13 tahun kemudian.......
"Aissh kenapa sulit sekali sih?" Keluh Jimin saat tidak bisa mengerjakan pr bahasa ingrisnya sambil berpikir apa yang harus ia lakukan.
"Aha!" Tercetus lah ide dikepalanya. Ia pun beranjak dari meja belajarnya dengan membawa buku pr nya dan kotak pensilnya.
Jimin berlari dari kamarnya kekamar paling ujung yang merupakan kamar Namjoon. Jimin mengetuk pintu itu pelan agar hyung nya yg lain tak terganggu. Namun setelah lima menit lamanya ia mengetuk pintu tak ada jawaban dari dalam. Jimin pun mencoba membuka pintunya siapa tau tidak dikunci. Benar saja,pintunya memang tidak dikunci.
"Pantas saja dia tidak dengar ketukan ku tadi" ucap Jimin saat melihat Namjoon menggunakan headset ditelinganya. Ia pun berniat untuk mengangetkan Namjoon namun saat akan mendekat ia kaget.
"HYUNG! APA ITU YG KAU LIHAT!" Pekik Jimin saat melihat video yang ditonton Namjoon. Namjoon pun refleks membungkam mulut Jimin menggunakan tanganya.
"Shht berisik" bukan jawaban yang diberikanya namun ia malah membungkam mulut si bungsu.
"Ih lepas hyung" ucap Jimin sambil melepas paksa tangan besar milik Namjoon.
"Mau apa kau kesini? Bahkan kau tak ketuk dulu pintunya" Tanya Namjoon.
"Chim 'kan cuma mau minta bantuan. Lagian Hyung nonton video apa sih? Seserius itu sampai tidak dengar Chim mengetuk?" Tanya Jimin dengan polosnya.
"Emm anu ...itu.....pokoknya kau tidak boleh tahu kau masih kecil" ucap Namjoon salah tingkah dan kesempatan itu digunakan Jimin untuk mengambil flasdisk yang Namjoon sambung ke laptopnya.
"HEY BANTED! KEMBALIKAN FLASDISK KU!" Pekik Namjoon.
Flasdisk itu ternyata berisi koleksi video-video terlarang milik Namjoon.
"Ada syaratnya!" Ucap Jimin dengan liciknya.
"Apa itu?" Tanya Namjoon penuh selidik.
"Kerjakan pr ku!" Perintah Jimin seenaknya sambil memberi Namjoon buku dan kotak pensilnya.
"Ini tidak adil cepat kembalikan!" Perintah Namjoon.
"Kerjakan atau kuberitahu appa dan eomma"
Liciknya kau Jimin
"ANIO!" Teriak Namjoon. Tak berapa lama setelah teriakan itu Seokjin tiba-tiba muncul dengan wajah bantalnya.
"Apanya yang tidak Joonie?" Tanya Seokjin sambil menutup mulutnya yang sedang menguap.
"Namjoon hyung tadi menonton vid..auu" Jimin baru saja akan memberitahu Seokjin rahasia terbesar Namjoon yang ia simpan rapat-rapat namun pinggangnya dicubit oleh Namjoon.
"Menonton apa?" Tanya Seokjin lagi.
"Tidak ada hyung kembalilah tidur ya pasti ngantuk 'kan?" Tanya Namjoon mengalihkan pembicaraan dan diangguki Seokjin kemudian ia hilang dibalik pintu.
"Hufft hampir saja. Kau! Kembalikan itu!" Perintah Namjoon sambil memelototi Jimin. Bukan menyeramkan justru terlihat imut.
"Kerjakan atau...." Jimin sengaja menggantung ucapanya dan menampilkan senyum liciknya.
"Iya-iya cepat kembalikan dulu" jawab Namjoon sambil menatap si bungsu datar.
"Untung kau adikku. Kalau bukan sudah kucampakan kau ke sungai Han" batin Namjoon.
Dengan terpaksa Namjoon mengerjakan pr adiknya itu. Jimin pun tersenyum puas dan berencana akan mengancam membongkar rahasia Namjoon jika ia tak menuruti keinginanya.
Laknatnya kau chim
Keesokanya.....
Keluarga itu sarapan seperti biasa.
Terdengar bunyi piring yg cukup berisik karena yang sarapan disana berjumlah sembilan orang yaitu Tn. Park dan Ny. Park plus ketujuh anak-anak mereka yang tampan.Jimin duduk dikursinya yang memang tepat bersebelahan dengan Namjoon. Sengaja diposisikan di barisan hyung line karena jika ia duduk bersama Taehyung dan Jungkook dapat kalian bayangkan apa yang terjadi.
"Hyung nanti kerjakan lagi ya" perintah Jimin seenaknya.
"Enak saja kau kerjakan sendiri"
"Kerjakan atau rahasia mu kubongkar" Jimin mulai lagi.
"Aisssh beritahu saja kau tak punya bukti"
"Appa,eomma Namjoon hyung semalam....auuuu sakit hyung"
"Apa?" Tanya mereka berlima serentak.
"Semalam aku membantunya mengerjakan pr" timpal Namjoon.
"Oh hanya itu?" Tanya Tn. Park.
"Tidak semalam ia menonton..."
"Ayo Chim nanti kita telat" Namjoon menarik Jimin.
"Tumben kau mau mengantarnya Joonie?" Tanya Seokjin heran dengan sikap Namjoon yang aneh.
"Tidak apa sekali-sekali" ucap Namjoon beralasan.
Tak butuh waktu lama Jimin sampai disekolahnya. Ia pun pamit dengan Namjoon. Kemudian berlari ke gerbang sekolah.
Jam pertama berjalan lancar. Guru sedang menjelaskan pelajaran Matematika yang membuat Jimin bosan dan mengantuk ditambah lagi semalam ia bergadang hanya untuk bermain game online.
Tapi tiba-tiba datang seorang guru dan berbicara pada guru maematika yang sedang mengajar itu.
"Jimin ada yang menjemput kamu. Pulanglah dulu" kata guru maematika itu. Jimin pun menurut dan keluar kelas. Dilihatnya ada bawahan ayahnya yang ternyata menjemputnya.
"Ahjussi kenapa menjemputku?" Tanya Jimin yang sudah cukup kenal dengan bawahan ayahnya ini.
"Ada kepentingan nanti kau akan tau ayo ikut dulu" ajaknya kemudian Jimin hanya menurut.
Jimin bingung kenapa ia dibawa kerumah sakit oleh paman ini. Jadi ia bertanya. "Siapa yang sakit?" Tanya Jimin.
"Lihat saja nanti" jawabnya singkat.
Jimin dibuat tambah heran saat melihat hyungdeul ada disana dengan wajah sendu.
"Ada apa ini?" Tanya Jimin menagih penjelasan.
"Nak, kau harus kuat ya" ucap paman tadi.
"Kenapa?"
"Ayah dan ibumu....meninggal karena kecelakaan. Mereka tak sempat diselamatkan karena mereka sudah meninggal di tempat"
Jimin yang mendengar penjelasan itu langsung shock. Airmata nya jatuh begitu saja di pipi tembam nya.
"Tidak mungkin ahjussi tidak mungkin!" Pekik Jimin tak percaya. Rasanya baru tadi pagi ia sarapan bersama ayahnya namun sekarang?
"Aku ingin melihat mereka aku tak percaya!" Ucap Jimin kemudian ia langsung masuk ke ruang ICU itu dan melihat kedua orangtua nya sudah ditutupi dengan selimut dari kaki hingga kepala.
Jimin membuka selimut itu dan melihat wajah damai kedua orangtuanya yang terbujur kaku dihadapanya.
"EOMMA! APPA! BANGUN JANGAN TINGGALKAN CHIM! CHIM MASIH BUTUH KALIAN!" Teriak Jimin yang membuat dokter-dokter disana menatapnya iba.
Salah seorang dokter mendekatinya dan menepuk pundaknya.
"Nak,kau harus kuat ini takdir mu" nasehat dokter itu tapi air mata nya semakin deras.
"Hiks....hikss....hiks... aku ingin eomma appa hiks...hiks..." Jimin menangis tersedu-sedu menatap jenazah orangtuanya.
Mian kalo ada typo. Makasih udah baca. Kalo suka di vote tapi kalo gk gapapa. Udah ada yang baca aja bersyukur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae Jimin
Fiksi Penggemar"Hyung kalian berubah!" "kalian tidak seperti dulu lagi!" "aku masih butuh kasih sayang kalian hyung" hanya coretan tangan author