang!" Dengan terpaksa Yoongi menarik Jimin.
Didalam mobil mereka hanya termenung tak ada yang bicara satu pun.
Sampai dirumah Jimin langsung mengurung diri dikamar nya. Ia masih belum bisa menerima kepergian orangtua nya yang begitu mendadak.
Sebulan kemudian
Sudah sebulan lamanya Jimin mengurung diri di kamarnya. Ia biasanya hanya keluar untuk mengambil makanan dan minuman saja. Selebihnya ia habiskan waktunya dikamar meratapi nasibnya.
Tapi Jimin disadarkan oleh sebuah mimpi. Didalam mimpinya itu ayahnya berkata agar ia tak berlarut-larut dalam kesedihan dan melanjutkan hidupnya. Karena meratapi nasib seperti ini tidak akan mengembalikan orangtuanya lagi.
Jimin pun mulai bangkit dan bertekad akan melanjutkan hidupnya. Ia mandi dan segera bersiap-siap untuk ke sekolah.
Ia kemuar dari kamarnya dan berniat kedapur untuk sarapan bersama hyungdeul.
"Pasti mereka senang aku sudah bangkit dan tak meratapinya lagi" gumam Jimin. Namun Jimin ingin menarik kata-katanya lagi karena di meja makan itu tak ada siapapun. Padahal biasanya jam segini mereka sudah berkumpul.
Dia pun pergi kedapur siapa tau Seokjin sedang memasak. Namun yang ia dapati hanya para asisten rumah tangga nya yang sibuk bekerja.
"Ahjumma, dimana hyungdeul?" Tanya Jimin pada salah satu asisten rumah tangga itu.
"Mereka ada dikamarnya biasanya jam sembilan mereka akan menggambil makanan didapur kemudian masuk lagi,sama seperti mu tuan muda"
Penjelasan tersebut membuat Jimin kaget. Ia kira selama ini hanya dia saja yang melakukanya namun hyungdeul juga.
"Ahjumma,apa saja yang mereka lakukan sebulan ini?" Tanya Jimin lagi.
"Mau kuceritakan satu-satu tuan muda? Ceritanya panjang" jawab ahjumma itu.
"Emm aku sudah telat,nanti siang saja ya ahjumma aku pamit dulu" kemudian Jimin bergegas kesekolahnya. Ia terpaksa naik bus karena tak mendapati satupun hyung nya keluar dari kamar.
Sepulang sekolah Jimin menunggu di halte bus dekat sekolahnya. Saat sedang menunggu ia melihat seseorang yang dia rasa dia mengenalnya. Ternyata benar orang itu adalah Hoseok. Namun yang membuat Jimin heran penampilan hyung nya yang satu ini jauh berbeda dari dulu. Jimin jadi prihatin melihatnya.
"Hoseok hyung!" Panggil Jimin namun tak mendapat sahutan.
Tak lama setelah itu segerombolan anak-anak nakal datang menghampiri Hoseok dan melemparinya dengan bermacam barang. Jimin yang melihatpun langsung menghampiri Hoseok.
"YA! Pergi kalian dari sini!" Jimin sudah menggepal tanganya bersiap menghajar mereka namun sebelum itu mereka sudah kabur duluan.
"Hyung, kenapa kau seperti ini?" Tanya Jimin melihat keadaan Hoseok yang jauh dari kata rapi atau hampir mendekati seperti orang gila. Baju yang terlihat lusuh ditambah rambut yang acak-acakan dan wajah yang terlihat seperti orang yang habis mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae Jimin
Fanfiction"Hyung kalian berubah!" "kalian tidak seperti dulu lagi!" "aku masih butuh kasih sayang kalian hyung" hanya coretan tangan author