Kembali Pada Tabiat (buruk) Itu

42 7 2
                                    

Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku.
Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.

~Tere Liye~

****

Seperti kebanyakan orang yang ditinggalkan, aku bersedih. Seperti kebanyakan orang yang ditinggalkan, aku menangis.

Kala itu, saat aku tahu pacarku sudah tiada, awan gelap datang menghampiri hari-hariku, dan kemudian hujan turun dari mataku.

Aku ingin berhenti menangisi kenyataan ini. Aku ingin berhenti bersedih. Tapi, aku tak bisa. Aku tak tahu caranya.

Aku benci waktu. Kuat sekali dia memutarkan emosi seseorang, dari yang bahagia, sekejap bisa langsung nelangsa.

Tapi, aku juga harus berterimakasih pada waktu. Karena kekuatannya itu, aku mulai bisa lupa akan rasa sakit yang kala itu aku pikir akan membuatku berhenti tertawa. Aku mulai bisa melupakan semua pilu yang menyayat bagai sembilu. Dan aku mulai bisa kembali tersenyum.

Terima kasih waktu, terima kasih dan fuck you!

Terima kasih telah membuatku kembali menjadi diriku yang menyenangkan. Dan fuck you untuk kesedihan yang dulu kau berikan.

-Aska Sastratama.

****

Hari berlalu berganti minggu. Bulan beranjak menyulam tahun. Tak terasa sudah dua tahun sejak kematian (mantan) pacarku. Tidak seperti dua tahun yang lalu, setiap aku mengingatnya, aku pasti bersedih. Hari ini tepat pada saat dia pergi, aku duduk di dalam kamarku dan menulis surat itu dengan tersenyum. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi air mata. Aku sadar, kenangan pahit itu bukan untuk dilupakan ataupun dibenci. Melainkan untuk kita peluk dengan sudut pandang yang tidak menyakitkan.

Berbagai hal telah aku lewati semenjak kepergiannya. Walau lebih banyak hal yang menyedihkan, aku tetap menikmatinya.

Aku sering naik gunung. Selain untuk menyalurkan hobi, tujuanku naik gunung, adalah untuk menghilangkan kesedihan itu. Di atas sana aku sering merenung, tentang hidup, tentang mati, dan juga tentang kematiannya.

Aku sering berpikir, kenapa setiap aku jatuh cinta dan pacaran, harus berakhir dengan luka? Padahal kita berdua saling menyayangi. Lebih dari itu kita berdua saling mencintai. Kita berdua cocok. Setiap aku berpacaran, aku pasti merasa cocok.

Tapi kenapa harus selalu berpisah? Padahal kita sudah merasa cocok.

Kemudian aku sadar, bahwa yang cocok belum tentu berjodoh.

Aku bingung apa itu cinta? Mungkinkah definisi dari sebuah kata cinta itu adalah keadaan dimana merasa menjadi orang yang paling bahagia saat berpacaran, untuk kemudian menjadi orang paling menyedihkan saat berhenti berpacaran. Atau apakah arti sebenarnya?

Aku pernah bertanya pada Caca—panggilan Annisa Aqmarina—apa definisi cinta menurutnya?

Kemuadian dia menjawab, "Menurutku cinta itu adalah kamu. Jika kamu tak ada, aku takkan merasakan cinta."

Jadi, sebenarnya cinta itu apa?

Aku pernah membaca definisi cinta menurut Fiersa Besari di bukunya yang berjudul Garis Waktu. Dan menurut Bung, cinta itu adalah reaksi kimia; sebuah efek yang ditimbulkan oleh feromon, endorphin, dan serotonin, yang kelak mungkin saja menghilang.

RESTU SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang